1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Feokromositoma menyerang kelenjar adrenal
Feokromositoma (Pheochromocytoma) adalah tumor yang terbentuk di kelenjar adrenal. Tumor ini termasuk jenis yang sangat jarang terjadi.
Sebagian besar pheochromocytoma bersifat jinak. Hanya sekitar 3 hingga 13 persen tumor ini yang bersifat ganas dan dapat menyebar ke organ selain kelenjar adrenal.
Umumnya, tumor feokromositoma ini cuma menyerang salah satu kelenjar adrenal. Namun tumor juga bisa muncul pada kedua kelenjar.
Kelenjar adrenal terletak menempel di atas ginjal dan berfungsi menghasilkan hormon adrenalin serta noradrenalin. Kedua hormon ini bertugas mengatur denyut jantung, metabolisme, dan tekanan darah.
Ketika muncul feokromositoma, tumor dapat menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin yang jauh melebihi biasanya. Akibatnya, peningkatan tekanan darah yang bersifat sementara atau terus-menerus dapat terjadi.
Apabila kondisi tersebut terus dibiarkan, tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan gangguan medis yang serius hingga mengancam jiwa penderita. Khususnya pada jantung dan pembuluh darah.
Feokromositoma dapat terjadi kapan saja. Tetapi tumor ini paling sering menyerang orang dewasa berusia 30 hingga 50 tahun. Hanya sekitar 10 persen kasus feokromositoma yang dialami oleh anak-anak.
Secara umum, gejala feokromositoma meliputi:
Hingga kini, penyebab feokromositoma belum diketahui. Namun penyakit ini ada faktor diduga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya, yaitu faktor genetik.
Pheochromocytoma dapat berkembang menjadi kanker dan muncul secara acak, serta berisiko menyebar ke bagian tubuh lainnya. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang dengan gangguan atau memiliki penyakit keyurunan yang meliputi:
Beberapa faktor risiko feokromositoma meliputi:
Karena tergolong penyakit yang jarang terjadi dan memiliki gejala yang berbeda-beda tiap penderita, diagnosis feokromositoma cukup sulit dipastikan. Untuk menentukan diagnosis, dokter akan melakukan proses tanya jawab yang mendetail.
Dalam proses tanya jawab, gejala yang dialami oleh penderita akan ditanyakan secara rinci. Demikian juga riwayat keluarga dan penyakit genetik yang terkait.
Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Contohnya, mengecek tekanan darah, suhu tubuh, dan sebagainya.
Tes urine atau tes darah merupakan contohnya. Kedua tes ini bertujuan mengukur kadar hormon adrenalin, hormon nonadrenalin, atau produk sisa dari kedua hormon tersebut di dalam tubuh.
Jika hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kemungkinan feokromositoma, dokter akan menganjurkan pemeriksaan pencitraan untuk menemukan tumor. Contohnya, CT scan, MRI, pemindaian dengan M-iodobenzylguanidine (MIBG), dan PET scan.
Dokter juga dapat menganjurkan tes genetik untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara feokromositoma dengan penyakit genetik.
Advertisement
Penanganan feokromositoma tergantung pada ukuran dan jenis tumor, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Berikut penejelasannya:
Ini merupakan pengobatan feokromositoma yang utama. Pada sebagian besar kasus, kelenjar adrenal dan tumor akan diangkat melalui operasi laparoskopi yang meminimalisir luka sayatan operasi.
Kelenjar adrenal yang sehat dapat menggantikan fungsi dari kelenjar adrenal yang diangkat, dan tekanan darah akan kembali normal.
Sebelum melakukan pembedahan, dokter akan meresepkan obat penurun tekanan darah. Dengan ini, risiko terjadinya peningkatan tekanan darah selama pembedahan juga akan berkurang.
Obat antihipertensi yang umumnya diberikan meliputi obat alpha blockers dan beta blockers. Obat-obatan ini perlu dikonsumsi selama 7-10 hari sebelum operasi.
Pada kasus feokromositoma yang bersifat ganas, penanganan biasanya yang dilakukan dengan terapi isotop iodin, kemoterapi, radiaoterapi, atau operasi.
Jika tidak ditangani dengan benar, feokromositoma bisa menyebabkan komplikasi berupa:
Karena penyebabnya belum diketahui secara pasti, cara mencegah feokromositoma juga tidak tersedia.
Berkonsultasilah dengan dokter sesegera mungkin, apabila memiliki kondisi berikut ini.
Selain itu, segera periksakan diri ke dokter apabila Anda memiliki gejala-gejala yang terkait dengan feokromositoma. Misalnya, tekanan darah tinggi, sakit kepala, berkeringat, dan jantung berdebar.
Untuk pasien yang telah terdiagnosis mengidap feokromositoma dan mengalami kekambuhan gejala, sebaiknya segera kembali memeriksakan diri ke dokter.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Berikut ini pertanyaan yang mungkin diajukan oleh dokter, kepada Anda.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis feokromositoma. Dengan ini, langkah pengobatan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved