logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Dyskeratosis Congenita

13 Okt 2022

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Pengertian dyskeratosis congenita

Dyskeratosis congenita adalah kelainan genetik langka yang menyebabkan sumsum tulang tidak dapat menghasilkan sel darah yang cukup. Diskeratosis congenita dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang memengaruhi berbagai bagian tubuh. 

Dyskeratosis congenita ditandai dengan tiga kriteria, antara lain kelainan kuku tangan dan kaki (distrofi kuku), perubahan warna kulit (pigmentasi), terutama pada leher dan dada, dalam pola yang sering digambarkan sebagai "berenda", dan bercak putih di dalam mulut (leukoplakia oral).

Meskipun termasuk penyakit bawaan yang sudah diderita penderitanya sedari lahir, tanda dan gejala dyskeratosis congenita sering kali baru muncul saat masa akhir kanak-kanak, remaja awal, dan dalam beberapa kasus, sampai dewasa.

Termasuk penyakit langka, diperkirakan, dyskeratosis congenita memengaruhi sekitar 1 dari 1 juta orang. 

Tanda dan gejala dyskeratosis congenita

Gejala dyskeratosis congenita dapat bervariasi pada tiap pasien. Pada beberapa individu, kondisinya mungkin lebih ringan dan pada pasien lainnya. 

Secara khas, tanda dan gejala dyskeratosis congenita meliputi:

  • Kelainan kulit, seperti pigmentasi yang tidak biasa dengan pola seperti renda di leher dan dada bagian atas
  • Cacat pada kuku tangan dan kuku kaki, termasuk retak, terbelah, atau kelainan bentuk
  • Lesi atau luka yang muncul sebagai bercak putih di mulut

Diskeratosis congenita juga dapat menyebabkan masalah lain, seperti:

  • Infeksi yang sering terjadi
  • Energi yang rendah sehingga sering kelelahan
  • Gangguan perdarahan
  • Gangguan mata dan gigi
  • Perawakan pendek
  • Osteoporosis 
  • Keterlambatan perkembangan
  • Anemia aplastik 
  • Sindrom mielodisplasia
  • Fibrosis (jaringan parut) di paru-paru atau hati

Penyebab dyskeratosis congenita

Kebanyakan kasus dyskeratosis congenita terjadi akibat mutasi genetik yang terjadi pada gen TERT, TERC, DKC1, atau TINF2. Gen-gen ini bertugas memberikan instruksi untuk membuat protein yang berfungsi mempertahankan struktur yang dikenal sebagai telomer pada ujung kromosom. 

Telomer berfungsi untuk membantu melindungi kromosom agar tidak saling menempel atau rusak. Di sebagian besar sel, telomer menjadi semakin pendek saat sel membelah. Setelah sejumlah pembelahan sel, telomer akan berhenti membelah atau merusak diri sendiri (mengalami apoptosis).

Akibatnya, penderita dyskeratosis congenita dapat mengalami berbagai masalah yang memengaruhi pembelahan sel dalam tubuh seperti sel-sel dasar kuku, folikel rambut, kulit, lapisan mulut (mukosa mulut), dan sumsum tulang.

Lebih lanjut, kerusakan dan ketidakstabilan kromosom akibat pemeliharaan telomer yang tidak memadai dapat menyebabkan perubahan genetik yang memungkinkan sel membelah dengan cara yang tidak terkendali, sehingga mengakibatkan perkembangan kanker.

Diskeratosis congenita dapat memiliki pola pewarisan yang berbeda tergantung mutasi gen yang terlibat. Penyakit ini dapat diturunkan dengan pola pewarisan resesif terkait-X, dalam pola autosomal dominan atau autosomal resesif.

Diagnosis dyskeratosis congenita

Dalam mendiagnosis dyskeratosis congenita, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan berikut:

  • Tanya jawab dan pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa gejala yang dialami, riwayat kesehatan pasien dan keluarganya serta pemeriksaan fisik untuk menemukan temuan khas terkait dyskeratosis congenita.
  • Pemeriksaan darah lengkap (CBC): Pemeriksaan ini  dapat membantu dokter memahami penyebab jumlah darah rendah. Individu dengan dyskeratosis congenita biasanya memiliki jumlah sel darah merah, sel darah putih, atau trombosit yang sangat rendah.
  • Pemeriksaan sumsum tulang: Biopsi sumsum tulang akan dilakukan untuk mendeteksii kelainan sumsum, seperti bukti sel prakanker atau kanker.
  • Tes panjang telomer: Tes ini adalah jenis tes darah yang ditujukan untuk mengukur panjang telomer dalam DNA sel darah dan membandingkan hasilnya dengan individu yang sehat pada usia yang sama.
  • Tes tambahan, seperti tes genetik dapat dilakukan untuk menyingkirkan kondisi bawaan lainnya, seperti sindrom myelodysplastic.

Baca jawaban dokter: Apakah setiap orang wajib melakukan skrining genetik? 

Advertisement

Cara mengobati dyskeratosis congenita

Pengobatan dyskeratosis congenita dapat berbeda pada tiap pasien. Kasus dyskeratosis congenita yang lebih ringan mungkin tidak memerlukan perawatan selama bertahun-tahun. Bagi pasien dengan kondisi dyskeratosis congenita yang parah, penanganannya dapat meliputi:

  • Transplantasi sumsum tulang, yaitu transplantasi sel induk pembentuk darah
  • Terapi androgen untuk memberikan hormon steroid agar dapat meningkatkan sel darah merah
  • Terapi hormon pertumbuhan hematopoietik seperti granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) dan granulocyte-macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF) untuk meningkatkan sel darah putih
  • Transplantasi sel induk hematopoietik untuk menangani anemia aplastik, sindrom myelodysplastic atau leukemia akibat dyskeratosis congenita

 

Baca juga: Penyakit Genetik Bukan Kiamat, Hidup Tetap Bisa Berkualitas

 

Komplikasi dyskeratosis congenita

Tergantung pada tingkat keparahannya, dyskeratosis congenita dapat menyebabkan komplikasi, seperti:

  • Kegagalan sumsum tulang
  • Penyakit paru-paru
  • Kanker 
  • Penyakit hati

Pada akhirnya, kebanyakan orang dengan dyskeratosis congenita akan mengalami kegagalan sumsum tulang. Hal ini dapat terjadi pada masa kanak-kanak, remaja, atau mungkin tidak terjadi sampai dewasa.

Cara mencegah dyskeratosis congenita

Tidak ada cara untuk mencegah dyskeratosis congenita.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Hubungi dokter saat Anda mengalami gejala yang berhubungan dengan dyskeratosis congenita.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter. 
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait dyskeratosis congenita?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis dyskeratosis congenita agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

Advertisement

Bagikan

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved