Gangguan Kepribadian Narsisistik

Pengertian Gangguan Kepribadian Narsisistik
Gangguan kepribadian narsisistik adalah salah satu jenis gangguan mental yang ditandai dengan perasaan bahwa diri sendiri lebih penting dari orang lain, keinginan berlebihan untuk diperhatikan dan disukai, hubungan yang bermasalah, dan kurangnya rasa empati terhadap orang lain.
Namun di balik semua hal tersebut, penderita memiliki rasa percaya diri yang rapuh dan rentan terhadap kritik.
Gejala
Gejala atau tanda-tanda yang dapat menandakan gangguan kepribadian narsisistik meliputi:
- Perasaan berlebihan terhadap kepentingan diri sendiri.
- Membutuhkan perhatian dan ingin disukai secara terus-menerus.
- Kebutuhan untuk diakui walau tanpa penghargaan.
- Melebih-lebihkan penghargaan atau bakat.
- Suka berkhayal mengenai kesuksesan, kekuasaan, kecantikan, kepandaian, dan pasangan yang sempurna.
- Percaya bahwa diri mereka hebat dan perlu disandingkan dengan orang yang sepantaran.
- Merespons kritik dengan amarah dan rasa malu.
- Keinginan yang kuat untuk mendapatkan segala sesuatu yang terbaik dengan proses instan.
Penyebab
Sama seperti gangguan mental pada umumnya, penyebab gangguan kepribadian narsisistik juga belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga bahwa terdapat banyak hal yang bisa berkaitan dengan kemunculannya. Mulai dari faktor keturunan, lingkungan, maupun adanya kelainan pada struktur otak yang memengaruhi pola pikir dan perilaku.
Diagnosis
Sampai saat ini, belum ditemukan suatu tes yang dapat digunakan dalam mendeteksi gangguan kepribadian narsisistik secara pasti. Dibutuhkan proses diagnosis yang cermat guna memastikan seseorang mengidap kelainan mental ini.
Dokter spesialis jiwa akan mengajukan sederet pertanyaan dari kriteria khusus yang dikenal dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Selain itu, pemantauan perilaku secara detail terhadap penderita juga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis kondisi pasien.
Pengobatan
Belum terdapat pengobatan khusus untuk menyembuhkan gangguan kepribadian ini Namun psikoterapi dipercaya dapat membantu.
Tujuan dari pengobatan gangguan kepribadian narsisistik untuk mengembalikan rasa kepercayaan diri pasien dan agar pengidap menjadi lebih realistis terkait ekspektasinya terhadap orang lain.
Meski tidak ada obat khusus untuk menangani gangguan kepribadian narsisistik, dokter mungkin saja meresepkan beberapa jenis obat tertentu. Misalnya untuk menangani depresi dan kecemasan jika pasien memang didiagnosis mengalaminya.
Khusus untuk penderita anak-anak, para ahli merekomendasikan orang tua agar tidak terlalu banyak memberikan pujian kepada anaknya untuk menguranginya. Sedangkan orang tua yang kurang perhatian pada anaknya dihimbau untuk meningkatkan perhatiannya.
Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik cenderung mudah jatuh pada pengaruh obat-obat terlarang, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan permasalahan dalam hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.
Hal tersebut tentu akan berdampak pada kualitas kehidupan maupun kesehatan fisik penderita. Oleh sebab itu, penanganan gangguan kepribadian narsistik sangat diperlukan agar kondisi ini tidak berlarut-larut.
Pencegahan
Belum terdapat pencegahan spesifik untuk kondisi gangguan kepribadian narsistik. Pasalnya, penyebab yang melatarbelakanginya pun belum jelas.
Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi ini berkembang semakin parah. Di antaranya adalah:
- Mendapatkan penanganan sedini mungkin, misalnya sejak usia kanak-kanak.
- Menjalani konseling dengan terapis yang berpengalaman.
- Melakukan terapi bersama keluarga. Tidak hanya pengidap yang perlu terapi, keluarga juga membutuhkannya agar bisa mempelajari cara berkomunikasi dan menangani konflik secara tepat.
Kapan harus berkonsultasi dengan dokter
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gejala atau tanda-tanda gangguan kepribadian narsistik. Jika melihat seseorang yang menunjukkan gejala gangguan mental ini pun, bujuklah ia untuk memeriksakan diri.
Apa yang perlu dipersiapkan sebelum berkonsultasi dengan dokter
Sebelum berkonsultasi dengan dokter, Anda sebaiknya menyiapkan beberapa informasi berikut untuk membantu dokter dalam memahami kondisi Anda:
- Penjelasan detail mengenai semua gejala yang dialami.
- Mencatat informasi pribadi serta riwayat medis Anda dan keluarga.
- Mencatat obat-obatan yang pernah atau sedang dikonsumsi, termasuk suplemen, vitamin, maupun obat herba.
Apa yang akan dilakukan dokter pada saat konsultasi
Dokter umumnya akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk memahami kondisi Anda:
- Apakah gejala yang Anda alami hanya bersifat sementara atau berlangsung terus-menerus?
- Seberapa parah gejala yang Anda alami?
- Apakah terdapat hal yang meringankan atau memperburuk gejala yang Anda alami?
Pemeriksaan dan pemantauan perilaku juga dapat dilakukan untuk memahami kondisi Anda dengan lebih akurat.
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/narcissistic-personality-disorder/symptoms-causes/syc-20366662
Diakses pada 13 Maret 2019
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/9741.php
Diakses pada 13 Maret 2019
Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/000934.htm
Diakses pada 13 Maret 2019
WebMD. https://www.webmd.com/mental-health/narcissistic-personality-disorder#1
Diakses pada 13 Maret 2019
Artikel Terkait
-
Sering “Parno” Bisa Menandakan Gangguan Kepribadian Paranoid
Orang yang sering curiga terhadap orang lain, ternyata bisa saja mengalami gangguan kepribadian paranoid. Apalagi, jika orang tersebut juga sering marah-marah pada orang lain. -
10 Jenis Gangguan Kepribadian yang Perlu Diketahui Secara Umum
Gangguan kepribadian adalah kondisi kesehatan mental yang memengaruhi bagaimana seseorang berpikir atau bertindak. Inilah macam-macam gangguan kepribadian yang perlu Anda ketahui seperti paranoid, skizoid, skizotipal, antisosial, ambang, histrionik, narsis, menghindar, obsesif kompulsif, dan dependen. -
Cara Memuaskan Diri Sendiri yang Merugikan, pada Penderita Gangguan Kepribadian Ambang
Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan mental yang membuat penderitanya merasa kesepian dan berperilaku impulsif. Penderita gangguan mental ini kerap memuaskan diri sendiri dengan melukai diri sendiri, melakukan seks bebas, membelanjakan uang berlebihan, hingga melakukan kekerasan fisik.
Newsletter Sign Up
Keep yourself updated with the latest trend in healthy lifestyle. Sign up for free!