1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hepatitis autoimun muncul karena sel imun menyerang sel hati yang sehat
Hepatitis autoimun adalah kondisi peradangan pada hati yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang menyerang sel-sel hati.
Sistem imun atau kekebalan tubuh bertugas melindungi manusia dari masuknya benda asing, sel-sel (termasuk kuman, bakteri, virus), dan jaringan asing dengan menghasilkan respons imun. Sistem ini dibentuk oleh berbagai macam sel, jaringan, dan organ yang saling berkoordinasi.
Ketika sistem imun mulai menyerang sel-sel yang sehat, akan terjadi kondisi yang disebut penyakit autoimun. Apabila yang diserang adalah sel-sel hati sehingga menimbulkan peradangan atau inflamasi, kondisi ini dinamakan hepatitis autoimun.
Penyakit hepatitis autoimun bisa bertambah parah jika tidak diobati dengan tepat. Kondisi ini bahkan bisa menyebabkan sirosis atau gagal hati. Pada kasus yang parah, transplantasi hati mungkin diperlukan untuk mengatasinya.
Hepatitis Autoimun | |
---|---|
Dokter spesialis | Dokter Penyakit Dalam |
Gejala | Jaundice, kelelahan, sakit perut, |
Faktor risiko | Wanita, infeksi, riwayat hepatitis |
Metode diagnosis | Tes darah, biopsi |
Pengobatan | Obat-obatan, transplantasi hati |
Obat | Prednisone, budesonide, azathioprine |
Komplikasi | Sirosis, gagal hati |
Kapan harus ke dokter? | Mengalami gejala hepatitis autoimun |
Gejala hepatitis autoimun bisa bervariasi pada tiap penderita, baik dalam jenis gejala maupun waktu kemunculannya. Namun secara umum, keluhannya bisa berupa:
Pada hepatitis autoimun yang telah memicu pembentukan jaringan parut dan sirosis, dapat muncul gejala lain berupa gatal, memar, perdarahan yang sulit dihentikan, perut bengkak karena penumpukan cairan, pergelangan kaki membengkak, dan kebingungan.
Sesuai namanya, penyebab hepatitis autoimun adalah gangguan pada sistem imun. Masalah ini memicu sistem imun yang menyerang sel-sel dan organ hati yang sebenarnya sehat.
Serangan sistem imun ini kemudian menimbulkan peradangan kronis dan kerusakan yang serius pada sel-sel hati.
Penyebab pasti dari hepatitis autoimun belum diketahui hingga kini. Namun ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risikonya. Faktor-faktor risiko ini antara lain:
Untuk membantu dalam memastikan diagnosis hepatitis autoimun, dokter akan melakukan langkah-langkah di bawah ini:
Dokter akan menanyakan gejala, kebiasaan (gaya hidup), serta riwayat medis pasien.
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik pada pasien untuk mencari tanda-tanda hepatitis autoimun.
Tes darah bertujuan mendeteksi ada tidaknya autoantibodi, yang membedakan hepatitis autoimun dari jenis hepatitis lain atau penyakit dengan gejala serupa.
Pengambilan sampel jaringan dari hati (biopsi hati) dilakukan untuk memastikan diagnosis hepatitis autoimun sekaligus menentukan tingkat keparahan kerusakan hati yang terjadi.
Advertisement
Cara mengobati hepatitis autoimun akan tergantung pada usia pasien dan tingkat keparahan penyakit ini. Tujuan utama penanganan ini adalah memperlambat atau menghentikan sistem imun menyerang hati.
Dokter bisa menganjurkan beberapa langkah penanganan hepatitis autoimun berikut:
Dokter dapat meresepkan obat-obatan tertentu agar sistem kekebalan tubuh tidak lagi menyerang hati pasien. Contohnya, prednisone, budesonide, dan azathioprine.
Namun perlu diingat bahwa penggunaan prednisone jangka panjang dapat menyebabkan sejumlah efek samping. Misalnya, diabetes, osteoporosis, osteonecrosis, hipertensi, katarak, glaukoma, dan kenaikan berat badan.
Oleh karena itu, dokter akan melakukan proses tapering-off. Tapering-off adalah proses menurunkan dosis prednisone secara perlahan-lahan untuk mencapai tujuan pengobatan dan menghindari efek samping.
Ada kalanya pemakaian obat-obatan tidak berhasil untuk menghambat perkembangan hepatitis autoimun. Akibatnya, pasien akan mengalami pemburukan kondisi hingga sirosis hati.
Sirosis hati hanya bisa ditangani dengan menjalani operasi, yakni transplantasi hati.
Bila terus dibiarkan dan tidak ditangani dengan benar, hepatitis autoimun bisa menyebabkan komplikasi berupa:
Karena penyebabnya belum diketahui secara pasti, cara mencegah hepatitis autoimun juga tidak tersedia. Namun, Anda dapat mengurangi risiko penyakit ini dengan cara:
Berkonsultasilah dengan dokter apabila mengalami gejala hepatitis autoimun, seringan apapun keluhan yang Anda rasakan.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis hepatitis autoimun agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved