Penyakit cacing guinea atau dracunculiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit dracunculus medinensis. Parasit adalah organisme yang memakan organisme lain untuk bertahan hidup. Dracunculiasis bisa terjadi ketika seseorang minum air yang mengandung larva cacing guinea atau guinea worm.
Larva adalah bentuk cacing yang belum dewasa. Dracunculiasis biasanya dialami oleh komunitas miskin di bagian terpencil Afrika yang tidak memiliki air bersih untuk diminum.
Infeksi ini dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun tetapi paling sering terjadi selama musim transmisi puncak dan bervariasi dari satu negara ke negara lain.
Di daerah kemarau, masyarakat umumnya tertular pada musim hujan, saat air permukaan tergenang. Di daerah basah, masyarakat umumnya tertular pada musim kemarau, saat air permukaan mengering dan menggenang.
Biasanya gejala dracunliasis baru muncul setelah satu tahun terinfeksi. Secara umum, tanda-tandanya meliputi:
Penyebab utama dranculiasis adalah masuknya cacing guinea ke dalam tubuh. Cacing ini adalah parasit jaringan terbesar yang menyerang manusia. Cacing guinea berukuran panjang 600 hingga 800 mm dan diameter 2 mm. Ketika seseorang meminum air yang terkontaminasi dari kolam atau sumur terbuka dangkal.
Cacing dracunculus (larva) yang belum dewasa hidup di dalam krustasea. Setelah krustasea tertelan, mereka mati dan melepaskan larvanya. Lava tersebut menembus dinding usus dan masuk ke rongga perut. Di dalam perut, larva cacing dewasa menjadi cacing dewas dalam waktu sekitar 1 tahun. Setelah itu cacing dewasa kawin.
Ketika kawin, cacing betina keluar dari perut dan bergerak melalui jaringan di bawah kulit, biasanya ke tungkai bawah atau telapak kaki. Saat itulah seseorang akan merasakan luka lepuh. Luka lepuh menyebabkan rasa tidak nyaman yang parah seperti terbakar dan akhirnya pecah.
Saat seseorang berusaha meredakan rasa terbakar dengan merendam kaki di dalam air, cacing yang hamil mengeluarkan larva ke dalam air. Setelah larva berada di dalam air, cacing bisa berkembang biak kembali. Jika cacing hamil tidak mencapai kulit, mereka mati dan hancur atau mengeras (mengeras) di bawah kulit.
Faktor-faktor risiko dracunliasis meliputi:
Diagnosis dranculiasis dilakukan dengan melakukan beberapa cara berikut ini:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat secara langsung gejala yang Anda alami. Selain itu, jika cacing dewasa sudah keluar maka hal ini akan sangat memudahkan dokter untuk melakukan diagnosis.
Rontgen dapat diambil untuk menemukan cacing yang mengalami pengerasan.
Advertisement
Saat cacing guinea siap keluar dari tubuh, hal ini bisa menimbulkan lepuh terbakar yang menyakitkan pada kulit. Setelah lepuh akhirnya pecah, cacing guinea akan keluar. Pengobatan penyakit cacing guinea dilakukan dengan cara mengangkat seluruh cacing dan merawat luka secara umum.
Setelah cacing keluar dracuncialis baru bisa diobati. Cara mengobati dracunliasis yang bisa Anda lakukan, yaitu:
Tidak ada obat khusus untuk mengobati atau mencegah GWD. Juga tidak ada vaksin untuk mencegah GWD.
Beberapa komplikasi yang bisa dipicu oleh dranculiasis, yaitu:
Cara mencegah dranculiasis yang bisa Anda lakukan, yaitu:
Masyarakat yang tertular diinstruksikan untuk tidak memasuki sumber air minum, seperti sumur terbuka atau waduk, agar sumber tersebut tidak terkontaminasi.
Jika Anda memiliki tanda atau gejala-gejala lain yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya, konsultasikan dengan dokter.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis dranculiasis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved