1 Jun 2021
Ditinjau oleh drg. Nina Hertiwi Putri
Fluorosis bisa memicu perubahan warna gigi
Fluorosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan perubahan tampilan gigi, tepatnya pada lapisan terluar gigi yang disebut enamel. Perubahan ini bisa berbeda-beda, tergantung tingkat keparahannya.
Pada kebanyakan kasus, perubahan gigi yang terjadi terbilang sangat ringan hingga seringkali hanya disadari oleh dokter gigi ketika melakukan pemeriksaan.
Fluorosis terjadi karena asupan fluorida berlebih pada anak selama masa pertumbuhan gigi. Namun kondisi ini tidak mempengaruhi kesehatan gigi.
Di Indonesia, kasus ini jarang terjadi sebab kebanyakan orang Indonesia justru masih kekurangan fluorida. Kondisi ini, umumnya terjadi di negara-negara yang air minumnya bisa diambil langsung dari kran dan sudah diperkaya fluorida.
Gigi normal yang tidak terpengaruh oleh fluorosis biasanya memiliki permukaan bertekstur halus dan mengkilap. Warnanya pun putih hingga krem.
Apabila mengalami fuorosis, penampilan gigi akan mengalami perubahan-perubahan sebagai berikut:
Pada tahap ringan, gejala fluorosis bisa berupa munculnya bintik-bintik atau garis berwarna putih pada gigi. Perubahan tampilan gigi ini terkadang tidak disadari oleh penderita.
Pada kondisi fluorosis yang lebih parah, gejalanya dapat berupa:
Penyebab fluorosis adalah asupan fluorida yang berlebihan pada anak semasa tumbuh kembangnya, terutama hingga anak berusia 8 tahun. Hal ini dapat terjadi karena masa pertumbuhan gigi permanen pada anak berlangsung hingga usia 8 tahun.
Asupan fluorida yang berlebih tersebut bisa terjadi karena hal-hal berikut ini:
Fluorosis yang ringan sulit didiagnosis karena gejalanya yang seringkali tidak disadari oleh penderita. Namun dokter gigi dapat mendeteksi adanya perubahan tampilan gigi pada saat pemeriksaan.
Oleh karena itu, pemeriksaan gigi Anda dan anak Anda secara rutin agar bisa membantu dalam mendeteksi fluorosis sedini mungkin.
Advertisement
Penanganan fluorosis tergantung dari tingkat keparahannya. Berikut penjelasannya:
Pada fluorosis yang ringan, tidak ada penanganan khusus yang diperlukan.
Pada kasus fluorosis yang lebih berat, beberapa metode penanganan berikut bisa dilakukan oleh dokter untuk memperbaiki tampilan gigi Anda:
Bila terus dibiarkan tanpa penanganan, fluorosis bisa saja memicu komplikasi berupa:
Pengawasan orang tua merupakan kunci untuk mencegah fluorosis. Beberapa contoh langkah pencegahan yang bisa dilakukan meliputi:
Apabila anak menelan banyak fluorida dalam waktu singkat, anak bisa mengalami keracunan fluorida dan mengalami gejala berupa mual, diare, muntah, dan sakit perut. Jadi waspadai juga keluhan-keluhan ini.
Segera berkonsultasi dengan dokter gigi apabila anak Anda mengalami gejala fluorosis, seperti bintik-bintik putih atau perubahan warna pada gigi. Meski tidak ada keluhan, pemeriksaan gigi setiap enam bulan sekali sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan gigi maupun mulut.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bisa menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis fluorosis. Dengan ini, pengobatan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved