Emboli air ketuban adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah tersumbat oleh cairan ketuban atau sel-sel janin, rambut, atau zat asing lainnya yang seharusnya tidak ada dalam aliran darah.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika proses persalinan berlangsung atau sesaat setelah persalinan selesai. Tetapi, pada beberapa kasus emboli air ketuban juga bisa terjadi di luar proses kelahiran yaitu pada trimester kedua kehamilan.
Emboli air ketuban adalah salah satu komplikasi langka pada kehamilan. Kondisi ini bisa memicu reaksi alergi yang parah hingga mengakibatkan gagal jantung yang dapat membahayakan nyawa janin dan sang ibu.
Oleh karena itu, emboli air ketuban termasuk kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera.
Emboli air ketuban biasanya terjadi secara tiba-tiba dan dapat memburuk dengan cepat.
Tanda dan gejala awal dari emboli air ketuban meliputi:
Gejala lanjutan emboli air ketuban mencakup:
Emboli air ketuban terjadi karena adanya air ketuban atau unsur dari janin yang memasuki aliran darah sang ibu. Pada kondisi normal, hal ini tidak akan terjadi. Tetapi, lapisan luar plasenta (kantung di mana terdapat air ketuban dan janin) dapat mengalami kerusakan misalnya karena cedera yang menghasilkan robekan kecil sehingga menyebabkan kebocoran.
Menurut Rare Disease Organization, awalnya, para peneliti percaya bahwa cairan ketuban yang bocor ke dalam darah memiliki efek emboli, di mana terbentuk gumpalan (emboli) di pembuluh darah ibu, kemungkinan besar di pembuluh darah paru-paru. Atas alasan ini pula kondisi ini dinamakan emboli cairan ketuban.
Akan tetapi, penelitian lanjutan menyatakan bahwa cairan ketuban dan zat lain dari janin biasanya memiliki jumlah yang terlalu sedikit untuk membentuk suatu gumpalan. Para peneliti sekarang meyakini bahwa emboli air ketuban adalah bentuk gangguan yang dipicu sistem kekebalan.
Ketika ada benda asing yang bocor ke dalam darah, sistem imun tubuh sang ibu merespon dengan melepaskan histamin, zat kimia yang memicu reaksi alergi. Akibatnya, jaringan sehat di dalam tubuh sang ibu bisa rusak hingga menyebabkan berbagai gejala dan komplikasinya.
Beberapa faktor diyakini dapat meningkatkan risiko seorang ibu hamil mengalami emboli air ketuban, antara lain:
Emboli air ketuban cukup sulit didiagnosis karena gejala yang muncul mirip dengan kondisi medis lainnya. Umumnya dokter akan mencurigai bahwa sang ibu mengalami emboli air ketuban jika gejalanya tiba-tiba muncul pada proses persalinan atau 30 menit setelah proses kelahiran selesai.
Dokter dapat menggunakan prosedur-prosedur berikut untuk memastikan diagnosis kondisi emboli air ketuban:
Advertisement
Emboli air ketuban terjadi karena adanya air ketuban atau unsur dari janin yang memasuki aliran darah sang ibu. Pada kondisi normal, hal ini tidak akan terjadi. Tetapi, lapisan luar plasenta (kantung di mana terdapat air ketuban dan janin) dapat mengalami kerusakan misalnya karena cedera yang menghasilkan robekan kecil sehingga menyebabkan kebocoran.
Menurut Rare Disease Organization, awalnya, para peneliti percaya bahwa cairan ketuban yang bocor ke dalam darah memiliki efek emboli, di mana terbentuk gumpalan (emboli) di pembuluh darah ibu, kemungkinan besar di pembuluh darah paru-paru. Atas alasan ini pula kondisi ini dinamakan emboli cairan ketuban.
Selain itu, penggunaan kateter pada pembuluh darah di sekitar jantung dan transfusi darah langsung ke pembuluh darah di jantung juga dapat dilakukan guna memastikan kondisi jantung agar tetap stabil. Pemberian obat-obatan biasanya diberikan untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi.
Di samping berbagai tindakan di atas, ada beberapa prosedur lain yang juga dapat dipilih oleh dokter untuk menangani kemunculan gejala dari kondisi emboli air ketuban, di antaranya adalah:
Jika emboli air ketuban terjadi saat sang ibu sedang melahirkan, proses kelahiran janin akan ditunda terlebih dahulu agar dokter fokus menangani kondisi emboli air ketuban. Proses persalinan akan dilanjutkan setelah kondisi sang ibu stabil.
Jika tidak ditangani dengan segera, emboli air ketuban dapat berujung pada komplikasi seperti:
Baca jawaban dokter: Kelainan pada janin apakah dapat berulang?
Tidak diketahui secara pasti cara untuk mencegah emboli air ketuban untuk terjadi. Cara terbaik untuk mencegah berbagai gangguan pada masa kehamilan adalah dengan menjalani pemeriksaan kehamilan rutin. Terutama jika Anda memiliki riwayat emboli air ketuban di kehamilan sebelumnya.
Ibu yang menjalani proses melahirkan di rumah sakit dapat langsung ditangani oleh dokter jika mengalami gejala yang berkaitan dengan kondisi emboli air ketuban. Tetapi, jika gejala dialami oleh ibu yang melahirkan di rumah atau baru selesai melahirkan dan telah pulang, maka mereka perlu penanganan segera karena kondisi ini tergolong sebagai kegawatdaruratan medis.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis emboli air ketuban agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved