1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Glomerulonefritis adalah penyakit radang di glomerulus yang ada pada ginjal.
Glomerulonefritis adalah peradangan glomerulus, yang merupakan struktur pada ginjal yang terdiri dari pembuluh darah kecil. Struktur ini membantu menyaring darah dan membuang cairan berlebih. Jika glomerulus rusak, ginjal akan berhenti berfungsi dengan baik dan terjadi gagal ginjal.
Hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang justru menyerang jaringan tubuh yang sehat. Glomerulonefritis (GN) atau yang kadang dikenal dengan nefritis merupakan salah satu jenis penyakit serius, jika tidak ditangani dengan segera dapat mengancam jiwa.
Glomerulonefritis dapat bersifat akut atau mendadak dan dan kronis atau jangka waktu yang lama. Kondisi ini dahulu disebut dengan Bright’s disease. Glomerulonefritis kadang tidak menimbulkan gejala apapun.
Tanda dan gejala glomerulonefritis yang berat adalah adanya darah dalam urine merupakan gejala glomerulonefritis yang berat. Urine dapat berbusa jika mengandung sejumlah besar protein. Hal ini dapat didiagnosis melalui tes uji sampel urine.
Selain itu, tanda dan gejala glomerulonefritis bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.
Pada glomerulonefritis akut, gejala awal yang terjadi adalah:
Glomerulonefritis kronis sering tidak bergejala dalam perkembangannya. Gejala awal dari glomerulonefritis kronis, diantaranya adalah:
Penyebab glomerulonefritis bergantung pada apakah itu akut atau kronis. Glomerulonefritis seringkali disebabkan karena terdapat gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Glomerulonefritis akut dapat terjadi akibat respons terhadap infeksi seperti radang tenggorokan atau abses gigi. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap infeksi.
Glomerulonefritis jenis ini dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, jika tidak berangsur membaik, diperlukan pengobatan segera untuk mencegah kerusakan jangka panjang pada ginjal.
Bentuk kronis glomerulonefritis dapat berkembang selama beberapa tahun tanpa gejala apapun atau hanya terdapat sedikit gejala. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal dan akhirnya menyebabkan gagal ginjal. Glomerulonefritis kronis tidak selalu memiliki penyebab yang jelas.
Penyakit genetik dapat menyebabkan glomerulonefritis. Hereditary Nephritis terjadi pada laki–laki muda dengan pendengaran serta penglihatan yang buruk. Penyebab lain yang mungkin termasuk, diantaranya adalah:
Selain itu, dengan memiliki bentuk akut glomerulonefritis dapat menyebabkan penyakit berkembang menjadi glomerulonefritis kronis di kemudian hari.
Glomerulonefritis poststreptokokus (GN) adalah kelainan ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus. Infeksi ini tidak terjadi di ginjal, tetapi di bagian tubuh lain, seperti kulit atau tenggorokan.
Faktor risiko yang dapat memicu glomerulonefritis, yaitu:
Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid yang berat, seperti ibuprofen dan naproxen juga dapat meningkatkan risiko terkena glomerulonefritis.
Diagnosis glomerulonefritis dilakukan dengan cara melakukan tes urinalisis. Darah dan protein dalam urine adalah penanda penting untuk penyakit glomerulonefritis. Pemeriksaan fisik rutin untuk kondisi lain juga dapat mengarah pada penemuan glomerulonefritis.
Selain itu, diagnosis glomerulonefritis juga bisa dilakukan dengan melakukan beberapa tes berikut ini:
Tes urine lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memeriksa tanda-tanda penting kesehatan ginjal, seperti:
Tes darah berguna untuk membatu dokter mengidentifikasi:
Tes darah berguna untuk membantu dokter memeriksa:
Hasil dari pemeriksaan ini dapat menunjukkan sistem kekebalan tubuh yang merusak ginjal.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sedikit sampel dari jaringan ginjal untuk diperiksa di laboratorium.
Tes lain yang dapat dilakukan dokter, diantaranya adalah:
Advertisement
Cara mengobati glomerulonefritis tergantung pada jenis glomerulonefritis yang dialami dan penyebabnya.
Glomerulonefritis akut dan ringan biasanya tidak selalu memerlukan pengobatan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Dalam kasus ringan, dokter akan memberikan saran diet, seperti mengurangi makanan yang banyak mengandung garam, mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung jumlah potasium yang tinggi, serta mengurangi asupan cairan.
Dengan melakukan perubahan ini, dapat membantu mengontrol tekanan darah dan memastikan jumlah cairan didalam tubuh dapat diregulasi dengan baik.
Merokok dapat menyebabkan penyakit ginjal yang disebabkan oleh glomerulonefritis memburuk dengan cepat.
Glomerulonefritis berat yang disebabkan oleh masalah dengan sistem kekebalan tubuh, terkadang diobati dengan imunosupresan yang berfungsi untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Imunosupresan diantaranya adalah kortikosteroid, siklofosfamid, serta imunosupresan lainnya.
Penderita darah tinggi perlu minum obat yang menurunkan tekanan darah yang membantu mengurangi jumlah protein yang bocor ke dalam urine, seperti angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau angiotensin receptor blockers (ARB).
Jika kondisi disebabkan oleh infeksi virus, dokter akan merekomendasikan obat antiviral, pemberian antibiotik jika disebabkan oleh infeksi bakteri.
Obat yang biasanya digunakan untuk mengobati glomerulonefritis kronis termasuk angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, diuretik, penghambat saluran kalsium, penghambat beta-adrenergik, dan agonis alfa-adrenergik.
Kadar kolesterol tinggi merupakan kondisi yang umum ditemui pada orang dengan glomerulonefritis.
Dokter akan merekomendasikan obat untuk mengurangi kolesterol dan membantu melindungi komplikasi penyakit lain seperti penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah. Obat golongan statin adalah obat yang paling sering digunakan.
Plasma merupakan cairan yang merupakan bagian dari darah, dan mengandung protein, seperti antibodi yang menyebabkan ginjal meradang. Pertukaran plasma melibatkan menyingkirkan sebagian plasma dari dalam darah.
Plasma tersebut dipisahkan dan dikeluarkan dari darah. Lalu substitusi plasma ditambahkan kedalam darah sebelum dikembalikan kedalam tubuh. Pengobatan ini menggunakan mesin khusus, dan biasanya dilakukan pada kondisi glomerulonefritis berat.
Pengobatan ini dikhususkan untuk kasus-kasus berat yang tidak dapat diperbaiki dengan perawatan lain, Seperti dialisis ginjal dan transplantasi ginjal.
Glomerulonefritis sering menyebabkan tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal lebih lanjut dan masalah kesehatan lainnya.
Penderita darah tinggi perlu minum obat yang menurunkan tekanan darah yang membantu mengurangi jumlah protein yang bocor ke dalam urine, seperti ACE inhibitor atau angiotensin receptor blockers (ARB).
Seseorang dengan glomerulonefritis dapat lebih rentan terhadap infeksi, terutama jika memiliki sindrom nefrotik atau penyakit ginjal kronis. Oleh karena itu, sebaiknya melindungi diri terhadap infeksi dengan vaksin flu dan pneumonia.
Jika tidak ditangani dengan optimal, dapat menyebabkan komplikasi glomerulonefritis:
Tidak ada cara yang efektif untuk mencegah sebagian besar bentuk glomerulonefritis. Namun, beberapa langkah di bawah dapat dilakukan:
Temui dokter jika Anda melihat darah dalam urine. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan jika mencurigai adanya glomerulonefritis, seperti:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis glomerulonefritis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved