Enchondroma adalah tumor jinak (non-kanker) yang tumbuh di tulang rawan. Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tapi bisa membuat tulang menjadi lemah dan mudah patah jika dibiarkan.
Tulang rawan sendiri merupakan jaringan ikat yang tersusun dari sel-sel bernama kondrosit dan tidak memiliki pembuluh darah atau saraf. Tulang ini berperan penting dalam proses pertumbuhan tulang.
Tulang rawan juga bertugas membantu dalam menopang berat badan saat tubuh melakukan kegiatan seperti berlari atau aktivitas peregangan.
Ada banyak jenis tulang rawan dalam tubuh manusia, dan enchondroma paling sering menyerang tulang rawan yang melapisi bagian dalam tulang, seperti tulang paha (femur), tulang lengan atas (humerus), atau salah satu dari dua tulang kaki bagian bawah (tibia).
Keberadaan tumor pada tulang rawan akan mengganggu tulang ini menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Enchondroma dapat terjadi pada usia berapa pun, tapi umumnya berkembang pada pasien berusia 10 hingga 40 tahun.
Secara umum, enchondroma dapat diidentifikasi sebagai pertumbuhan sel abnormal yang biasanya berukuran kurang dari 3 cm, tembus cahaya, menonjol, dan berwarna biru keabu-abuan.
Penderita sering tidak mengalami gejala enchondroma. Jika pun ada, gejala pada tiap pasien mungkin berbeda-beda.
Berikut ini adalah gejala enchondroma yang paling umum:
Tumor enchondroma biasanya muncul sebagai tumor tunggal. Namun dalam kasus yang jarang, tumor juga dapat muncul bersamaan sebagai gejala dari penyakit lain, seperti penyakit Ollier atau sindrom Maffucci. Penderita penyakit Ollier atau sindrom Maffucci mungkin memiliki kelainan bentuk tulang yang parah dan jumlah enchondroma yang lebih dari 1.
Baca juga: Perbedaan Karakteristik Tumor Ganas dan Tumor Jinak yang Perlu Anda Ketahui
Penyebab enchondroma tidak diketahui secara pasti. Namun pertumbuhan abnormal pada sel tumor ini diperkirakan terjadi karena salah satu dari faktor di bawah ini:
Sementara menurut penelitian tertentu, disebutkan bahwa pembentukan enchondroma berkaitan dengan mutasi pada gen isocitrate dehydrogenase-1 (IDH1) dan 2 (IDH2).
Mutasi gen tersebut mengakibatkan terganggunya pembentukan kerangka tubuh. Jadi, alih-alih terbentuk tulang kokoh, sel-sel tubuh malah membentuk tumor tulang rawan.
Mutasi gen pada enchondroma bersifat somatik, yakni perubahannya terjadi pada sel tubuh dan bukan sel germinal (pembentuk kelamin). Ini berarti, tumor ini tidak diturunkan dari generasi sebelumnya dan tidak akan diwariskan pada keturunan selanjutnya.
Karena pasien enchondroma biasanya tidak menunjukkan gejala yang jelas, tumor ini umumnya ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan fisik rutin, atau ketika kehadirannya telah memicu patah tulang di tangan.
Diagnosis enchondroma biasanya meliputi:
Dokter akan bertanya mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien serta keluarga, lalu melakukan pemeriksaan fisik.
Rontgen dilakukan untuk mendapatkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ pasien. Tulang atau tumor yang lebih padat dari jaringan lunak akan tampak sebagai warna putih pada foto rontgen. Sementara tulang yang patah akan muncul sebagai garis gelap di tulang putih.
Scan tulang dengan radionuklida adalah teknik pencitraan yang menggunakan bahan radioaktif dalam dosis kecil. Nantinya, zat ini akan disuntikkan ke dalam aliran darah pasien untuk dideteksi dengan pemindai.
Tes ini dapat menunjukkan aliran darah ke tulang, aktivitas sel dalam tulang, serta membantu dalam mengevaluasi tiap perubahan pada sendi. Tes ini juga berfungsi menentukan penyebab nyeri atau peradangan tulang, dan menyingkirkan kemungkinan infeksi atau patah tulang.
Prosedur MRI digunakan untuk mendiagnosis tumor berdasarkan susunan kimiawinya.
CT scan akan menghasilkan gambar tulang yang lebih detail dari rontgen. Tes ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi lokasi tumor.
Advertisement
Cara mengobati enchondroma akan ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan penyakit, usia, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Apa sajakah itu?
Jika enchondroma tidak menimbulkan gejala, dokter mungkin merekomendasikan pemantauan dari waktu ke waktu. Tujuannya adalah melihat apakah tumor tersebut berkembang atau tidak. Pasien mungkin memerlukan rontgen berkala atau tes lain.
Kuret atau kuretase adalah prosedur bedah yang paling umum digunakan untuk mengobati enchondroma. Pada prosedur ini, tumor akan diangkat dengan cara dikerok keluar dari tulang. Tumor yang sudah berhasil diangkat umumnya tidak akan tumbuh kembali.
Jika enchondroma telah menyebabkan tulang Anda patah, dokter biasanya akan memberi pengobatan khusus untuk patah tulang sebelum melakukan operasi.
Cangkok tulang atau bone graft adalah pembedahan untuk mengganti tulang yang rusak dengan tulang pengganti. Pada kasus enchondroma, prosedur ini biasanya ditujukan untuk mengisi rongga yang tersisa karena pengangkatan tumor agar tulang lebih stabil.
Pada beberapa kasus, enchondroma dapat menimbulkan sejumlah komplikasi yang meliputi:
Baca jawaban dokter: Apakah patah tulang 5 tahun yang lalu, bisa operasi saat ini?
Sampai sekarang, cara mencegah enchondroma belum tersedia karena penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Meski begitu, Anda dapat melakukan pemeriksaan kesehatan tulang secara rutin supaya kondisinya terus terpantau.
Deteksi dini dari keberadaan tumor dapat membantu dokter untuk memberikan penanganan yang tepat sebelum tumor bertambah parah atau menimbulkan komplikasi.
Periksakan diri ke dokter jika Anda merasakan gejala yang mengarah pada enchondroma atau patah tulang.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis enchondroma agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved