logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Gangguan Makan

1 Jun 2021

| Popy Hervi Putri

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Salah satu contoh gangguan makan adalah kebiasaan makan berlebihan atau terlalu sedikit, seperti anoreksia dan bulimia

Makan berlebihan, terlalu sedikit, atau dimuntahkan kembali adalah contoh gangguan makan

Pengertian gangguan makan

Eating disorder atau gangguan makan adalah gangguan serius terhadap perilaku makan yang dapat memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik, emosi, dan fungsi kehidupan sehari-hari seseorang.

 Seseorang yang mengalaminya biasanya terobsesi dengan bentuk badan dan berat badan yang akhirnya membuat orang tersebut makan terlalu banyak ataupun makan terlalu sedikit.

Bila dibiarkan hal ini dapat memengaruhi kemampuan tubuh Anda untuk mendapatkan nutrisi yang tepat. Sehingga dapat meningkatkan risiko gangguan jantung, sistem pencernaan, tulang, serta gigi dan mulut, serta menyebabkan penyakit lainnya.

Pria maupun wanita dapat mengalami gangguan ini tetapi gangguan ini umumnya dialami oleh gadis berusia 13 sampai 17 tahun. Beberapa jenis gangguan makan yang sering ditemukan adalah anoreksia nervosa, bulimia, dan binge-eating disorder (makan berlebihan tak terkontrol).

 

Jenis-jenis gangguan makan

Secara umum, terdapat beberapa jenis gangguan makan yang sering dijumpai, yaitu:

  • Binge-eating disorder

Gangguan ini menyebabkan penderitanya terus mengonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak dengan cepat dan tidak dapat dikendalikan, meskipun sedang tidak kelaparan atau bahkan sudah sangat kekenyangan.

Setelah makan, penderita akan merasa malu dan jijik dengan dirinya. Penderita biasanya memiliki berat badan yang normal, berlebih (overweight), atau bahkan obesitas (obese).

  • Anorexia nervosa

Penderita anorexia berusaha sangat keras untuk tidak menaikkan berat badannya dan selalu berpikir dirinya gemuk. Penderita memiliki berat badan di bawah normal dan memiliki ketakutan yang berlebihan akan kenaikan berat badan.

Oleh karenanya, penderita akan melakukan berbagai cara untuk membatasi kalori yang akan dikonsumsi dan membakar kalori yang telah dikonsumsi.

Cara-cara yang digunakan dapat berupa, makan dalam jumlah yang sangat sedikit, berolahraga secara berlebihan, memuntahkan makanan, dan sebagainya. 

  • Bulimia nervosa

Penderita bulimia makan dalam jumlah yang banyak dengan cepat dan tidak dapat dikendalikan (binge). Setelahnya, penderita akan melakukan kompensasi atas makanan yang telah dimakan dengan cara yang tidak sehat (purging).

Kompensasi yang dilakukan dapat berupa memuntahkan makanan, berolahraga secara berlebihan, menggunakan obat pencahar, dan sebagainya. Berbeda dengan penderita anorexia, penderita bulimia biasanya memiliki berat badan yang normal atau bahkan sedikit kelebihan berat badan.

  • Rumination disorder

Rumination disorder adalah gangguan yang ditandai dengan mengeluarkan kembali makanan yang telah ditelan ke dalam mulut untuk dikunyah kembali, dimuntahkan keluar atau bahkan ditelan kembali. Penderita tidak mengalami kondisi medis apapun dan terlihat tidak membutuhkan usaha tertentu untuk mengeluarkan makanan tersebut.

Gangguan ini biasa dialami oleh anak-anak dan penderita keterbelakangan mental. 

  • Evoidant/restrictive food intake disorder

Gangguan ini ditandai dengan konsumsi nutrisi di bawah asupan yang diperlukan karena tidak memiliki keinginan untuk makan. Penderita biasanya menghindari makanan dengan karakteristik tertentu, seperti warna, tekstur, rasa, atau aroma makanan.

Makanan juga terkadang dihindari karena penderita takut dengan konsekuensi dari memakan makanan tersebut, seperti takut tersedak. Namun, perlu diketahui bahwa penderita gangguan ini tidak menghindari makanan karena takut berat badannya

 

Tanda dan gejala gangguan makan

Secara umum, tanda dan gejala gangguan makan meliputi:

  • Mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat sedikit atau bahkan terlalu banyak
  • Berolahraga secara berlebihan
  • Menghindari sosialisasi yang melibatkan adanya konsumsi makanan
  • Sebagian besar waktu dihabiskan untuk mengkhawatirkan berat badan dan bentuk tubuh
  • Perubahan suasana hati
  • Sengaja membuat diri sakit atau mengonsumsi obat pencahar setelah makan
  • Memiliki masalah pencernaan
  • Memiliki kebiasaan-kebiasaan atau rutinitas seputar makanan yang terlalu ketat
  • Tidak mengalami menstruasi (pada wanita)
  • Berat badan yang terlalu tinggi atau sangat rendah ditinjau dari usia dan tinggi (batasan normal). 
  • Merasa kedinginan, pusing, atau kelelahan

 

Penyebab gangguan makan

Sampai sekarang, penyebab gangguan makan belum diketahui. Namun beberapa faktor diduga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya.

Faktor-faktor risiko gangguan makan tersebut meliputi:

  • Faktor genetik, gen-gen atau zat-zat kimia tertentu di otak mungkin dapat memengaruhi kemungkinan individu mengalami gangguan makan
  • Faktor lingkungan yang selalu mengkritik mengenai bentuk dan berat badan
  • Faktor kesehatan mental dan emosional, seperti memiliki harga diri yang rendah, sifat perfeksionis, berperilaku impulsif, serta memiliki masalah dalam interaksi sosial
  • Remaja usia 13-17 tahun
  • Gangguan kesehatan mental lainnya, misalnya stres, gangguan kecemasan, depresi atau gangguan obsesif kompulsif
  • Diet dan kelaparan

 

Diagnosis gangguan makan

Diagnosis gangguan makan dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik dan evaluasi psikologis. Berikut penjelasannya:

  • Pemeriksaan fisik

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan penyebab medis lain untuk masalah makan Anda. Dokter juga mungkin akan menyarankan Anda melakukan tes laboratorium.

  • Evaluasi psikologis

 Seorang dokter atau profesional kesehatan mental kemungkinan akan bertanya tentang pikiran, perasaan, dan kebiasaan makan Anda. Anda mungkin juga diminta untuk mengisi kuesioner penilaian diri psikologis.

 

Advertisement

Cara mengobati gangguan makan

Cara mengobati gangguan makan umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi dan jenisnya. Beberapa cara mengobati gangguan makan yang biasanya disarankan dokter, yaitu:

Psikoterapi

Psikoterapi yang juga disebut terapi bicara dapat membantu Anda mempelajari cara mengubah kebiasaan tidak sehat dengan yang sehat. Beberapa cara mengubahnya dengan jenis psikoterapi yang mungkin disarankan dokter, yaitu:

  • Terapi berbasis keluarga (FBT)

FBT adalah pengobatan berbasis bukti untuk anak-anak dan remaja dengan gangguan makan. Keluarga terlibat dalam memastikan bahwa anak atau anggota keluarga lainnya mengikuti pola makan sehat dan mempertahankan berat badan yang sehat.

  • Terapi perilaku kognitif (CBT)

CBT umumnya digunakan dalam pengobatan gangguan makan, terutama untuk bulimia dan gangguan makan berlebihan.

Terapi ini membuat Anda belajar bagaimana memantau dan meningkatkan kebiasaan makan dan suasana hati Anda, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, dan mencari cara yang sehat untuk mengatasi stres.

Konsumsi obat-obatan

Obat tidak dapat menyembuhkan gangguan makan. Namun, obat-obatan tertentu dapat membantu Anda mengendalikan dorongan untuk makan berlebihan atau mengurangi kebiasaan diet. Beberapa obat-obatan yang bisa Anda konsumsi adalah antidepresan dan obat anti-kecemasan.

 

Komplikasi gangguan makan

Jika tidak ditangani dengan optimal, dapat menyebabkan komplikasi gangguan makan:

  • Masalah kesehatan yang serius
  • Depresi dan gangguan kecemasan
  • Pikiran atau perilaku bunuh diri
  • Masalah dengan pertumbuhan dan perkembangan
  • Masalah sosial dan hubungan
  • Gangguan penggunaan zat
  • Masalah pekerjaan dan sekolah
  • Kematian

 

Cara mencegah gangguan makan

Cara mencegah gangguan makan tidak diketahui hingga saat ini. Pasalnya, penyebabnya juga belum diketahui secara pasti.

Namun Anda bisa mengurangi risiko penyakit ini dengan langkah-langkah di bawah ini:

  • Hindari diet.
  • Mengembangkan dan memperkuat citra tubuh yang benar dan sehat
  • Berbicara kepada anak atau orang-orang terdekat lainnya mengenai informasi-informasi yang benar mengenai risiko dari pola makan yang tidak sehat.
  • Segera rujuk ke dokter dan ahli kesehatan mental lainnya ketika anak atau orang-orang terdekat Anda mungkin mengalami gangguan makan.

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Jika Anda atau orang-orang terdekat Anda mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan, segeralah berkonsultasi dengan dokter dan ahli kesehatan mental lainnya.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait gangguan makan?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis gangguan makan agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

gangguan makanstresanorexiagangguan mentalpenyakit kejiwaanbulimia

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved