1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi
Ebola adalah penyakit mematikan yang tepatnya berasal dari Afrika. Kondisi ini dapat ditularkan oleh hewan dan manusia.
Infeksi virus ebola menyebabkan demam yang disertai dengan perdarahan hebat dan kegagalan organ, sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Manusia dapat tertular virus ebola dari hewan. Penyakit ini juga bisa ditularkan antarmanusia, yakni melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau jarum yang sudah terkontaminasi.
Penyakit ebola pernah menyebabkan wabah besar pada tahun 2014-2015 di tiga negara Afrika Barat, yaitu Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Beberapa kasus ebola juga terjadi di Afrika Tengah.
Penanganan ebola yang utama adalah memberikan cairan yang cukup dan terapi berdasarkan gejala yang dialami oleh penderita.
Saat ini vaksin ebola sudah disetujui oleh FDA dan telah digunakan untuk membantu dalam mengendalikan penyebaran wabah ini di Guinea serta Republik Kongo.
Secara umum, tanda dan gejala ebola meliputi:
Gejala akan muncul antara 2-21 hari setelah kontak dengan virus, dan rata-rata terjadi pada hari ke-8 hingga ke-10.
Mungkin saja ada tanda dan gejala ebola yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Penyebab ebola adalah virus ebola dari kelompok virus Filoviridae atau Filovirus. Virus ini diduga berasal dari kelelawar buah di Afrika.
Virus ebola bisa ditularkan dari hewan ke manusia, maupun antarmanusia. Beberapa jenis hewan yang dapat menyebarkannya meliputi:
Sementara pada penularan antarmanusia terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang sudah terinfeksi virus ebola. Misalnya, darah, ASI, feses, air liur, sperma, keringat, urine, bahkan muntah.
Virus bisa masuk ke tubuh manusia lewat mata, hidung, mulut, kulit yang luka, serta hubungan seksual.
Para pekerja kesehatan juga memiliki risiko tinggi untuk tertular penyakit ini karena mereka seringkali harus berhubungan dengan darah dan cairan tubuh.
Sementara itu, faktor risiko ebola lainnya meliputi:
Ebola termasuk penyakit yang sulit didiagnosis, terutama ketika seseorang baru terinfeksi. Pasalnya, gejala awalnya mirip dengan demam tifoid (tipes) atau malaria.
Diagnosis membutuhkan kombinasi gejala yang mengarah pada infeksi virus ebola dan paparan terhadap virus tersebut dalam 21 hari sebelum timbul gejala.
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda awal infeksi virus ebola dan memiliki kemungkinan paparan, orang tersebut harus segera dikarantina. Pemeriksaan penunjang di bawah ini kemudian dapat dilakukan sebagai langkah diagnosis ebola:
Hasil laboratorium pada fase awal infeksi virus ebola adalah penurunan jumlah trombosit, sel darah putih, dan limfosit. Peningkatan neutrofil juga dapat terjadi selama beberapa hari pertama infeksi.
Pada beberapa hari pertama kenaikan enzim hati juga bisa muncul. Misalnya, aspartate aminotransferase, alanine aminotransferase, dan peningkatan bilirubin.
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya antigen dan antibodi terhadap virus ebola dalam tubuh seseorang. Dokter akan menggunakan metode ELISA.
Metode ELISA akan mendeteksi antibodi IgM dan IgG virus ebola. Bila hasil IgM ebola positif, pasien diduga mengalami infeksi ebola akut.
RT-PCR diakukan dengan mendeteksi bagian dari virus yang terdapat di darah penderita.
Advertisement
Cara mengobati ebola secara khusus belum tersedia. Penanganan yang dilakukan bertujuan meringankan gejala yang dialami oleh penderita.
Sebagai contoh, dokter dapat melakukan langkah-langkah di bawah ini:
Pemulihan dari penyakit virus ebola tergantung pada perawatan suportif dan sistem kekebalan tubuh penderita. Seseorang yang sudah sembuh atau pulih, akan memiliki antibodi yang dapat bertahan sampai dengan 10 tahun, bahkan lebih.
Meski demikian, kekebalan seumur hidup terhadap virus ini belum dapat dipastikan. Beberapa orang yang selamat dari penyakit ini dapat mengalami komplikasi jangka panjang seperti gangguan pada sendi dan penglihatan.
Komplikasi ebola
Penyakit ebola yang tidak ditangani dengan saksama dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Cara mencegah ebola yang bisa dilakukan meliputi:
Segeralah hubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala ebola maupun keluhan yang terasa mencurigakan, terutama jika Anda pernah bepergian ke daerah yang rawan ebola.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis ebola agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved