Dyskeratosis congenita adalah kelainan genetik langka yang menyebabkan sumsum tulang tidak dapat menghasilkan sel darah yang cukup. Diskeratosis congenita dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang memengaruhi berbagai bagian tubuh.
Dyskeratosis congenita ditandai dengan tiga kriteria, antara lain kelainan kuku tangan dan kaki (distrofi kuku), perubahan warna kulit (pigmentasi), terutama pada leher dan dada, dalam pola yang sering digambarkan sebagai "berenda", dan bercak putih di dalam mulut (leukoplakia oral).
Meskipun termasuk penyakit bawaan yang sudah diderita penderitanya sedari lahir, tanda dan gejala dyskeratosis congenita sering kali baru muncul saat masa akhir kanak-kanak, remaja awal, dan dalam beberapa kasus, sampai dewasa.
Termasuk penyakit langka, diperkirakan, dyskeratosis congenita memengaruhi sekitar 1 dari 1 juta orang.
Gejala dyskeratosis congenita dapat bervariasi pada tiap pasien. Pada beberapa individu, kondisinya mungkin lebih ringan dan pada pasien lainnya.
Secara khas, tanda dan gejala dyskeratosis congenita meliputi:
Diskeratosis congenita juga dapat menyebabkan masalah lain, seperti:
Kebanyakan kasus dyskeratosis congenita terjadi akibat mutasi genetik yang terjadi pada gen TERT, TERC, DKC1, atau TINF2. Gen-gen ini bertugas memberikan instruksi untuk membuat protein yang berfungsi mempertahankan struktur yang dikenal sebagai telomer pada ujung kromosom.
Telomer berfungsi untuk membantu melindungi kromosom agar tidak saling menempel atau rusak. Di sebagian besar sel, telomer menjadi semakin pendek saat sel membelah. Setelah sejumlah pembelahan sel, telomer akan berhenti membelah atau merusak diri sendiri (mengalami apoptosis).
Akibatnya, penderita dyskeratosis congenita dapat mengalami berbagai masalah yang memengaruhi pembelahan sel dalam tubuh seperti sel-sel dasar kuku, folikel rambut, kulit, lapisan mulut (mukosa mulut), dan sumsum tulang.
Lebih lanjut, kerusakan dan ketidakstabilan kromosom akibat pemeliharaan telomer yang tidak memadai dapat menyebabkan perubahan genetik yang memungkinkan sel membelah dengan cara yang tidak terkendali, sehingga mengakibatkan perkembangan kanker.
Diskeratosis congenita dapat memiliki pola pewarisan yang berbeda tergantung mutasi gen yang terlibat. Penyakit ini dapat diturunkan dengan pola pewarisan resesif terkait-X, dalam pola autosomal dominan atau autosomal resesif.
Dalam mendiagnosis dyskeratosis congenita, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan berikut:
Baca jawaban dokter: Apakah setiap orang wajib melakukan skrining genetik?
Advertisement
Pengobatan dyskeratosis congenita dapat berbeda pada tiap pasien. Kasus dyskeratosis congenita yang lebih ringan mungkin tidak memerlukan perawatan selama bertahun-tahun. Bagi pasien dengan kondisi dyskeratosis congenita yang parah, penanganannya dapat meliputi:
Baca juga: Penyakit Genetik Bukan Kiamat, Hidup Tetap Bisa Berkualitas
Tergantung pada tingkat keparahannya, dyskeratosis congenita dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
Pada akhirnya, kebanyakan orang dengan dyskeratosis congenita akan mengalami kegagalan sumsum tulang. Hal ini dapat terjadi pada masa kanak-kanak, remaja, atau mungkin tidak terjadi sampai dewasa.
Tidak ada cara untuk mencegah dyskeratosis congenita.
Hubungi dokter saat Anda mengalami gejala yang berhubungan dengan dyskeratosis congenita.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis dyskeratosis congenita agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved