1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Emboli paru akan menyebabkan paru-paru kesulitan menyediakan kebutuhan oksigen bagi tubuh dan bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati.
Emboli paru adalah penyumbatan arteri paru-paru oleh gumpalan darah. Seseorang yang mengalami kondisi ini biasanya mengeluh sesak napas atau sakit dada seperti serangan jantung.
Gejala emboli paru dapat terjadi karena arteri paru-paru yang tersumbat akan menghambat aliran darah. Akibatnya, kadar oksigen dalam darah serta organ lainnya pun menurun.
Bila sumbatan terjadi karena gumpalan darah yang berukuran besar atau berjumlah banyak, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan yang berat dan permanen pada paru-paru hingga berakibat fatal. Karena itu, emboli paru harus ditangani secepatnya.
Secara umum, gejala emboli paru meliputi:
Gejala ini muncul tiba-tiba, misalnya saat penderita melakukan aktivitas yang membutuhkan tenaga lebih besar dari biasanya.
Sakit dada bisa terasa seperti serangan jantung. Rasa sakit akan memburuk ketika penderita menarik napas dalam, batuk, makan, atau membungkuk.
Nyeri dada juga akan bertambah parah ketika penderita melakukan kegiatan yang membutuhkan banyak tenaga, dan tidak membaik meski sudah beristirahat.
Mungkin saja ada tanda dan emboli paru yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu yang mendera Anda, konsultasikanlah dengan dokter.
Penyebab utama emboli paru adalah gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah arteri di paru-paru. Akibatnya, arteri akan kesulitan menyediakan oksigen bagi tubuh dan menimbulkan berbagai gejala.
Gumpalan atau bekuan darah dapat terbentuk akibat berbagai faktor. Pada emboli paru, gumpalan ini muncul karena kondisi-kondisi berkut:
Gumpalan darah pada emboli paru paling sering berasal dari pembuluh darah vena pada kaki, yang mengalami trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/DVT).
Bekuan darah di vena kaki tersebut dapat lepas dan mengalir ke pembuluh darah arteri paru dan memicu penyumbatan.
Terkadang, sumbatan pada pembuluh darah arteri paru juga dapat pula disebabkan oleh lemak dari sumsum tulang panjang yang patah, bagian dari tumor, serta gelembung udara.
Terdapat sederet fator yang bisa eningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami emboli paru. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
Kondisi seperti patah tulang atau otot yang robek, dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan mengakibatkan bekuan darah.
Kurang gerak dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan darah menetap pada bagian bawah dari tubuh akibat gravitasi. Akibatnya, muncul bekuan darah.
Sebagai contoh, duduk terlalu lama dalam kendaraan saat bepergian jauh atau harus bed rest dalam jangka panjang (lebih dari tiga hari) selama masa penyembuhan.
Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah yang memicu emboli paru. Contohnya, DVT, gangguan pembekuan darah, patah tulang (khususnya tulang paha dan pinggul), obesitas, kanker, stroke, dan serangan jantung.
Emboli paru juga dapat muncul sebagai komplikasi dari operasi besar atau kemoterapi.
Risiko emboli paru bisa lebih tinggi apabila seseorang memiliki anggota keluarga kandung yang juga mengalami penyakit yang sama.
Diagnosis emboli paru dapat dipastikan dengan cara-cara berikut:
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat penyakit, dan faktor risiko emboli paru yang dimiliki oleh pasien.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda emboli paru, khususnya pemeriksaan paru dan jantung.
Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar protein darah yang disebut D-dimer. Kadar D-dimer yang tinggi menandakan adanya bekuan darah yang lepas dalam pembuluh darah.
Analisis gas darah bertujuan mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Adanya bekuan dalam pembuluh darah mungkin dapat menurunkan kadar oksigen.
Rontgen dada dilakukan guna mengetahui struktur jantung dan paru pasien. Pemeriksaan ini memang tidak menunjukkan tanda yang khas dari emboli paru. Tapi rontgen dada dapat membantu dalam menyingkirkan kemungkinan penyebab lain.
CT angiografi paru akan menciptakan gambaran tiga dimensi, yang dapat mendeteksi adanya emboli paru. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan zat kontras agar arteri paru terlihat lebih jelas.
V/Q scan dapat dilakukan bila pasien tidak bisa menggunakan zat kontras pada CT angiografi paru. Misalnya, karena alergi atau alasan medis lain.
Pemeriksaan ini bertujuan membandingkan perfusi (aliran darah) dan ventilasi (aliran udara yang masuk ke paru).
Bila hasil V/Q scan menunjukkan bahwa beberapa bagian paru pasien memiliki aliran udara yang baik, tapi tidak mendapatkan aliran darah yang cukup, kondisi ini mungkin menandakan emboli paru.
Saat pemeriksaan, pasien akan diminta untuk menghirup sedikit gas radioaktif dan mendapatkan suntikan zat radioaktif.
Zat radioaktif tersebut umumnya tidak berbahaya bagi orang dewasa. Namun penggunaannya harus lebih berhati-hati pada ibu hamil.
USG ini dilakukan guna mengkonfirmasi ada tidaknya bekuan darah pada vena tungkai pasien.
Prosedur MRI biasanya menjadi pemeriksaan pilihan untuk mendiagnosis emboli paru pada ibu hamil dan orang yang tidak bisa menggunakan zat kontras karena gangguan fungsi ginjal.
Advertisement
Cara mengobati emboli paru akan tergantung pada tingkat keparahan dan durasi pasien mengalaminya. Beberapa metode penanganan medis untuk kondisi ini meliputi:
Berikut pilihan obat emboli paru yang mungkin diberikan oleh dokter:
Obat pengencer darah atau antikoagulan diresepkan untuk mencegah terbentuknya atau membesarnya bekuan darah. Contoh obat ini meliputi heparin dan warfarin.
Heparin menjadi pilihan utama karena kinerjanya yang cepat. Setelah beberapa hari pemberian heparin, dokter akan memberikan obat antikoagulan lain yang bernama warfarin.
Obat trombolitik adalah obat penghancur gumpalan darah. Karena bisa memicu komplikasi berupa perdarahan hebat, obat ini hanya dipakai untuk kondisi emboli paru yang mengancam nyawa penderita.
Tindakan medis yang biasanya dilakukan untuk mengatasi emboli paru meliputi:
Prosedur ini menjadi pilihan jika ada gumpalan darah yang sangat besar pada arteri paru. Dokter akan menggunakan selang tipis dan fleksibel yang ditusukkan ke dalam pembuluh darah.
Penyaring vena bisa dipasang untuk menjaga agar bekuan darah tidak lepas hingga ke arteri paru. Pada prosedur ini, sebuah penyaring akan dipasang pada pembuluh darah vena besar (vena cava inferior).
Tindakan medis ini menjadi pilihan bagi penderita yang tidak bisa menggunakan obat antikoagulan, atau telah mengalami pembekuan darah berulang kali meski telah memakai obat antikoagulan.
Jika tidak ditangani dengan segera, emboli paru dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Cara mencegah emboli paru yang dapat dilakukan adalah menghindari terjadinya trombosis vena dalam. Apa sajakah langkah-langkahnya?
Obat antikoagulan akan diberikan pada pasien yang berisiko engalami gumpalan darah, sebelum dan sesudah operasi. Begitu pula pada orang yang mengalami serangan jantung, stroke, atau komplikasi akibat kanker.
Stoking kompresi berfungsi menekan kaki agar membantu vena dan otot untuk mengalirkan darah dengan lancar. Stoking ini juga digunakan untuk mencegah berkumpulnya darah pada bagian bawah tubuh selama dan setelah operasi.
Menyangga kaki dengan bantal bisa dilakukan agar posisinya lebih tinggi saat Anda sedang tidur.
Berlatih untuk bergerak sesegera mungkin setelah operasi, juga dapat mencegah terjadinya emboli paru sekaligus mempercepat penyembuhan.
Kompres pneumatik berfungsi menekan pembuluh darah di kaki serta memperbaiki aliran darah.
Bagi orang yang berisiko mengalami emboli paru dan sedang melakukan perjalanan jauh, Anda juga bisa melakukan cara-cara di bawah ini:
Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala emboli paru yang berupa:
Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami tanda dan gejala lain yang terasa mencurigakan.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis emboli paru agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved