Hematoma Epidural

Pengertian Hematoma Epidural
Penyakit hematoma epidural atau yang biasa disebut sebagai extradural hematoma merupakan perdarahan yang terjadi pada bagian antara tengkorak kepala dan lapisan selaput pelindung otak yang disebut dura.
Gejala
Gejala hematoma epidural tergantung dari tingkat keparahannya. Seorang penderita epidural hematoma dapat mengalami gejala dalam kurun waktu beberapa menit sampai beberapa jam setelah seseorang mengalami luka atau kecelakaan yang melibatkan trauma kepala. Secara umum gejala-gejala yang muncul pada penderita hematoma epidural adalah:
- Linglung atau gangguan orientasi
- Perasaan mengantuk atau gangguan kesadaran
- Pupil salah satu mata membesar
- Sakit kepala
- Hilangnya kesadaran, lalu kejang, dilanjutkan dengan kehilangan kesadaran kembali.
- Mual dan muntah
- Kelemahan tungkai pada sisi tertentu, biasanya kebalikan dari bagian pupil mata yang membesar.
- Sesak napas atau pola napas yang berubah
Penyebab
Penyebab hematoma epidural secara umum adalah luka atau trauma di bagian kepala, seperti pada kecelakaan dan benturan yang mengenai kepala pada kecelakaan kendaraan bermotor, olahraga, atau terjatuh. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hematoma epidural antara lain:
- Usia tua, terlebih jika anda mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin. Meski hanya cedera kepala ringan dapat menyebabkan seseorang yang sudah lanjut usia terkena hematoma.
- Kesulitan berjalan hingga rentan jatuh
- Pernah mengalami trauma kepala sebelumnya
- Mengonsumsi alkohol, karena dapat meningkatkan risiko kecelakaan atau jatuh
- Tidak memakai helm atau sabuk pengaman saat berkendara
Diagnosis
Saat dokter mendiagnosis Anda terkena hematoma epidural, maka biasanya dokter akan melakukan beberapa macam tes seperti:
- Pemeriksaan neurologis (saraf)
- CT scan atau MRI untuk meninjau tengkorak kepala dan jaringan-jaringan halus yang ada di kepala.
- Electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik yang dilakukan otak.
Pengobatan
Pengobatan bagi penderita hematoma epidural beragam dan sangat bergantung pada seberapa berat kondisi dan gejala yang dialami seseorang, termasuk adanya cedera di bagian tubuh yang lain atau penyakit penyerta. Secara umum, dokter dapat mengarahkan untuk menjalani prosedur pengobatan yang diantaranya adalah:
- Pada mayoritas penderita epidural hematoma, dokter akan merekomendasikan tindakan operasi yang disebut kraniotomi dengan cara membuka bagian tengkorak kepala agar perdarahan dapat dibersihkan dan diatasi, sehingga tekanan yang mengenai dalam tengkorak akan berkurang.
- Sebelum melakukan prosedur operasi, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan agen hiperosmosis (manitol, gliserol dan saline hipertonis) untuk mengurangi pembengkakan otak.
- Terapi rehabilitasi. Dokter juga dapat menyarankan untuk melakukan prosedur agar penderita hematoma epidural mampu mengatasi kesulitan yang ditimbulkan akibat cedera.
Pencegahan
Hematoma epidural biasanya diakibatkan oleh kecelakaan atau cedera yang mengenai kepala. Meskipun kecelakaan dan luka tidak selalu dapat dihindari, namun anda dapat mengurangi risikonya dengan cara-cara seperti:
- Pakai sabuk keselamatan saat mengendarai kendaraan bermotor.
- Pakai helm saat mengendarai sepeda, sepeda motor, saat berolahraga atau kegiatan-kegiatan yang berisiko menimbulkan cedera kepala.
- Buat rumah dan lingkungan kerja anda dalam kondisi yang baik agar terhindar dari benturan dan meminimalisir risiko terjatuh.
Kapan harus berkonsultasi dengan dokter
Hematoma epidural dapat dirawat dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun, anda harus segera menemui dokter jika anda atau orang di dekat Anda mengalami gejala-gejala seperti:
- Kehilangan kesadaran tiba-tiba
- Pusing atau sakit kepala yang berkepanjangan
- Mengalami kesulitan penglihatan, sulit bernafas, letih dan sulit fokus terutama setelah anda mengalami kecelakaan atau cedera.
Drugs. https://www.drugs.com/cg/intracranial-hematoma.html
Diakses pada 9 Januari 2019
Healthline. https://www.healthline.com/health/epidural-hematoma#symptoms
Diakses pada 9 Januari 2019
Mayo Clinic . https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/intracranial-hematoma/symptoms-causes/syc-20356145
Diakses pada 9 Januari 2019
MedlinePlus . https://medlineplus.gov/ency/article/001412.htm
Diakses pada 9 Januari 2019
Dokter Terkait
Artikel Terkait
-
Normalkah Perdarahan Post Partum Selama Masa Nifas?
Perdarahan postpartum pada masa nifas dialami semua wanita melahirkan. Perdarahan ini disebabkan oleh meluruhnya dinding rahim, dan proses pemulihannya. -
Tidak Cuma dari Darah, Gejala Hemofilia juga Bisa Dikenali dari Kondisi Ini
Tahukah Anda? perdarahan sulit berhenti bukanlah satu-satunya gejala khas dari hemofilia. Kondisi lain seperti memar serta nyeri sendi pun ternyata bisa menandakan terjadinya kelainan pembekuan darah ini. -
Memar Tanpa Sebab? Bisa Jadi Adanya Penyakit von Willebrand
Setiap orang pernah mengalami memar. Memar tanpa sebab perlu diwaspadai karena mengindikasikan penyakit-penyakit tertentu. Ketika mengalami memar tanpa sebab, mungkin di paha, lengan atau bagian tubuh lainnya, biasanya ada lebam berwarna biru keunguan atau kehijauan. Ada mitos yang mengatakan bahwa itu adalah tanda “dijilat” atau “digigit” setan. Tentunya anggapan ini tidak benar.
Newsletter Sign Up
Keep yourself updated with the latest trend in healthy lifestyle. Sign up for free!