1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Demam adalah salah satu gejala umum pada penderita flu babi
Flu babi adalah penyakit yang disebabkan oleh virus infuenza tipe H1N1. Penyakit ini sebenarnya mengacu pada influenza yang diderita oleh babi. Namun virus H1N1 dapat ditularkan babi ke manusia. Manusia yang telah terinfeksi dapat menyebarkan infeksi ke orang lain.
Infeksi H1N1 pertama kali ditemukan pada April 2009 di Mexico. Beberapa bulan setelah kasus ini dilaporkan, tingkat kasusnya meningkat di banyak negara di seluruh dunia.
Pada Juni 2009, WHO menyatakan keadaan pandemi global. Saat itu, terdapat 74 negara yang melaporkan adanya kasus flu ini.
Laporan jumlah kasus terakhir H1N1 di situs WHO bulan Oktober 2009 mencapai lebih dari 440.000 kasus.
Lalu pada 10 Agustus 2010, Dirjen WHO menyatakan bahwa fase pandemi sudah lewat. Berdasarkan laporan WHO di tahun 2010, terhitung setidaknya ada 18.449 jiwa meninggal akibat flu babi.
Gejala flu babi mirip dengan jenis flu lainnya. Beberapa keluhan yang mungkin muncul meliputi:
Gejala-gejala tersebut dapat muncul satu sampai empat hari setelah terjangkit virus.
Penyebab flu babi adalah virus influenza H1N1. Virus ini akan menginfeksi sel-sel yang melapisi hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Virus tersebut memasuki tubuh ketika seseorang menghirup percikan (droplet) ludah atau ingus dari penderita, misalnya saat penderita batuk atau bersin. Tapi harap diingat bahwa mengonsumsi daging babi tidak bisa menyebabkan seseorang terkena flu ini.
Faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami penyakit ini meliputi:
Baca juga: Mengenal Manfaat Daging Babi untuk Kesehatan dan Pengolahannya yang Benar
Diagnosis flu babi dapat ditentukan melalui:
Dokter akan menanyakan gejala, faktor risiko (seperti riwayat bepergian), serta riwayat medis pasien.
Dokter akan memeriksa tanda-tanda yang mengarah pada infeksi virus H1N1.
Tes PCR dapat memastikan apakah pasien mengidap flu babi atau jenis flu lainnya. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk mendeteksi keberadaan Covid-19.
Selain PCR, rapid test influenza bisa dilakukan guna mendeteksi keberadaan virus H1N1. Tes ini memiliki efektivitas yang bervariasi, jadi bisa saja memunculkan hasil tes negatif karena ada jenis virus flu tertentu dalam tubuh.
Tes-tes tersebut akan dianjurkan jika pasien:
Pemeriksaan akan menentukan apakah pasien benar-benar terkena flu babi, atau justru memiliki penyakit lain. Jenis gangguan kesehatan dengan kemiripan gejala meliputi gagal jantung, infeksi otot jantung, pneumonia, asma, ensefalofati, ensefalitis, syok septik, serta gagal organ.
Advertisement
Infeksi virus, termasuk H1N1, umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis. Hal ini mungkin terjadi bila pasien memiliki kondisi tubuh yang sehat.
Sebagian besar kasus flu, termasuk cara mengobati flu babi, biasanya memakai prosedur yang sama. Pasien hanya memerlukan pengobatan mandiri di rumah.
Namun jika kondisi pasien memburuk atau pasien memiliki penyakit tertentu, penanganan medis wajib dilakukan.
Jika terindikasi mengalami gejala penyakit ini, pasien bisa melakukan perawatan mandiri berikut:
Pastikan pasien mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Pasien bisa melakukannya dengan minum air putih, jus buah, atau sup hangat. Langkah ini penting untuk mencegah dehidrasi.
Istirahatkan tubuh guna membantu kinerja sistem kekebalan tubuh. Selama pasien tidur, sistem imun akan lebih efektif dalam melawan virus.
Jika diperlukan, pasien bisa mengonsumsi obat pereda nyeri. Contohnya, paracetamol, ibuprofen, serta aspirin.
Namun harap diingat bahwa aspirin tidak boleh diberikan pada anak-anak berusia di bawah 12 tahun. Obat ini dapat meningkatkan risiko sindrom Reye.
Perlakuan berbeda akan diberikan untuk pasien dengan kondisi tertentu, yang lebih rentan mengalami komplikasi akibat flu babi.
Obat antivirus seperti oseltamivir, peramivir, zaloxavir dan zanamivir dapat diresepkan oleh dokter, dalam satu atau dua hari ketika gejala muncul. Obat-obatan ini berfungsi mengurangi tingkat keparahan gejala atau risiko komplikasi.
Namun pasien dan keluarga harus waspada akan kemungkinan obat-obat tersebut tidak ampuh lagi. Sebab, virus flu dapat berevolusi dan menjadi kebal (resisten) terhadap obat.
Berikut sederet kelompok orang yang lebih rentan untuk mengalami komplikasi jika terjangkit flu ini:
Flu babi dapat menjadi fatal jika terjadi komplikasi berikut:
Baca juga: Sesak Napas karena Asma? Kenali Jenis Obat Asma Semprot yang Sesuai Fungsinya
Cara mencegah flu babi yang dapat dilakukan meliputi:
Anda mungkin tidak perlu berkonsultasi dengan dokter jika kondisi Anda sehat secara umum dan mengalami gejala flu, seperti demam dan batuk.
Namun orang dengan kondisi tertentu yang mungkin meningkatkan risiko komplikasi, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala flu. Misalnya, wanita hamil, penderita penyakit kronis (seperti asma, emfisema, diabetes atau penyakit jantung), atau orang dengan sistem imun lemah.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis flu babi agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved