1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gangguan kepribadian paranoid menyebabkan penderita bertingkah aneh
Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu jenis gangguan kepribadian klaster A atau tipe eksentrik, yakni tipe yang khas dengan perilaku penderita yang aneh.
Gangguan kepribadian adalah kelainan mental yang ditandai dengan pola berpikir, fungsi, dan perilaku yang tidak sehat dan sulit diubah. Pasien dengan gangguan kepribadian akan memiliki masalah dalam memahami orang lain dan situasi sosial. Hal ini akan menyebabkan masalah pada hubungan dan dalam aktivitas sosial, sekolah, dan pekerjaan.
Pada umumnya, terdapat 3 jenis gangguan kepribadian berdasarkan karakteristik dan gejalanya. Jenisnya adalah klaster A yang ditandai dengan perilaku dan cara berpikir yang aneh dan eksentrik, klaster B yang ditandai dengan perilaku dan cara berpikir yang dramatis dan berlebihan, juga klaster C yang ditandai dengan perilaku dan cara berpikir yang cemas dan penuh ketakutan.
Pada gangguan kepribadian paranoid, sikap eksentrik pengidapnya berupa sikap tidak percaya dan sering curiga tanpa alasan. Kelainan mental ini umumnya muncul sejak anak-anak atau usia remaja, dan lebih sering dialami oleh pria dibanding wanita.
Gejala gangguan kepribadian paranoid yang utama adalah kepercayaan bahwa orang lain selalu berupaya merendahkan, menyakiti atau mengancam dirinya. Hal ini membuat penderita sulit menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain.
Kebanyakan penderita beranggapan bahwa perilaku mereka normal karena mereka menganggap sikap selalu curiga pada orang lain merupakan hal yang wajar. Namun orang di sekitarnya merasa bahwa kecurigaan tersebut tidak berdasar dan sangat mengganggu.
Selain sikap tak percaya dan curiga, beberapa gejala gangguan kepribadian paranoid lainnya meliputi:
Sebagian besar penderita tidak menyadari kondisinya. Karena itu, butuh bantuan dari orang-orang di sekitarnya untuk membujuk penderita gangguan kepribadian agar mau berobat.
Penyebab gangguan kepribadian paranoid belum diketahui secara pasti hingga sekarang. Penyakit ini diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
Penyakit ini juga diduga memiliki hubungan genetik dengan skizofrenia dan gangguan delusi. Pasalnya, anggota keluarga penderita skizofrenia atau gangguan delusi seringkali memiliki gangguan kepribadian paranoid.
Pengalaman traumatis masa kecil, baik secara fisik atau emosional, juga diyakini berkaitan dengan gangguan kepribadian paranoid.
Diagnosis gangguan kepribadian paranoid ditentukan berdasarkan proses tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Penderita gangguan kepribadian paranoid umumnya tidak menyadari kelainan mentalnya. Oleh sebab itu, proses tanya jawab ini biasanya dilakukan pada keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Pada tahap awal, dokter akan menanyakan seputar gejala yang dialami oleh penderita secara mendetail. Riwayat medis pasien dan keluarga juga akan ditanyakan.
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik pada pasien untuk menyingkirkan penyakit fisik sebagai penyebab gejalanya.
Pemeriksaan penunjang bertujuan memastikan bahwa gejala paranoid bukan disebabkan oleh gangguan fisik. Misalnya, masalah pendengaran atau efek jangka panjang dari penggunaan obat-obatan terlarang.
Jika gejala gangguan kepribadian paranoid terbukti bukan akibat masalah fisik, dokter bisa merujuk penderita untuk menjalani pemeriksaan ke psikiater atau psikolog.
Ahli kejiwaan akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar masa kecil penderita, hubungan sosialnya (misalnya, kondisi di sekolah atau kantor), serta bagaimana respons penderita terhadap kondisi-kondisi tertentu.
Advertisement
Penanganan gangguan kepribadian paranoid yang umum dianjurkan adalah psikoterapi. Terapi ini merupakan salah satu bentuk konseling yang bertujuan meningkatkan kemampuan penderita untuk menghadapi situasi yang membuatnya paranoid dan berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya, serta meningkatkan kepercayaan diri penderita.
Pada pasien dengan gejala yang berat atau memiliki gangguan psikologis lainnya (seperti gangguan kecemasan atau depresi), psikiater juga bisa meresepkan obat. Misalnya, antidepresan atau antipsikotik.
Ingatlah bahwa hanya psikiater yang boleh memberikan obat dan konseling. Sementara psikolog bertugas memberikan konseling pada penderita.
Penyakit ini sulit ditangani karena sikap paranoid penderita membuatnya kerap tidak mengikuti anjuran pengobatan dari psikolog maupun psikiater. Butuh bantuan dari keluarga dan orang terdekat untuk mengawasi penderita.
Karena penyebabnya belum diketahui secara pasti, pencegahan gangguan kepribadian paranoid juga belum tersedia.
Anda sebaiknya membawa penderita untuk berkonsultasi dengan dokter jika ia menunjukkan sikap paranoid dan tidak percaya yang berlebihan sehingga mengganggu rutinitasnya maupun orang-orang di sekitarnya.
Sebelum pemeriksaan, Anda atau keluarga terdekat dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter spesialis kejiwaan atau psikolog akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis gangguan kepribadian paranoid.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved