1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Orang dengan gangguan makan (pica) berisiko mengalami keracunan, infeksi usus, dan defisiensi nutrisi.
Pica adalah jenis gangguan makan berupa keinginan untuk mengonsumsi benda atau zat yang bukan makanan serta tidak mempunyai nilai gizi.
Benda atau zat yang dikonsumsi bahkan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Oleh karena itu, pengidap gangguan makan pica berisiko lebih tinggi mengalami keracunan, infeksi usus, dan defisiensi nutrisi. Tergantung pada benda atau zat yang dicerna, kondisi ini mungkin juga bisa berakibat fatal.
Pica dapat terjadi pada siapa saja di usia berapa pun. Banyak faktor yang dapat memicu seseorang mengalami gangguan makan pica, misalnya kekurangan gizi atau riwayat penyakit mental. Itu mengapa pica paling sering terjadi pada anak-anak, wanita hamil, dan individu dengan gangguan mental.
Kata “pica” sendiri berasal dari bahasa Latin “pica-pica” yang berarti burung murai. Burung tersebut mempunyai kebiasaan memakan benda-beda yang mereka kumpulkan atas dasar penasaran.
Secara umum, tanda dan gejala gangguan makan pica adalah kebiasaan memakan zat atau benda-benda yang bukan makanan serta tidak mempunyai nilai gizi secara terus menerus setidaknya selama satu bulan. Seseorang juga dikatakan memiliki gangguan makan pica jika berusia di atas 2 tahun.
Anak di bawah 2 tahun yang menunjukkan gejala pica tidak bisa didiagnosis dengan penyakit ini. Pasalnya, memakan benda-benda yang bukan makanan adalah cara anak untuk mengeksplorasi indera mereka. Ini juga dan merupakan sesuatu yang normal untuk terjadi di usia mereka.
Benda-benda yang biasa dimakan individu dengan Pica di antaranya adalah:
Gejala fisik akibat gangguan makan pica bisa sangat bervariasi, tergantung dari efek zat atau benda yang dicerna. Adapun pengaruh gangguan makan pica pada kesehatan fisik dapat meliputi:
Gangguan makan pica dapat disebabkan oleh berbagai hal. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab pica adalah:
Baca jawaban dokter: Apa saja makanan yang disarankan untuk anak autis?
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-V) menjelaskan bahwa psikolog atau psikiater dapat mendiagnosis gangguan makan pica berdasarkan kriteria berikut:
Untuk menentukan kriteria di atas, pasien setidaknya harus berumur 2 tahun.
Jika pasien dicurigai menderita gangguan makan pica, evaluasi medis penting dilakukan untuk menilai kemungkinan terjadinya komplikasi.
Dokter akan memulai evaluasi riwayat medis dengan melakukan:
Dokter dan psikolog akan mengevaluasi kemungkinan terdapat masalah lainnya seperti keterbelakangan mental, gangguan perkembangan, atau gangguan OCD sebagai penyebab perilaku makan yang tidak normal. Pola perilaku ini harus bertahan setidaknya satu bulan untuk mendiagnosis pasien sedang menderita gangguan makan pica.
Baca juga: Ibu Hamil Mengidam Aneh-Aneh, Mungkinkah Tanda Kurang Zat Besi?
Advertisement
Tidak ada perawatan medis khusus untuk gangguan makan pica. Akan tetapi terdapat beberapa terapi yang dianggap efektif untuk mengatasi kondisi ini, antara lain dengan terapi perilaku dan obat-obatan.
Terapi dilakukan dengan menerapkan sejumlah strategi untuk mengubah cara pandang atau kebiasaan makan pasien, antara lain:
Beberapa bukti menunjukkan bahwa obat yang meningkatkan fungsi dopaminergik (misalnya olanzapine) dapat menjadi alternatif pengobatan pada pasien yang tidak cocok dengan terapi perilaku.
Memakan benda atau zat yang bukan makanan dapat mengarah pada kondisi serius, seperti:
Tidak ada cara tertentu untuk mencegah gangguan makan pica. Namun, pencegahan gangguan makan bisa dimulai dengan membentuk kebiasaan makan yang baik. Misalnya dengan memberikan pengawasan ketat terhadap anak-anak yang cenderung suka memasukkan benda atau zat-zat ke dalam mulutnya.
Selain itu, edukasi mengenai benda atau zat apa saja yang dapat dikonsumsi juga dapat membantu pencegahan gangguan makan pica.
Anda atau orang-orang terdekat Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter dan ahli kesehatan mental lainnya jika mengalami gejala-gejala yang terkait dengan gangguan makan pica.
Membuat janji dengan dokter dan ahli kesehatan mental lainnya.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis gangguan makan pica agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved