14 Sep 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko henti jantung.
Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Henti jantung ini termasuk kondisi yang mengancam nyawa.
Cardiac arrest paling sering terjadi pada laki-laki berusia 30 hingga pertengahan 40-an. Di Indonesia, 50% penyebab kematian pada masalah jantung umumnya terjadi karena henti jantung.
Mengutip British Heart Foundation, walaupun terkesan mirip, henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Namun, keduanya saling berkaitan.
Penyebab utama henti jantung adalah irama jantung tidak teratur (aritmia). Ini terjadi akibat sistem listrik jantung tidak berfungsi dengan baik. Walaupun terkadang, penyebabnya tidak diketahui.
Sebagian besar kasus henti jantung mendadak terjadi tanpa gejala dan tiba-tiba.
Beberapa gejala henti jantung yang mungkin terjadi, meliputi:
Apabila melihat seseorang mengalami berbagai gejala di atas, segera telepon ambulans dan berikan pertolongan pertama henti jantung.
Henti jantung adalah kondisi darurat sehingga penting untuk melakukan pertolongan pertama. Melakukan prosedur CPR dapat membantu mencegah kematian.
Setelah mendapatkan pertolongan pertama, dokter akan meresepkan obat medis untuk membantu mengelola gejala. Lalu, jika dibutuhkan dokter juga akan merekomendasikan tindakan pembedahan.
Seseorang bisa mencegah henti jantung dengan menjaga kesehatan jantung, seperti:
Advertisement
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved