logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Diare Akibat Antibiotik

1 Jun 2021

| Popy Hervi Putri

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Diare akibat antibiotik adalah salah satu efek samping dari pemakaian obat ini

Diare akibat antibiotik termasuk efek samping penggunaan obat ini

Pengertian diare akibat antibiotik

Diare akibat antibiotik adalah kondisi medis yang ditandai dengan buang air besar (BAB) yang lembek hingga cair sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari setelah mengonsumsi obat antibotik.

Kondisi ini termasuk salah satu efek samping penggunaan antibiotik. Gejala diare biasanya dimulai sekitar 4 hingga 9 hari setelah Anda mengonsumsi obat.

Pada kebanyakan kasus, diare karena antibiotik bersifat ringan dan tidak membutuhkan penanganan khusus. Diare biasanya akan membaik dalam beberapa hari setelah konsumsi antibiotik dihentikan.

Meski begitu, jangan pernah menghentikan konsumsi tanpa konsultasi dengan dokter. Efek samping diare akibat antibiotik juga harus dikonsultasikan ke dokter agar penanganan bisa dilakukan.

Jadi, pada kondisi sehat, memang banyak bakteri dalam usus. Tidak hanya bakteri yang menyebabkan penyakit namun juga bakteri baik, kondisi ini untuk keseimbangan kondisi saluran cerna. 

Ketika  mengonsumsi antibiotik, maka bakteri baik juga akan mati dan bakteri jahat seperti Clostridium difficile meningkat dan merusak dinding saluran cerna sehingga menyebabkan diare.

Tanda dan gejala diare akibat antibiotik

Gejala diare akibat antibiotik umumnya ringan dan meliputi:

  • Feses yang lembek atau cair
  • Lebih sering buang air besar

Gejala tersebut biasanya muncul dalam seminggu setelah penderita mulai mengonsumsi antibiotik tertentu. Terkadang, gejala juga bisa baru timbul pada beberapa hari atau bahkan beberapa minggu setelah pasien selesai mengonsumsi obat.

Pada beberapa kasus, diare akibat antibiotik dapat melibatkan infeksi bakteri bernama Clostridium difficile. Bakteri ini menghasilkan racun yang merusak dinding usus, sehingga dapat menimbulkan kondisi medis lebih serius.

Selain feses yang lembek dan buang air besar lebih sering, infeksi Clostridium difficile akan menimbulkan gejala berupa:

 

Penyebab diare akibat antibiotik

Penyebab utama diare akibat antibiotik penggunaan obat antibiotik. Namun mekanisme di balik kondisi ini belum diketahui secara pasti.

Obat antibiotik diduga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dan jahat dalam saluran pencernaan dan menyebabkan diare.

Hampir semua antibiotik bisa menyebabkan diare. Beberapa jenisnya yang paling sering memicu diare akibat antibiotik meliputi:

  • Antibiotik jenis cephalosporin, seperti cefdinir dan cefpodoxime
  • Antibiotik jenis penisilin, seperti amoksisilin dan ampisilin

Selain itu, beberapa jenis antibiotik juga terkait dengan infeksi bakteri Clostridium difficile, yaitu fluoroquinolone, cephalosporin, penisilin, dan klindamisin.

 

Faktor risiko diare akibat antibiotik

Beberapa faktor risiko diare akibat antibiotik meliputi:

  • Memiliki riwayat diare akibat antibiotik
  • Telah minum obat antibiotik untuk waktu yang lama
  • Sedang mengonsumsi lebih dari satu obat antibiotik

 

Diagnosis diare akibat antibiotik

Diagnosis diare akibat antibiotik dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab terkait riwayat kesehatan, gejala dan obat yang penderita konsumsi.

Pasien dengan gejala ringan mungkin tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut. Namun pengambilan dan pemeriksaan tinja dapat dilakukan pada pasien dengan gejala berat. Pemeriksaan ini bertujuan mencari keberadaan bakteri dalam feses.

 

Advertisement

Cara mengobati diare akibat antibiotik

Cara mengobati diare akibat antibiotik umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa langkah penanganan dari dokter bisa berupa:

  • Pengobatan diare akibat antibiotik yang ringan

Pada pasien dengan diare ringan, gejala biasanya akan hilang dalam beberapa hari setelah penggunaan antibiotik dihentikan. Pada sebagian kasus, dokter dapat menyarankan pasien untuk menghentikan konsumsi antibotik hingga diare benar-benar sembuh.

  • Pengobatan infeksi bakteri Clostridium difficile

Untuk pasien dengan infeksi Clostridium difficile, dokter akan menghentikan konsumsi obat antibiotik yang sedang digunakan dan memberikan antibiotik lain yang spesifik untuk membunuh bakteri ini. Pasien juga akan diminta untuk menghentikan konsumsi obat-obatan maag.

Pasien dengan infeksi Clostridium difficile dapat mengalami kekambuhan diare yang membutuhkan perawatan kembali.

 

Komplikasi diare akibat antibiotik

Jika tidak ditangani dengan optimal, diare akibat antibiotik dapat menyebabkan komplikasi berupa dehidrasi.

Gejala dehidrasi meliputi mulut yang kering, rasa haus berlebihan, buang air kecil yang sedikit atau tidak sama sekali, dan tubuh yang lemas. Tak hanya itu, dehidrasi berat juga dapat mengancam nyawa pasien.

 

Cara mencegah diare akibat antibiotik

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah diare akibat antibiotik meliputi:

  • Konsumsi antibiotik hanya jika diperlukan

Tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan antibiotik. Hanya infeksi akibat bakteri yang memerlukan obat antibiotik.

Sedangkan infeksi akibat virus (seperti flu) tidak memerlukan penggunaan obat antibiotik. Karena itu, hindari penggunaan antibiotik tanpa anjuran dokter.

  • Mencuci tangan

Minta orang yang merawat pasien untuk mencuci tangannya. Apabila pasien menjalani rawat inap, minta siapapun untuk mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol sebelum menyentuh pasien.

  • Beri tahu dokter jika pernah mengalami diare akibat antibiotik

Ketika seseorang terkena diare akibat antibiotik, ada kemungkinan obat tersebut akan menimbulkan kondisi yang sama di kemudian hari. Dokter akan memilih jenis antibiotik lain untuk pasien.

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami gejala diare akibat antibiotik. Diare merupakan kondisi medis yang umum dan dapat disebabkan oleh banyak hal, sehingga dokter akan menyarankan pemeriksaan untuk menentukan penyebab yang mendasari kondisi Anda.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi, terutama antibiotik.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Sejak kapan gejala tersebut terjadi?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu, terutama antibiotik?
  • Apakah Anda memiiki riwayat penyakit saluran cerna, seperti kolitis ulseratif, penyakit Crohn, atau penyakit peradangan usus lainnya?
  • Apakah ada keluarga atau orang di sekitar Anda dengan gejala yang sama?
  • Apakah Anda sudah mencari pertolongan medis sebelumnya? Jika iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bisa menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis diare akibat antibiotik. Dengan ini, pengobatan dapat diberikan secara tepat.

 

Advertisement

diareantibiotikgangguan pencernaanfeses

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved