1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Fobia bisa dipicu oleh beragam hal, seperti laba-laba, pesawat, serta jarum suntik
Fobia adalah ketakutan luar biasa yang berlebihan dan tidak masuk akal terhadap situasi atau objek tertentu. Kondisi ini memicu kecemasan dan membuat penderita berusaha untuk menghindari pemicunya dengan segala cara.
Rasa takut pada fobia akan berlangsung lama dan menyebabkan reaksi psikologis maupun fisik yang kuat. Kondisi psikis ini juga dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah, maupun kehidupan sosial penderita.
Bila tidak ditangani dengan benar, fobia dapat menimbulkan komplikasi berupa isolasi diri, keterbatasan pengembangan diri, serta masalah akademik, profesional, maupun hubungan sosial.
Pada kasus fobia berat yang tidak diatasi, penderita bahkan berisiko melakukan percobaan bunuh diri.
Secara umum, gejala fobia meliputi:
Penderita fobia akan menghindari objek atau situasi yang ditakuti dengan segala cara. Mereka juga bisa tetap menjalani semuanya, tapi mengalami rasa takut dan cemas yang luar biasa.
Rasa takut yang berlebihan, cemas, dan panik ketika terpapar atau hanya memikirkan sumber fobia. Kecemasan akan memburuk ketika objek atau situasi pemicu mendekat.
Penderita menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan dan tidak masuk akal, tapi tetap tidak bisa mengendalikannya. Karena itu, penderita fobia akan kesulitan untuk melakukan rutinitasnya.
Pada anak-anak, gejala fobia yang terlihat dapat berupa menangis hebat, muncul tantrum, menolak dan menjauh dari orang tua, serta tidak mau mendekati objek atau situasi yang ditakuti.
Fobia merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan yang paling umum ditemukan. Kondisi kejiwaan ini bisa dikelompokkan dalam dua jenis berikut:
Fobia spesifik berhubungan dengan objek, hewan, situasi atau aktivitas tertentu. Biasanya, jenis fobia ini muncul saat anak-anak dan gejalanya makin berkurang seiring pertambahan usia.
Beberapa contoh macam-macam fobia jenis ini adalah:
Fobia kompleks umumnya lebih mengganggu daripada fobia spesifik. Fobia ini biasa berhubungan dengan ketakutan atau kecemasan yang mendalam terhadap situasi atau keadaan tertentu.
Sebagian besar fobia kompleks berkembang saat penderita sudah dewasa dan biasanya dikaitkan dengan kecemasan yang terpendam.
Jenis fobia kompleks yang paling umum meliputi:
Fobia sosial atau gangguan kecemasan sosial merupakan ketakutan yang berlebih bahwa seseorang akan mempermalukan dirinya atau dipermalukan oleh orang lain di depan umum.
Agorafobia adalah rasa takut berlebih bahwa seseorang tidak bisa melarikan diri atau meminta bantuan dalam situasi maupun tempat tertentu. Fobia ini biasanya berkembang dari gangguan panik.
Baca juga: Mengenal Ciri-ciri Fobia Sosial dan Cara Menghadapinya
Penyebab utama fobia belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang dianggap berperan terhadap kemunculan fobia:
Perubahan yang terjadi pada fungsi otak diperkirakan dapat menyebabkan munculnya fobia.
Fobia sering dikaitkan dengan peristiwa traumatis atau pengalaman buruk terhadap suatu objek, situasi, atau kejadian tertentu. Contohnya, terperangkap dalam lift, digigit anjing, dan lain-lain.
Mendengar atau membaca berita buruk pun bisa memancing fobia. Misalnya, berita tentang kecelakaan lalu lintas atau pesawat jatuh.
Fobia pun dapat muncul karena pengaruh faktor keturunan. Misalnya, memiliki keluarga kandung yang mengalami gangguan cemas.
Saat masih kanak-kanak, penderita bisa saja memperhatikan dan meniru perilaku dari anggota keluarga yang memiliki fobia tertentu.
Anak-anak termasuk kelompok yang lebih rentan mengalami situasi yang memicu fobia.
Kaum wanita lebih berisiko untuk mengalami fobia daripada pria.
Memiliki status sosial dan ekonomi yang rendah, serta sifat yang lebih sensitif dan kaku juga dikatakan berpengaruh pada kemungkinan seseorang untuk mengalami fobia.
Diagnosis fobia terutama dapat ditentukan dengan cara-cara berikut:
Pada tahap awal, dokter akan menanyakan riwayat penyakit pasien dan keluarga, kehidupan sosial, serta riwayat penggunaan obat-obatan. Dokter lalu menanyakan semua gejala yang muncul.
Seteah itu, dokter akan menggunakan kriteria diagnostik Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5). Kriteria ini merupakan panduan yang disusun oleh Asosiasi Psikiater Amerika.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari gejala dari penyakit yang mungkin mendasari gangguan fobia maupun efek samping dari obat-obatan tertentu.
Advertisement
Cara mengobati fobia umumnya akan tergantung pada tingkat keparahan dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi ini. Beberapa metode penanganan fobia yang bisa dianjurkan meliputi:
Jenis psikoterapi yang dapat diberikan untuk mengatasi fobia adalah:
Terapi perilaku kognitif biasanya dilakukan dengan pemaparan terhadap sumber fobia, lalu pengamatan terhadap pemikiran dan perasaan pasien yang berhubungan dengan fobia tersebut.
Pasien kemudian akan diajari untuk mengubah pemikiran dan perasaan tersebut. Dengan ini, pasien diharapkan dapat mengatasi pola pikir, rasa takut, serta rasa cemasnya terhadap sumber fobia.
Proses pemaparan dalam CBT tentu akan dilakukan secara bertahap agar pasien perlahan-lahan dapat membiasakan diri.
Terapi pemaparan bertujuan mengubah respons pasien terhadap sumber fobia. Proses paparan ini akan dilakukan secara bertahap agar tetap aman.
paparan yang bertahap diharapkan memungkinkan penderita untuk mencari cara mengatasi ketakutan yang ia rasakan.
Penggunaan obat-obatan kadang diperlukan untuk mengendalikan rasa cemas atau panik serta gejala yang muncul. Pilihan obat-obatan yang biasanya diresepkan oleh dokter meliputi:
Beta blockers sejatinya berfungsi mengurangi kecepatan detak jantung dan menurunkan tekanan darah. Obat ini juga dapat digunakan untuk menangani kecemasan dan rasa panik.
Obat antidepresan berperan mengurangi rasa cemas. Contohnya, duloxetine, venlafaxine, citalopram, escitalopram, dan paroxetine.
Obat sedatif seperti benzodiazepine digunakan juga berfungsi mengurangi tingkat kecemasan supaya penderita merasa tenang.
Namun obat benzodiazepine harus digunakan dengan hati-hati dan sesuai resep dokter. Pasalnya, obat ini bersifat adiktif yang dapat memicu ketergantungan, terutama jika pasien memiliki riwayat penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Oleh karena itu, obat jenis ini biasanya hanya diresepkan untuk jangka pendek. Contoh obat golongan benzodiazepine meliputi alprazolam dan diazepam.
Pasien juga bisa menerapkan sederet langkah berikut untuk membantu dalam mengatasi fobia:
Jika tidak ditangani dengan benar, fobia dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Karena penyebab utamanya belum diketahui dengan pasti, cara mencegah fobia juga belum tersedia.
Namun Anda sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter spesialis kejiwaan atau psikolog jika Anda atau orang-orang terdekat Anda mengalami fobia tertentu. Dengan ini, gejala tidak semakin parah dan berujung pada komplikasi.
Segera cari bantuan medis apabila Anda atau orang di sekitar mengalami gejala fobia, terutama jika muncul keinginan bunuh diri bahkan melakukan percobaan bunuh diri.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis fobia agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved