logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Mata

Glaukoma Kongenital Primer

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Glaukoma kongenital primer adalah glaukoma yang menimpa bayi baru lahir

Glaukoma kongenital primer tidak dapat dicegah karena terjadi atas faktor genetik

Pengertian glaukoma kongenital primer

Glaukoma kongenital primer adalah salah satu jenis glaukoma atau gangguan penglihatan akibat peningkatan tekanan cairan mata pada saraf optik. Kata primer berarti penyakit ini tidak disebabkan oleh penyakit lain, sedangkan kata kongenital berarti penyakit ini terjadi sejak lahir. Maka dari itu, glaukoma kongenital primer adalah jenis glaukoma yang dialami oleh bayi.

Glaukoma kongenital primer ditandai dengan tekanan intraokular dan peregangan sklera (bagian putih mata) sehingga menyebabkan bola mata membesar. Selain itu, kondisi ini juga bisa mengakibatkan gangguan penglihatan.

Dokter umumnya dapat mendeteksi penderita glaukoma kongenital primer saat seorang bayi dilahirkan atau ketika berusia 3-6 bulan. Hanya saja apabila penderita tidak menunjukkan gejala, ada kemungkinan kondisi tersebut baru terdiagnosis saat usia maksimal 3 tahun.

Glaukoma kongenital primer adalah kondisi langka, yang hanya terjadi pada satu dari setiap 10.000 bayi. Meski begitu, glaukoma kongenital primer merupakan kondisi serius yang perlu segera mendapat penanganan.

Pasalnya, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan. Sebaliknya, bila penyakit ini terdeteksi sejak dini dan segera ditangani dengan tepat, 80-90 persen pengidapnya tidak akan mengalami komplikasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala glaukoma kongenital primer

Anak Anda memiliki kemungkinan menderita glaukoma kongenital primer apabila mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Penglihatan terganggu atau sensitif terhadap cahaya (photophobia)
  • Mata berair berlebihan (epiphora)
  • Spasme atau kejang pada kelopak mata (blepharospasm)
  • Mata bayi tampak keruh
  • Mata tampak lebih besar sebelah
  • Mata merah

Gejala-gejala lanjutan di bawah ini dapat dialami penderita apabila glaukoma kongenital primer semakin parah:

  • Bola mata membesar
  • Selaput bening mata menjadi keruh atau berwarna putih keabu-abuan
  • Fungsi penglihatan menurun
  • Lapang pandang mata menjadi lebih sempit, sehingga anak sering tidak melihat sesuatu atau sering menabrak.

Penyebab glaukoma kongenital primer

Di dalam mata sehat, terdapat cairan yang disebut aqueous humor yang berfungsi untuk memberikan nutrisi pada mata dan menjagabentuk bola mata. Cairan tersebut tersirkulasi dalam mata, lalu keluar melalui jaringan trabekula ke aliran darah. Mata akan terus menghasilkan cairan aqueous humor secara konstan untuk menggantikan cairan yang telah keluar.

Pada penderita glaukoma kongenital primer, terdapat kelainan dalam drainase cairan mata, sehingga sirkulasi cairan mata menjadi terganggu. Kondisi ini menyebabkan penumpukan karena mata terus menghasilkan cairan tanpa bisa keluar. Penumpukan cairan ini dapat meningkatkan tekanan dalam bola mata.

Apabila tekanan tersebut senantiasa meningkat, saraf optik mata akan semakin tertekan dan rusak. Bila terus dibiarkan, rusaknya saraf optik dapat menyebabkan kebutaan.

Penyebab di balik gangguan drainase cairan mata saat bayi lahir masih belum diketahui dengan pasti. Pada beberapa kasus, salah satu pemicunya adalah faktor genetik, yakni diturunkan dari orangtua ke anak. Dalam faktor ini,

bayi atau anak dari orangtua yang memiliki riwayat mengalami glaukoma kongenital primer memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa.

Meski demikian, ada juga kondisi yang terjadi secara sporadis, yakni begitu saja tanpa peranan faktor keturunan. Selain itu, bayi dan anak laki-laki lebih berisiko mengalami glaukoma kongenital primer dibandingkan anak perempuan.

Baca juga: Apakah Glaukoma Bisa Disembuhkan? Ketahui Fakta Sebenarnya

Diagnosis glaukoma kongenital primer

Dokter akan memulai pemeriksaaan dengan menanyakan seputar gejala yang dialami oleh anak, riwayat kelahirannya, riwayat tumbuh kembangnya, serta riwayat medis glaukoma atau penyakit mata lainnya dalam keluarga.

Pemeriksaan yang dilakukan tergantung dari usia anak dan tingkat kooperatif anak. Pada bayi, pemeriksaan paling baik dilakukan ketika bayi sedang santai atau mengantuk, seperti setelah bayi menyusu

Untuk memastikan diagnosis glaukoma kongenital primer, pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter umumnya meliputi:

  • Fungsi fiksasi bola mata

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggerakkan benda di depan mata bayi untuk mengevaluasi pergerakan bola matanya dalam mengikuti gerakan benda.

  • Refraksi atau ketajaman penglihatan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi rabun dekat dan mata silinder (astigmatisme). Sebab, pengidap glaukoma kongenital primer juga dapat mengalami rabun jauh akibat peningkatan panjang bola mata dan mata silinder akibat luka atau pembengkakan pada selaput bening mata (kornea)

  • Tonometri

Tonometri merupakan pemeriksaan untuk mengukur tekanan bola mata.

  • Pengukuran diameter kornea

Diameter kornea diukur menggunakan kaliper, sedangkan pengukuran panjang bola mata dilakukan dengan A-scan ultrasound. 

  • Evaluasi jaringan trabekula

Mengevaluasi jaringan trabekula secara langsung dapat dilakukan dengan gonioskopi. Pada pemeriksaan ini, anak akan diminta menggunakan lensa kontak khusus. Dokter lalu menilai kondisi sudut jaringan trabekula: terbuka, sempit, atau tertutup. 

  • Oftalmoskopi

Oftalmoskopi berfungsi untuk memeriksa kondisi saraf mata. Dokter akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil mata agar nantinya dapat melihat saraf mata dengan lebih baik. 

Pemeriksaan mata umumnya dilakukan di klinik mata. Hanya saja, dokter mata biasanya melakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih komprehensif. Pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan jika anak kooperatif.

Tidak jarang dokter perlu melakukan pemeriksaan mata anak yang menyeluruh di ruang operasi menggunakan bius umum. Langkah ini juga bisa saja dilakukan bersamaan dengan tindakan operasi tertentu.

Baca juga: Prosedur Pemeriksaan Bayi Baru Lahir, Apa Saja?

Advertisement

Cara mengobati glaukoma kongenital primer

Penanganan glaukoma kongenital primer yang utama adalah melalui operasi. Sebelum tindakan dilakukan, dokter akan menurunkan tekanan dalam bola mata terlebih dahulu menggunakan obat tetes mata.

Operasi yang paling sering dilakukan untuk menangani glaukoma kongenital primer adalah goniotomi. Hanya saja, bila kornea terlalu berkabut atau keruh, tindakan trabekulektomi akan menjadi pilihan.

Pada kedua operasi tersebut, dokter mata akan membuat sayatan kecil di jaringan trabekula. Langkah ini bertujuan untuk menghilangkan sumbatan cairan mata. 

Goniotomi dan trabekulektomi sama-sama memiliki angka keberhasilan yang besar, yaitu 80 persen. 

Meskipun demikian, kontrol rutin ke dokter mata setelah operasi tetap penting untuk mendeteksi komplikasi serius. Komplikasi yang terjadi bisa meliputi:

  • Penumpukan darah di bilik depan mata (hifema)
  • Infeksi
  • Kerusakan lensa
  • Peradangan pada uvea mata (uveitis
  • Pembengkakan bagian dalam mata
  • Tekanan dalam mata yang terlalu rendah

Baca jawaban dokter: Pertolongan Pertama Pada Mata Kiri Anak yang Bengkak, Seperti Apa?

Cara mencegah glaukoma kongenital primer

Glaukoma kongenital primer tidak dapat dicegah karena sebagian besar penyebabnya adalah faktor genetik. Namun Anda dapat menghindari komplikasi yang lebih serius bagi penglihatan anak dengan mendeteksinya sejak dini, sehingga bisa segera mendapatkan penanganan.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segeralah bawa anak ke dokter mata bila ia menunjukkan gejala-gejala glaukoma maupun gangguan penglihatan yang mencurigakan. Ada baiknya berkonsultasi dengan dokter juga jika ada riwayat glaukoma kongenital primer dalam keluarga.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang muncul.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah atau sedang terjadi,demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang pernah dikonsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:

  • Apa saja gejala yang dialami?
  • Sejak kapan gejala tersebut muncul?
  • Bagaimana riwayat tumbuh kembang penderita? Apakah sesuai dengan anak seusianya?
  • Apakah terdapat riwayat glaukoma atau penyakit mata lain dalam keluarga?
  • Apa penderita pernah menjalani pengobatan? Bila iya, apa penanganan yang sudah diperoleh dan bagaimana efektivitasnya?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk memastikan diagnosis glaukoma kongenital primer. Dengan ini, pengobatan yang sesuai pun bisa diberikan.

Advertisement

glaukomapenyakit matagangguan matapenyakit genetik

Bagikan

Dokter Terkait

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved