31 Agt 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan gula darah tinggi
Komplikasi diabetes melitus terbagi menjadi dua, yaitu jangka pendek (akut) dan panjang (kronis).
Komplikasi diabetes melitus akut umumnya terjadi secara tiba-tiba, parah, dan bisa mengancam jiwa. Biasanya bersifat jangka pendek.
Ketoasidosis diabetik merupakan salah satu komplikasi jangka pendek serius dan akut pada pasien diabetes, khususnya diabetes tipe 1. Kondisi ini bisa menyebabkan koma atau bahkan kematian.
Kadar gula yang sangat tinggi di dalam darah membuat sel tubuh tidak mendapatkan glukosa. Padahal, glukosa adalah sumber energi.
Ketika tidak bisa memakai glukosa sebagai sumber energi, tubuh mulai membakar lemak. Hasil pembakaran lemak inilah yang disebut dengan keton.
Ketoasidosis diabetik terjadi saat keton dalam darah terlalu banyak. Akibatnya, tubuh jadi lebih asam. Ini merupakan tanda bahwa diabetes tidak terkontrol.
Kondisi hiperglikemik hiperosmolar adalah sindrom yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia berat akibat kadar glukosa darah yang sangat tinggi. Komplikasi ini biasanya dialami oleh pasien diabetes tipe 2.
Gejala HHS salah satunya adalah rasa haus yang berlebihan, buang air kecil terus menerus hingga terjadi dehidrasi parah. Kondisi ini bisa terjadi karena tubuh mencoba mengeluarkan kelebihan glukosa dalam darah melalui urine.
HHS dapat menyebabkan mual, dehidrasi, kebingungan, demam, dan koma jika glukosa dalam darah mendekati kadar 40 mmol/l atau lebih. Karena itu, orang yang mengalami gejala HHS harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Komplikasi diabetes yang juga sering terjadi pada penderita diabetes adalah hipoglikemia atau kadar gula darah yang terlalu rendah. Kondisi ini lebih umum terjadi pada diabetesi yang menggunakan insulin.
Itu sebabnya pengidap diabetes tipe 1 mungkin lebih berisiko mengalaminya.
Suntik insulin dibutuhkan oleh penderita diabetes untuk menurunkan gula darah. Hipoglikemia bisa terjadi ketika insulin yang masuk ke tubuh kadarnya tidak sesuai, sehingga penurunan gula darah terjadi secara berlebihan.
Kondisi ini juga bisa terjadi apabila Anda kurang makan usai suntik insulin. Orang yang tidak mengonsumsi obat diabetes dengan dosis yang tepat juga bisa mengalami hipoglikemia.
Hipoglikemia bisa jadi kondisi gawat darurat yang dapat menyebabkan koma atau kematian jika tidak segera ditangani. Penglihatan buram, lemas, mengantuk, sulit bicara, pusing, gemetar, hingga pingsan merupakan tanda hipoglikemia.
Komplikasi diabetes melitus kronis berkembang secara bertahap. Kadar gula darah yang tidak terkontrol akibat diabetes semakin meningkatkan risiko komplikasi di masa depan.
Orang diabetes rentan mengalami penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) jika gula darahnya tak terkendali. Serangan jantung dan stroke adalah komplikasi diabetes yang paling umum terjadi.
Gula darah tinggi lama-kelamaan dapat menyebabkan penumpukan lemak di dinding pembuluh darah, sebagaimana dilansir dari laman Diabetes UK. Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku (aterosklerosis).
Tak hanya itu, tumpukan lemak di dinding pembuluh darah juga bisa menyumbat aliran darah menuju jantung, sehingga terjadilah serangan jantung. Jika sumbatan terjadi di otak, orang diabetes berisiko mengalami stroke.
Kerusakan saraf yang terjadi akibat diabetes disebut dengan neuropati diabetik.
Saraf yang paling umum terdampak oleh diabetes adalah saraf-saraf yang terletak di ujung kaki dan tangan. Namun, saraf-saraf lain juga bisa saja terdampak, seperti saraf di saluran cerna, saluran kencing, atau pembuluh darah.
Masalah saraf di ujung kaki membuat beberapa pasien kerap tidak menyadari adanya masalah pada kakinya karena tidak lagi bisa merasakan sakit atau mati rasa.
Kondisi ini bisa berbahaya, karena jika ada luka di kaki, maka orang tersebut bisa tidak merasakan apa-apa dan mendiamkannya hingga rentan terjadi infeksi atau pembusukan. Ini yang kemudian disebut sebagai luka diabetes.
Jika terus dibiarkan, maka pada kondisi terburuk, kaki perlu diamputasi agar bakteri yang ada di luka tidak menyebar ke area tubuh lain.
Beberapa gejala neuropati diabetik, antara lain:
Nefropati diabetik adalah kerusakan ginjal yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah. Melansir American Diabetes Association, komplikasi diabetes ini terjadi pada sekitar 40% orang dengan diabetes tipe 1 ataupun 2.
Gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di ginjal.
Kerusakan ini kemudian dapat menyebabkan hipertensi. Tak berhenti sampai di situ, tekanan darah yang tinggi ini kemudian menyebabkan kerusakan yang lebih berat pada ginjal.
Akibatnya, kemampuan ginjal untuk menyaring darah jadi berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
Retinopati diabetik adalah salah satu efek dari penyakit gula pada mata.
Seperti bagian tubuh lainnya, mata juga memiliki pembuluh darah untuk suplai nutrisi. Namun, gula darah yang tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah di retina membengkak dan bocor.
Bahkan, pada retinopati diabetik juga mungkin terjadi sumbatan pembuluh darah. Sumbatan ini lama-kelamaan akan merusak dinding pembuluh darah dan memicu munculnya pembuluh darah baru abnormal (neovaskularisasi).
Semua kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah mata pada diabetes dan mengancam penglihatan.
Untuk pasien diabetes tipe 1, pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan minimal setahun sekali dalam 3-5 tahun pertama pasien menginjak 10 tahun. Sementara itu, untuk mencegah komplikasi mata pada orang dengan DM tipe 2, periksalah mata secara rutin sejak pertama kali didiagnosis.
Komplikasi diabetes jangka panjang juga bisa terjadi pada kulit. Gangguan kulit bisa jadi salah satu gejala diabetes tahap awal yang bertahan hingga jangka waktu lama.
Gejala yang dirasakan mungkin sedikit berbeda dibandingkan penyakit kulit lainnya. Umumnya, gatal karena diabetes juga disertai oleh ciri lain, seperti kesemutan atau kebas.
Infeksi jamur pada kulit di vagina atau penis juga bisa terjadi sebagai salah satu komplikasi diabetes.
Masalah-masalah kulit ini harus ditangani sedini mungkin, sebelum menjadi luka bertambah parah. Pasalnya, luka yang terjadi pada diabetesi umumnya lebih sulit sembuh..
Kabar baiknya, jika ditangani sedini mungkin, masalah kulit orang diabetes bisa ditangani hingga tuntas.
Efek diabetes juga turut memengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan kadar gula dalam air liur tinggi.
Air liur yang mengandung gula dapat mengacaukan keseimbangan bakteri yang berada di mulut. Belum lagi, gula yang terdapat dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi. .
Kombinasi itu dapat membuat pembentukan plak semakin banyak. Akibatnya, Anda lebih berisiko mengalami gigi berlubang.
Gusi berdarah dan bau mulut juga bisa terjadi akibat gula darah yang tinggi. Sayangnya, diabetes sendiri membuat penyakit gusi jadi lebih sulit disembuhkan. Malah, kondisi ini bisa membuat gula darah jadi sulit dikendalikan.
Salah satu efek diabetes pada pria adalah disfungsi ereksi, alias impotensi.
Agar bisa ereksi, aliran darah menuju penis haruslah lancar. Sayangnya, kondisi diabetes yang tidak terkontrol dapat memengaruhi aliran darah menuju penis.
Gula darah tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis pada pembuluh darah penis. Pembuluh darah yang menuju penis pun bisa menyempit. Akibatnya, ereksi akan sulit terjadi.
Komplikasi diabetes ini umumnya terjadi secara perlahan dan merupakan efek diabetes ini pada pria yang kerap terjadi.
Diabetes juga dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang pada saraf pendengaran. Kadar gula yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah dan saraf di telinga bagian dalam rusak.
Akan tetapi, kadar gula darah yang terlalu rendah juga bisa mengganggu tugas saraf pendengaran yang mengantarkan sinyal ke otak.
Mengutip pernyataan dari CDC, masalah pendengaran ini berisiko dua kali lebih besar dialami oleh orang diabetes dibandingkan mereka yang sehat. Bahkan, orang yang mengalami prediabetes berisiko 30% lebih besar dibandingkan mereka yang punya kadar gula normal.
Alzheimer merupakan komplikasi diabetes yang lebih berisiko pada orang dengan DM tipe 2. Alzheimer sendiri merupakan penyakit yang menyebabkan menurunnya fungsi otak.
Hal ini masih berhubungan dengan kerusakan saraf yang mungkin terjadi di otak. Meski belum ada hasil yang jelas, peneliti memiliki sebuah kesimpulan awal.
Alzheimer pada orang diabetes kemungkinan terjadi akibat otak dan jaringan sekitarnya tidak lagi dapat menggunakan gula dengan baik. Diduga, terjadi resistensi insulin pada sel-sel otak. Padahal, gula adalah makanan utama sel-sel otak.
Resistensi insulin sendiri menjadi salah satu penyebab diabetes.
Alzheimer akibat diabetes ini juga dipertimbangkan sebagai jenis diabetes lain, yakni diabetes tipe 3.
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved