1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Autisme bisa ditandai dengan sulit berinteraksi dan gerakan atau pola repetitif
Autism apectrum disorder (ASD) atau autisme adalah kondisi yang berhubungan dengan gangguan perkembangan otak pada bagian interaksi sosial dan komunikasi penderitanya.
ASD mencakup berbagai kondisi, seperti autisme, sindrom Asperger, childhood disintegrative disorder, dan kondisi yang belum dispesifikasi. ASD sudah dapat dideteksi sejak kecil dan dapat memengaruhi kehidupan sosial.
Sebagai contoh, penderita autisme akan sulit bersosialisasi di sekolah maupun tempat kerja. Pada kebanyakan kasus, anak-anak sudah menunjukkan gejala autisme sejak usia satu tahun.
Sementara beberapa anak terlihat normal di tahun pertama kehidupannya dan baru mulai menunjukkan gejala autis pada usia 18-24 bulan.
Terkadang, ada anak yang awalnya berkembang normal, tapi kemudian tiba-tiba menarik diri, menjadi agresif, atau kehilangan kemampuan berbahasa yang telah dipelajari. Pada kasus seperti ini, tanda-tanda ASD biasanya akan muncul saat anak berusia dua tahun.
Tidak semua anak yang menderita autisme, memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Ada juga penderita yang memiliki tingkat kecerdasan rata-rata bahkan di atas rata-rata.
Belum ada obat atau pengobatan untuk gangguan autisme. Tapi perawatan intensif dan sejak dini dapat membantu dan menghasilkan perubahan besar terhadap hidup penderita. Perawatan ini terdiri dari terapi bahasa, terapi okupasi, pendidikan khusus, dan sebagainya.
Secara umum, gejala autisme meliputi:
Perlu diketahui bahwa gangguan yang dialami harus muncul saat masa kanak-kanak dan menganggu kehidupan sehari-hari penderita untuk dapat didiagnosis mengalami autisme. Penderita autisme akan mengalami kesulitan dengan kehidupan sosial dan interaksi dengan orang lain.
Beberapa anak bahkan mengalami kesulitan dengan komunikasi tidak langsung seperti menatap mata lawan bicara, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan gestur.
Mereka mungkin akan menatap mata lawan bicara sebentar dan kemudian menghindari tatapan orang tersebut. Anak dengan autisme tidak tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain dan lebih senang bermain sendirian.
Penderita sulit untuk mengerti emosi dan perasaan orang lain, tidak merespon apabila dipanggil, serta mengalami kesulitan untuk memulai pembicaraan atau menjadi bagian dari pembicaraan itu. Biasanya anak dengan ASD berbicara terlebih dahulu jika anak ingin menamakan suatu benda atau meminta bantuan.
Anak yang menderita autisme juga biasanya tidak berbicara atau memiliki kemampuan berbahasa yang terhambat serta berbicara dengan nada atau ritme yang tidak wajar, misalnya berbicara dengan nada bernyanyi atau monoton seperti robot.
Anak autis juga sering mengulangi kata dan kalimat orang lain dan tidak mengetahui arti atau kegunaannya. Beberapa perilaku yang akan dilakukan oleh anak yang mengalami ASD meliputi:
Sampai sekarang, penyebab autisme belum diketahui. Namun beberapa faktor diduga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya.
Faktor-faktor risiko autisme tersebut meliputi:
Diagnosis gangguan spektrum autisme dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
Berdasarkan diagnostic and statistical manual of mental disorders edisi kelima (DSM-5), penderita ASD harus memiliki kedua ciri berikut ini:
Advertisement
Cara mengobati autisme umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut.
Beberapa pilihan cara mengobati gangguan spektrum autisme yang biasanya disarankan dokter, yaitu:
Obat-obatan biasa diberikan untuk meringankan gejala-gejala ASD saja, beberapa pilihan obat yang diberikan adalah:
Terapi edukasi dilakukan dengan cara mengikuti program edukasi yang sangat terstuktur.
Terapi keluarga bertujuan meningkatkan kemampuan interaksi sosial dan komunikasi anak, menangani perilaku-perilaku anak yang bermasalah, serta mengajarkan kemampuan dasar untuk kehidupan sehari-hari melalui bermain dan berinteraksi.
Terapi ini sangat bergantung pada susunan programnya. Ada program yang lebih fokus pada mengajarkan anak untuk mengurangi perilaku-perilaku yang bermasalah serta mengajarkan kemampuan baru.
Sementara ada pula program lain yang berfokus pada mengajarkan anak untuk berperilaku di situasi-situasi sosial serta berkomunikasi lebih baik.
Salah satu programnya adalah analisis perilaku yang diaplikasikan (applied behavior analysis). Program terapi ini bisa membantu anak untuk mempelajari dan menerapkan kemampuan baru dalam situasi yang berbeda. Terapi ini menggunakan sistem motivasi berdasarkan pada penghargaan.
Terapi yang diberikan tergantung pada kebutuhan anak, jika anak membutuhkan peningkatan pada kemampuan untuk berkomunikasi, terapi berbicara dapat membantu anak. Sementara jika anak ingin diajarkan mengenai aktivitas-aktivitas sehari-hari, anak dapat mengikuti terapi okupasi.
Terapi fisik dapat diberikan jika anak ingin ditingkatkan pergerakan dan keseimbangannya. Anda dapat berdiskusi dengan dokter dan ahli kesehatan mental lainnya mengenai terapi yang tepat untuk anak Anda.
Jika anak mengalami autisme, beberapa hal di bawah ini dapat Anda lakukan:
Jika tidak ditangani dengan benar, gangguan spektrum autisme bisa menyebabkan komplikasi berupa:
Langkah pencegahan gangguan spektrum autisme tidak diketahui hingga saat ini. Pasalnya, penyebabnya juga belum diketahui secara pasti.
Namun Ada bisa mengurangi risiko penyakit ini dengan cara diagnosis sejak dini. Karena hal ini sangat membantu untuk memperbaiki perilaku, kemampuan, dan perkembangan bahasa anak.
Hubungi dokter bila anak Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis autisme agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved