1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Empiema ditandai dengan gejala seperti nyeri saat bernapas, sesak napas, sering batuk, dan sering berkeringat pada malam hari
Empiema adalah istilah medis untuk kantung nanah yang terkumpul di ruang antara paru-paru dan permukaan dinding dada bagian dalam (ruang pleura). Kondisi ini juga dinamakan pyothorax atau pleuritis purulen.
Nanah dapat terbentuk jika tubuh mengalami infeksi bakteri yang tidak diobati atau pengobatannya tidak efektif. Empiema biasanya berkembang setelah terjadi infeksi pneumonia.
Empiema yang terjadi akibat komplikasi dari pneumonia dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru permanen dan bisa meningkatkan risiko kematian. Namun secara umum, kebanyakan pasien empiema dapat sembuh total. Pengobatan empiema meliputi perawatan dengan antibiotik yang disertai tindakan medis untuk mengeluarkan nanah baik dengan jarum khusus atau dengan operasi.
Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh empiema adalah:
Empiema dapat terjadi karena infeksi pneumonia yang menyebar dari paru-paru. Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus adalah bakteri yang paling umum menyebabkan pneumonia.
Saat tubuh terinfeksi bakteri, sistem kekebalan tubuh akan mengirimkan jenis sel darah putih yang disebut neutrophil ke area infeksi. Neutrofil tersebut kemudian akan berkumpul untuk melawan bakteri penyebab infeksi. Dalam proses tersebut, banyak sel darah putih dan jaringan tubuh di area infeksi yang turut mati. Sisa-sisa sel dan jaringan mati tersebut kemudian akan menyatu dengan jasad bakteri dan membentuk nanah.
Ketika nanah yang dihasilkan semakin banyak, cairan tersebut dapat mengental dan menyebabkan lapisan paru dan rongga dada saling menempel sehingga membentuk kantung. berkumpul hingga membentuk kantung. Kantung inilah yang disebut empiema.
Pada kasus yang jarang terjadi, empiema juga dapat terbentuk sebagai komplikasi dari tindakan medis yang disebut thoracentesis. Prosedur ini melibatkan penggunaan jarum yang dimasukkan ke dinding dada agar dapat mengeluarkan cairan di ruang pleura untuk tujuan diagnosis atau perawatan medis.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya empiema antara lain:
Empiema biasanya dapat terdeteksi saat seseorang mengalami pneumonia yang parah dan tidak membaik dengan pengobatan. Saat mendiagnosis empiema, dokter akan memperhatikan gejala-gejala khas seperti penurunan suara napas atau suara-suara yang terdengar tidak normal, ketika menempelkan stetoskop ke dada pasien.
Di samping itu, beberapa pemeriksaan pendukung berikut akan dilakukan, antara lain:
Pemindaian rontgen atau X-ray dilakukan dengan radiasi untuk menghasilkan gambar organ di dalam dada seperti jantung, paru-paru, saluran napas, pembuluh darah, dan tulang di bagian dada. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi infeksi di sekitar paru-paru yang menyebabkan penumpukan cairan dan jika ada, volumenya pun dapat diukur.
Penyedotan cairan di paru atau torakosentesis adalah prosedur yang dilakukan apabila terdapat banyak cairan dalam rongga pleura. Dengan ini, penderita dapat bernapas dengan lebih lancar.
Apabila pasien mengalami batuk berdahak, dahak tersebut dapat digunakan sebagai sampel untuk diperiksa di laboratorium. Hasil analisis laboratorium tersebut dapat digunakan untuk menentukan antibiotik yang paling efektif berdasarkan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.
CT scan dada dilakukan menggunakan kombinasi sinar-X dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar untuk menghasilkan serangkaian gambar struktur dan jaringan pada tubuh dari berbagai sudut.
Advertisement
Perawatan bertujuan untuk menghilangkan nanah dan cairan dari pleura dan mengobati infeksi. Beberapa pilihan penanganannya meliputi:
Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati infeksi yang menjadi pemicu penyakit ini. Jenis antibiotik tertentu tergantung pada jenis bakteri penyebab infeksi. Sangat penting untuk menemukan antibiotik yang sesuai, karena berbagai strain bakteri dapat menyebabkan empiema. Perawatan dengan antibiotik biasanya diberikan dalam jangka panjang, yakni 2-6 minggu.
Cara ini digunakan untuk mengalirkan nanah tergantung pada level keparahan empiema. Untuk kasus yang belum terlalu parah, jarum dapat dimasukkan ke dalam ruang pleura untuk mengeluarkan cairan tersebut. Tindakan Ini disebut torakosentesis perkutan.
Pada tahap yang lebih lanjut, atau empiema kompleks, pengobatan ini menggunakan tabung drainase untuk mengeluarkan nanah. Prosedur tersebut harus dilakukan menggunakan anestesi dan dilakukan di ruang operasi. Prosedur yang dilakukan dinamakan torakostomi. Pada tindakan ini, dokter akan memasukkan tabung plastik di antara dua tulang rusuk. Lalu tabung akan dihubungkan ke perangkat hisap agar dapat mengeluarkan cairan. Selain itu dokter juga dapat mengombinasikan torakostomi dengan terapi fibrinolitik. Proses ini dilakukan dengan menyuntikkan obat yang disebut fibrinolitik agent untuk dapat membantu mengalirkan cairan.
Prosedur ini adalah operasi pembedahan. Dalam operasi ini, dokter bedah akan mengupas lapisan pleural yang mengandung kantung nanah dan jaringan fibrosa yang menutupi paru-paru, dinding dada, dan diafragma. Tujuan dekortikasi adalah untuk menghilangkan lapisan tersebut agar paru-paru dapat mengembang kembali.
Dalam beberapa kasus untuk mencegah penyakit ini Anda dapat melakukan pengobatan sedini mungkin apabila Anda mengalami infeksi paru. Melakukan pengobatan secara dini cukup efektif untuk mencegahnya
Apabila Anda mengalami beberapa gejala seperti di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis empiema agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved