logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Esofagitis

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Esofagitis merupakan peradangan pada jaringan kerongkongan yang mengakibatkan rasa sakit saat menelan

Radang pada jaringan esofagus menyebabkan kesulitan menelan hingga rasa sakit pada bagian dada.

Pengertian esofagitis

Esofagitis adalah peradangan yang dapat merusak jaringan esofagus. Jaringan ini berfungsi sebagai saluran yang membawa makanan dari rongga mulut ke lambung.

Esofagitis dapat menyebabkan rasa sakit, susah menelan, dan nyeri pada bagian dada. Jika tak ditangani, esofagitis dapat merusak dinding jaringan esofagus dan mengganggu fungsi normalnya yaitu untuk menyalurkan makanan dari mulut ke lambung.

Pengobatan terhadap esofagitis berbeda-beda, tergantung pada jenis esofagitis yang diderita dan tingkat keparahannya. Kebanyakan kasus esofagitis dapat membaik dalam 2-4 minggu dengan perawatan yang tepat. Namun, waktu pemulihan mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama bagi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Tanda dan gejala esofagitis

Gejala umum esofagitis adalah:

  • Susah menelan
  • Sakit saat menelan
  • Nyeri pada bagian dada, terutama belakang tulang dada pada saat makan
  • Tersedak saat makan
  • Mulas
  • Muntah
  • Rasa panas di dada

Pada anak-anak yang tidak dapat mengungkapkan gejala yang dirasakan, gejalanya berupa:

  • Kesulitan makan
  • Gangguan tumbuh kembang

Penyebab esofagitis

Esofagitis dikategorikan sebagai berikut ini berdasarkan kondisi yang menyebabkannya.

  • Reflux esophagitis. Katup esofagus bagian bawah adalah sebuah katup yang menjaga agar isi asam lambung berada di luar kerongkongan. Jika katup ini terbuka atau tidak tertutup dengan benar, isi perut dapat kembali ke esofagus.
  • Eosinophilic esophagitis. Kondisi ini terjadi karena konsentrasi sel darah putih yang tinggi di esofagus. Esofagitis jenis ini dapat dipicu oleh makanan seperti susu, telur, gandum, kedelai, kacang tanah, kacang-kacangan, gandum hitam, dan daging sapi. Sayangnya tes alergi konvensional tidak dapat mendeteksi penyebab ini.
  • Lymphocytic Esophagitis. Ini merupakan kondisi esofagus yang tidak biasa, akibat peningkatan jumlah limfosit di lapisan esofagus. Penyebab esophagitis ini dapat menimbulkan gejala seperti sulit menelan, nyeri ulu hati atau dada, dan rasa terbakar pada ulu hati.
  • Drug-inducted Esophagitis. Beberapa obat oral (obat yang ditelan) dapat menyebabkan kerusakan jaringan jika menempel dengan lapisan esofagus dalam waktu yang terlalu lama. Misalnya, jika Anda menelan pil tanpa mengonsumsi air, sisa pil akan menempel di kerongkongan.
  • Infectious Esophagitis. Infeksi bakteri, virus, atau jamur pada jaringan esofagus dapat menyebabkan esofagitis.

Faktor Risiko

Faktor risiko esofagitis bervariasi tergantung penyebab dari esofagitis itu sendiri, sebagai berikut ini:

Reflux Esophagitis

Refluks espfagitis dapat dipicu oleh berbagai faktor berikut ini:

  • Makan menjelang jam tidur
  • Sebab, merokok dapat mengiritasi mukosa esofagus sehingga meningkatkan risiko terhadap penyakit ini.
  • Konsumsi alkohol, kafein, atau makanan-makanan yang mengandung cokelat ataupun mint.
  • Berat badan berlebih (termasuk karena kehamilan)

Eosinophilic Esophagitis.

Esofagitis jenis ini seperti alergi pada umumnya, yaitu dapat diturunkan. Karenanya, riwayat penyakit esofagitis atau alergi terkait di keluarga dapat menjadi faktor risiko.

Drug-inducted Esophagitis.

Faktor risiko esofagitis jenis ini umumnya dipicu ketika obat tidak bisa turun ke lambung secara cepat dan utuh. Hal ini dapat terjadi karena:

  • Menelan obat dengan sedikit atau tanpa air
  • Menelan obat saat berbaring atau sebelum tidur. Sebab saat tidur, air liur yang diproduksi mulut hanya sedikit sehingga benda dalam kerongkongan sulit turun
  • Berusia lanjut
  • Obat berukuran besar

Infectious Esophagitis.

Esofagitis jenis ini biasanya dipicu oleh faktor pengobatan dan kondisi penyerta dari pasien, misalnya:

  • Konsumsi obat-obatan seperti steroid atau antibiotik.
  • Sistem imun yang lemah karena HIV/AIDS, diabetes, leukemia (kanker pada jaringan pembentuk darah), atau limfoma (penyakit pada jaringan limfa/sistem imun tubuh)
  • Menjalani pengobatan kanker seperti kemoterapi atau terapi radiasi.

Diagnosis esofagitis

Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar kondisi dan gejala, melakukan pemeriksaan fisik, dan tes lain jika diperlukan, termasuk:

  • Barium X-ray. Pertama-tama, pasien akan meminum larutan yang mengandung senyawa yang disebut barium atau pil yang dilapisi barium. Barium akan melapisi esofagus dan perut, sehingga membuat organ-organ terlihat. Hasil ini dapat membantu mengidentifikasi penyempitan kerongkongan, perubahan struktural lainnya, hernia hiatal, tumor, atau gejala lain yang mempengaruhi.
  • Endoskopi. Dokter akan memasukkan selang panjang dan tipis yang dilengkapi dengan kamera kecil ke tenggorokan Anda dan masuk ke kerongkongan. Dengan tes ini, dokter dapat mengambil sampel dan mengidentifikasi penyebab penyakit.
  • Tes laboratorium. Sampel hasil endoskopi akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Advertisement

Cara mengobati esofagitis

Pengobatan untuk esofagitis ditujukan untuk mengurangi gejala, mengelola komplikasi, dan mengobati penyebab gangguan. Pengobatan esofagitis bervariasi, dan dilakukan berdasarkan penyebab gangguan tersebut.

Reflux esofagitis

  • Pengobatan obat bebas. Biasanya pasien mendapat obat untuk refluks asam lambung seperti antasida serta obat-obatan yang dapat mengurangi atau menghambat produksi asam Contoh obat tersebut adalah simetidin, lanzoprazole atau omeprazole.
  • Obat resep. Misalnya, pemblokir reseptor H2 atau obat-obatan yang mengurangi produksi asam.
  • Operasi. Tindakan operasipada bagian atas lambung dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi esofagus jika pengobatan lain tidak berhasil.

Eosinophilic esophagitis. Penanganannya dilakukan dengan menghindari alergen dan mengurangi reaksi alergi dengan obat-obatan, seperti berikut ini:

  • Proton pump inhibitors. Kelompok obat ini digunakan untuk produksi asam lambung. Dokter biasanya akan meresepkan esomeprazole, lansoprazole, omeprazole, atau pantoprazole.
  • Steroid. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat steroid minum seperti misalnya fluticasone dan budesonide dapat bekerja pada jaringan esofagus serta membantu mengobati eosinophilic esophagitis.
  • Pengaturan pola makan. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menghentikan konsumsi makanan yang bersifat alergen. Penambahan makanan dalam menu sehari-hari akan dilakukan sambil memperhatikan arahan dokter.

Drug-induced esophagitis. Dokter dapat merekomendasikan:

  • Obat alternatif yang tidak menyebabkan esofagitis akibat obat
  • Obat cair
  • KOnsumsi banyak air
  • Duduk atau berdiri setidaknya 30 menit setelah minum o

Infectious esophagitis.

Dokter akan meresepkan obat untuk mengobati infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit yang menyebabkan esofagitis jenis ini.

Diet untuk penderita esofagitis

Berikut ini pola diet yang harus diperhatikan penderita esofagitis untuk mendukung perawatan medis yang diterima.

  • Mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi protein
  • Makan lebih sering, tapi dengan porsi yang lebih sedikit
  • Menyantap makanan lunak yang mudah dicerna
  • Menghindari makanan berlemak, pedas, atau asam seperti jeruk atau tomat. Hindari juga makanan yang mengandung cokelat, mint, bawang merah, atau bawang putih. Jauhi kopi atau teh (meskipun tanpa kafein), alkohol, dan soda

Baca juga: Perbedaan Lansoprazole dan Omeprazole, Obat Penurun Asam Lambung

Komplikasi

Jika tidak ditangani dengan tepat, esofagitis dapat merusak jaringan esofagus, di antaranya:

  • Luka atau penyempitan esofagus
  • Sobeknya dinding jaringan esofagus ketika muntah (dan juga saat tersedak) atau saat endoskopi (pemeriksaan tubuh menggunakan alat endoskop yang dimasukkan lewat mulut)
  • Barrett’s Esophagus, akibat perubahan pada dinding jaringan esofagus yang meningkatkan risiko kanker esofagus

Cara mencegah esofagitis

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi atau mencegah esofagitis, yaitu dengan:

  • Menghindari makanan yang memperburuk gejala reflux, seperti alkohol, kafein, coklat, serta makanan rasa mint
  • Membiasakan minum obat dengan cara yang tepat.  Selalu minum obat, terutama bentuk tablet dan kapsul dengan air yang banya. Jangan dulu berbaring setidaknya 30 menit setelah minum obat.
  • Menurunkan berat badan berlebih atau menjaga berat badan ideal
  • Berhenti merokok
  • Menghindari obat-obatan tertentu, seperti penghilang rasa sakit dan antibiotik
  • Tidak membungkuk setelah makan
  • Menunda berbaring setelah makan. Tunggu setidaknya tiga jam setelah makan untuk berbaring atau tidur.

Baca juga: Sering Alami Masalah Pencernaan? Coba Konsumsi Makanan Sehat untuk Usus dan Lambung Ini

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Temui dokter jika Anda mengalami gejala esofagitis yang:

  • Berlangsung lebih dari beberapa hari
  • Tidak membaik atau sembuh dengan antasida yang dijual bebas
  • Membuat kesulitan makan
  • Disertai dengan gejala flu, seperti sakit kepala, demam, dan nyeri otot

Segera kunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan darurat jika Anda:

  • Merasakan nyeri di dada yang berlangsung lebih dari beberapa menit
  • Tersedak makanan
  • Memiliki riwayat penyakit jantung dan mengalami nyeri dada
  • Merasakan sakit di mulut atau tenggorokan saat makan
  • Sesak napas atau nyeri dada setelah makan
  • Muntah dalam jumlah banyak, kesulitan bernapas setelah muntah, dan muntah berwarna kuning atau hijau yang terlihat seperti bubuk kopi maupun terdapat darah pada muntahan.

Baca jawaban dokter: Mengapa sakit lambung saya tidak sembuh-sembuh juga? 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Jika Anda mengalami nyeri dada hebat yang berlangsung lebih dari beberapa menit atau jika ersedak, segera dapatkan perawatan medis darurat. Apabila memiliki gejala esofagitis, segera temui dokter. Dokter mungkin merujuk Anda ke spesialis penyakit dalam atau spesialis alergi. Anda juga dapat mempersiapkan informasi berikut ini sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter:

  • Gejala yang Anda alami
  • Informasi pribadi, seperti stres atau perubahan hidup
  • Obat yang Anda sedang konsumsi
  • Riwayat penyakit bawaan
  • Pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terhadap esofagitis?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis esofagitis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

peradangan

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved