16 Des 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyebab utama eritroblastosis fetalis, adalah ketidakcocokan faktor rhesus (Rh) dan golongan darah.
Eritroblastosis fetalis adalah suatu kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh ibu menyerang sel darah janin atau bayi yang baru lahir. Kondisi ini disebut juga dengan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir atau kerusakan sel darah merah janin
Ada dua penyebab utama eritroblastosis fetalis, yakni ketidakcocokan atau inkompatibilitas faktor rhesus (Rh) dan golongan darah.
Ketidakcocokan tersebut dapat memicu respons imun dari tubuh sang ibu karena mengenali janin sebagai benda asing. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh ibu juga mengalir lewat plasenta akan melawan janin dan menghancurkan sel darah merahnya.
Hal tersebut dapat membuat janin mengalami penurunan jumlah darah yang mengarah pada hemolisis (pemecahan sel darah merah), pelepasan bilirubin, dan anemia.
Jika janin atau bayi Anda didiagnosis mengalami penyakit hemolitik, penanganan harus segera diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Pengobatan yang diberikan akan bergantung pada usia kehamilan saat diagnosis dilakukan dan penyebab yang mendasarinya.
Baca juga: Rhesus Orang Indonesia Mayoritas Positif, Apa Artinya?
Eritroblastosis Fetalis | |
---|---|
Dokter spesialis | Dokter Kandungan |
Gejala | Kulit bayi terlihat pucat, jaundice, pembesaran hati dan limpa |
Faktor risiko | Perdarahan saat kehamilan, keguguran, cedera di perut |
Metode diagnosis | Tes antigen, tes darah, usg, amniosentesis |
Pengobatan | Transfusi darah, pemberian cairan, fototerapi |
Obat | Gagal jantung, pembesaran organ, kernikterus akut |
Kapan harus ke dokter? | Saat melakukan pemeriksaan kehamilan rutin |
Gejala eritroblastosis fetalis pada janin dapat dideteksi pada saat pemeriksaan kehamilan rutin. Tanda dan gejala yang muncul biasanya berupa:
Sementara itu, pada bayi yang baru lahir, gejala eritroblastosis fetalis biasanya ditunjukkan dengan kondisi berikut:
Dua penyebab utama eritroblastosis fetalis adalah inkompatibilitas faktor rhesus (Rh) dan golongan darah. Namun, ketidakcocokan golongan darah lebih jarang terjadi dibandingkan inkompatibilitas rhesus.
Inkompatibilitas golongan darah bisa terjadi pada wanita dengan golongan darah O yang hamil dan melahirkan bayi bergolongan darah A, B, atau AB. Ya, sangat mungkin untuk janin atau bayi memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya.
Ini terjadi karena anak adalah hasil persilangan gen ayah dan ibu, termasuk golongan darah.
Meski begitu, belum tentu perbedaan golongan darah ibu dan bayi menyebabkan inkompatibilitas golongan darah. Sekalipun terjadi, gejala yang ditimbulkan dari ketidakcocokan golongan darah tidak separah yang disebabkan oleh ketidakcocokan rhesus.
Banyak bayi yang terlahir dengan inkompatibilitas golongan darah tidak menunjukkan gejala apa pun. Jika muncul gejala, biasanya hanya berupa anemia ringan dan jaundice (bayi kuning) yang dapat ditangani dengan fototerapi.
Sama halnya dengan golongan darah, anak juga mewarisi rhesus dari kedua orang tuanya (protein yang melekat di permukaan sel darah merah).
Anak memiliki rhesus positif jika mendapatkan salinan dari orang tuanya. Jika tidak, anak memiliki Rh negatif.
Eritroblastosis fetalis akibat ketidakcocokan rhesus terjadi karena bercampurnya darah ibu dan janin yang punya rhesus berlainan. Hal ini terjadi , pada wanita dengan Rh- yang mengandung bayi bergolongan Rh+.
Selain itu, ibu dengan ras kaukasia, ibu dengan Rh- dan ayah Rh+, serta riwayat eritroblastosis fetalis pada kehamilan sebelumnya juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit hemolitik pada bayi baru lahir merupakan risiko penyakit ini.
Proses bercampurnya darah ibu dan janin dengan rhesus yang berbeda dapat dipicu oleh berbagai hal, antara lain:
Baca jawaban dokter: Bagaimana sistem pewarisan golongan darah dari orangtua ke anak?
Dalam mendiagnosis eritroblastosis fetalis, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan berikut:
Langkah pertama dalam mendiagnosis penyakit hemolitik pada bayi baru lahir adalah dengan mendeteksi adanya inkompatibilitas atau ketidakcocokan, baik pada golongan darah atau rhesus ibu dan janin.
Dokter dapat mengidentifikasi ketidakcocokan tersebut dengan tes skrining antibodi dalam sel darah merah yang dinamakan tes Coombs pada trimester pertama.
Tes ini mungkin akan diulangi pada usia kehamilan 28 minggu. Dokter juga mungkin akan menguji faktor Rh dari pasangan pria.
Dokter juga akan melakukan beberapa pengujian pada janin, antara lain:
Pada bayi baru lahir, dokter dapat melakukan tes untuk mengevaluasi:
Advertisement
Eritroblastosis fetalis yang terdeteksi sejak dalam kandungan akan ditangani dengan pemberian transfusi darah intrauterin melalui rahim ibu dan masuk ke rongga perut janin untuk mengurangi anemia.
Dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan yang lebih awal jika paru-paru dan jantung bayi cukup matang untuk dilahirkan (32-37 minggu kehamilan).
Setelah bayi lahir, dokter dapat memberikan pengobatan sebagai berikut:
Jika bayi belum dilahirkan, tapi sudah terdeteksi eritroblastosis fetalis, dokter akan melakukan:
Terkadang, transfusi tukar juga diperlukan. Jenis transfusi ini melibatkan penggantian sejumlah darah bayi dengan plasma pendonor. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keberadaan jumlah sel darah merah serta menurunkan kadar bilirubin.
Komplikasi
Pada kasus tertentu, eritroblastosis fetalis dapat menghasilkan sejumlah komplikasi, antara lain:
Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir bisa dicegah melalui pengujian tipe Rh dan golongan darah ibu, ayah serta janin saat pemeriksaan kehamilan rutin.
Jika diketahui ibu memiliki Rh- dan mengandung bayi dengan Rh+, perawatan pencegahan meliputi pemberian suntikan Rh immune globulin (RhoGAM) di usia kehamilan 28 minggu atau 72 jam setelah melahirkan.
Hal ini dilakukan agar sistem kekebalan tubuh ibu yang dapat menyerang janin tidak terbentuk.
Pemberian RhoGAM juga dilakukan pada saat ibu mengalami kondisi berikut:
Akan tetapi perlu dicek juga rhesus bayi setelah lahir. Jika rhesus ibu dan janin sama-sama negatif, suntikan RhoGAM tidak diperlukan.
Semua wanita hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan dan prenatal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter kandungan atau tenaga kesehatan lainnya guna memeriksakan kesehatan kandungan Anda.
Baca juga: Panduan Pemeriksaan Kehamilan Saat Pandemi Virus Corona
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bisa menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis eritroblastosis fetalis. Dengan ini, pengobatan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved