1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
ASD dapat terjadi jika seseorang mengalami, menyaksikan atau menghadapi suatu kejadian traumatis.
Acute Stress Disorder (ASD) atau gangguan stres akut adalah suatu gangguan mental yang dipicu oleh peristiwa-peristiwa traumatis yang pernah dihadapkan, dialami atau disaksikan. ASD biasanya terjadi dalam satu bulan setelah peristiwa traumatis serta berlangsung paling tidak selama tiga hari dan dapat bertahan sampai dengan satu bulan. Gejala yang ditimbulkan oleh gangguan ini serupa dengan gejala yang dialami oleh individu yang menderita Posttraumatic Stress Disorders (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma.
ASD dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan Anda dan membuat Anda merasa kesulitan untuk bercerita tentang peristiwa traumatis yang dialami. Jika gejala-gejala ASD tetap bertahan selama lebih dari satu bulan, maka ASD dapat berkembang menjadi PTSD.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5) yang menjadi panduan untuk Asosiasi Psikiater Amerika (American Psychiatrist Association), terdapat lima kriteria yang harus terpenuhi untuk mendiagnosis sesorang mengalami ASD atau tidak, yaitu:
Kriteria Pertama
Pemaparan terhadap ancaman kematian atau kematian, cedera yang serius, atau pelecehan seksual melalui satu atau lebih cara-cara berikut ini:
Kriteria Kedua
Terdapat setidaknya sembilan dari 14 gejala dari lima kategori (gangguan, suasana hati negatif, disosiasi, penghindaran, dan stimulasi tubuh (arousal)) yang muncul atau menjadi lebih buruk setelah kejadian-kejadian traumatis telah terjadi.
Kriteria Ketiga
Durasi dari gejala-gejala yang dialami ada dalam rentang tiga hari sampai satu bulan setelah pemaparan kejadian-kejadian traumatis. Namun, gejala-gejala yang dialami mungkin dapat langsung dirasakan setelah kejadian traumatis terjadi dan gejala-gejala tersebut harus tetap ada setidaknya tiga hari.
Kriteria Keempat
Gejala-gejala yang dialami menyebabkan gangguan yang signifikan pada kehidupan sosial, pekerjaan, maupun aspek-aspek kehidupan individu yang penting lainnya.
Kriteria Kelima
Gejala-gejala yang dialami tidak dapat dikaitkan dengan efek fisiologis dari suatu zat-zat tertentu (contoh, obat-obatan atau alkohol) ataupun kondisi medis tertentu (contoh, cedera otak yang traumatis), serta tidak diakibatkan oleh gangguan psikosis singkat (brief psychotic disorder).
Acute Stress Disorder dapat terjadi jika seseorang mengalami, menyaksikan atau menghadapi suatu kejadian traumatis. Peristiwa tersebut menciptakan perasaan putus asa, ketakutan atau rasa ngeri yang intens.
Peristiwa traumatis yang dapat memicu terjadinya ASD antara lain kematian, ancaman kematian, cedera serius, dan cacat tubuh pada diri sendiri maupun orang lain. Beberapa faktor lain yang juga berperan meningkatkan risiko terjadinya ASD adalah:
Untuk mendiagnosis ASD pada penderita, dokter dan ahli kesehatan mental lainnya biasanya menanyakan beberapa pertanyaan seputar gejala atau kejadian traumatis yang dialami. Pertanyaan tersebut juga berguna untuk menyingkirkan kemungkinan lain, seperti penyalahgunaan obat, efek samping dari pengobatan tertentu, kondisi medis, atau gangguan mental lainnya. Selain itu, dokter dan ahli kesehatan mental lainnya menggunakan diagnosis dari panduan DSM-5 untuk menilai apakah individu memang mengalami ASD.
Banyak ASD pada pasien yang akhirnya berkembang menjadi PTSD. Gejala PTSD berlangsung lebih dari satu bulan yang dapat mengakibatkan stres yang berat dan kesulitan untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penanganan khusus diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya PTSD.
Advertisement
Untuk mengobati gangguan stres akut, dokter biasanya menyarankan satu atau beberapa metode, seperti:
Jika Anda mengalami ASD, akan sangat membantu jika Anda dapat menceritakan pengalaman traumatis Anda kepada orang-orang terdekat Anda atau Anda bisa mengikuti komunitas-komunitas yang terdiri dari orang-orang yang mengalami hal yang serupa dengan Anda.
Jika orang-orang terdekat Anda mengalami ASD, Anda dapat membantu penderita dengan melakukan beberapa hal ini:
Peristiwa atau kejadian traumatis bukanlah suatu kejadian yang dapat diprediksi. Peristiwa-peristiwa ini dapat terjadi di berbagai lokasi dan waktu, serta dialami banyak orang. Oleh sebab itu, tidak ada pencegahan yang dapat dilakukan untuk gangguan stress akut atau ASD.
Mendapatkan penanganan segera setelah mengalami peristiwa traumatis dapat membantu mengurangi kemungkinan individu terkena ASD. Penting bagi seorang pekerja yang berisiko tinggi mengalami peristiwa traumatis (contoh, tentara) untuk menjalani simulasi dan konseling yang berguna untuk mengurangi risiko pekerja mengalami ASD maupun PTSD saat terpapar peristiwa traumatis.
Jika Anda atau orang-orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala tersebut setelah mengalami kejadian-kejadian traumatis atau memiliki pemikiran atau melakukan percobaan bunuh diri, segeralah berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental lainnya.
Sebelum berkonsultasi dengan dokter dan ahli kesehatan mental lainnya, Anda dapat membuat daftar gejala-gejala yang Anda rasakan, riwayat kesehatan medis dan mental, serta daftar obat-obatan ataupun zat-zat yang dikonsumsi. Anda juga dapat menanyakan pertanyaan kepada dokter dan ahli kesehatan mental lainnya, seperti:
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved