1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Ejakulasi tertunda bisa memicu masalah rumah tangga
Ejakulasi tertunda adalah kondisi ketika seorang pria membutuhkan stimulasi seksual lebih lama untuk mencapai orgasme dan mengeluarkan air mani (ejakulasi). Penderita umumnya memerlukan waktu 30 menit atau lebih hingga ejakulasi. Pada beberapa kasus, ejakulasi bahkan tidak terjadi.
Ejakulasi tertunda dapat berlangsung untuk sementara maupun seumur hidup. Penyebabnya bisa karena kondisi medis, operasi, dan konsumsi obat-obatan. Karena itu, penanganannya pun akan berbeda-beda apda tiap penderita.
Bagi pria, sesekali mengalami ejakulasi tertunda merupakan hal yang normal. Namun bila terjadi terus-menerus terjadi, kondisi ini bisa memicu stres pada penderita maupun pasangan.
Sebagai akibatnya, masalah dalam hubungan pun akan muncul. Mulai dari penurunan gairah seks, ketidakpuasan seksual, hingga keretakan hubungan antarpasangan.
Kebanyakan pria yang mengalami ejakulasi tertunda baru mengalami ejakulasi setelah ada stimulasi seksual selama 30 menit atau lebih. Pada beberapa penderita, ejakulasi bahkan bisa tidak terjadi sama sekali.
Sejatinya, memang tidak ada patokan waktu yang khusus bagi seorang pria untuk mencapai orgasme dan mengeluarkan air mani hingga disebut mengalami ejakulasi tertunda. Anda tergolong menderita kondisi ini jika mengalami stres atau frustrasi, sehingga enggan berhubungan seks akibat ejakulasi tertunda tersebut.
Berdasarkan gejalanya, ejakulasi tertunda dibagi menjadi dua jenis berikut ini:
Pada jenis ini, gejala hanya terjadi pada keadaan atau rangsangan seksual tertentu.
Ejakulasi tertunda jenis ini sudah terjadi sejak penderita mengalami akil balik.
Ejakulasi tertunda bisa terjadi akibat berbagai faktor. Mulai dari kondisi kesehatan, pengaruh obat, hingga masalah mental.
Tidak jarang kombinasi dari faktor-faktor tersebut ikut andil sebagai penyebab ejakulasi tertunda.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol juga bisa berpengaruh pada ejakulasi yang tertunda. Terutama bila Anda sering mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan.
Dokter dapat menentukan diagnosis ejakulasi tertunda dengan menanyakan beberapa pertanyaan seputar gejala yang Anda alami. Diagnosis ini dapat ditegakkan bila penderita mengalami kecemasan tentang kondisinya selama enam bulan atau lebih.
Selain itu, dokter juga mungkin menganjurkan pemeriksaan penunjang yang meliputi tes darah dan urine. Langkah ini bertujuan menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain, seperti diabetes, infeksi, ketidakseimbangan hormon, dan banyak lagi.
Advertisement
Jenis pengobatan ejakulasi tertunda tergantung pada penyebabnya. Berikut contohnya:
Ada beberapa obat yang dilaporkan digunakan untuk memperbaiki gejala ejakulasi tertunda, seperti Amantadine, Buspirone dan Cyproheptanidine. Walaupun demikian sebenarnya belum ada satu obatpun yang dinyatakan bermanfaat secara medis dan disetujui sebagai obat resmi.
Cara mencegah ejakulasi tertunda adalah mengubah pola pikir dan gaya hidup sehat, termasuk menjaga kebersihan organ intim. Tidak perlu merasa tertekan dan terbebani saat berhubungan seksual.
Respons seksual merupakan hal yang tidak dapat dipaksa. Reaksi spontan ini sama seperti fungsi tubuh yang otomatis, misalnya berkeringat.
Semakin pasien memaksakan diri untuk mencapai respon seksual tertentu, semakin sulit respons seksual akan dialami.
Untuk mengurangi tekanan, fokuslah pada kenikmatan saat berhubungan seksual dan tidak perlu khawatir kapan ejakulasi akan terjadi. Pasangan perlu membuat atmosfir yang santai saat berhubungan dan tidak memaksakan ejakulasi.
Pasien dapat berdiskusi dengan terbuka tentang ketakutan atau kecemasannya dengan pasangan, seperti cemas akan kehamilan atau penyakit tertentu.
Berkonsultasilah dengan dokter bila Anda:
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis ejakulasi tertunda. Bila dirasa perlu, dokter juga dapat merujuk Anda ke psikolog untuk mengatasi gangguan psikis maupun masalah hubungan dengan pasangan yang Anda alami.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved