1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Depresi pasca-persalinan jika tidak ditangani dapat berlangsung selama berbulan-bulan.
Postpartum depression (PPD) atau depresi pasca-persalinan adalah salah satu jenis depresi yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Jenis depresi ini tidak hanya terjadi pada para ibu tetapi juga dapat terjadi pada para ayah. Gejalanya biasa baru mulai pada 4 minggu setelah melahirkan.
Beberapa orang mungkin merasa bahwa depresi pasca-persalinan atau yang biasa dikenal dengan istilah depresi pasca-melahirkan serupa dengan baby blues. Padahal baby blues dan depresi pasca-persalinan merupakan dua hal yang berbeda.
Baby blues ditandai dengan perubahan suasana hati, sering menangis, cemas, dan kesulitan tidur. Baby blues biasanya dimulai dalam dua hingga tiga hari pertama setelah melahirkan, dan dapat berlangsung hingga dua minggu.
Jika baby blues berlangsung lebih lama dan menjadi lebih parah, maka baby blues bisa berkembang menjadi depresi postpartum atau depresi pasca-persalinan.
Depresi pasca-melahirkan bukanlah cacat atau kelemahan karakter. Terkadang hal tersebut hanya komplikasi melahirkan.
Jika Anda mengalami depresi pasca-melahirkan, segera konsultasi ke dokter, agar dokter bisa memberikan perawatan yang dapat membantu Anda mengurangi gejala dan membantu Anda menjalin ikatan dengan bayi.
Secara umum, gejala depresi pasca-persalinan pada ibu meliputi:
Hingga kini, penyebab depresi pasca-persalinan belum diketahui. Namun beberapa faktor diduga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya.
Faktor-faktor risiko depresi pasca-persalinan tersebut meliputi:
Diagnosis depresi pasca-persalinan dilakukan dengan cara tanya jawab dan pemeriksaan tambahan. Berikut penjelasannya.
Dokter Anda biasanya akan bertanya tentang perasaan, pikiran, dan kesehatan mental Anda untuk mengetahui apakah Anda menderita baby blues pasca-persalinan jangka pendek atau depresi yang lebih parah.
Anda harus sejujur mungkin dengan dokter dan jangan malu. Karena depresi pasca-persalinan sering terjadi.
Bila perlu, dokter akan menyarankan Anda melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
Advertisement
Cara mengobati depresi pasca-persalinan umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut.
Beberapa pilihan cara mengatasi depresi pasca-persalinan yang biasanya disarankan dokter, yaitu:
Anda juga bisa mengatasi depresi pasca-persalinan di rumah, dengan beberapa cara berikut ini:
Dokter mungkin akan menyarankan Anda melakukan terapi psikologi atau terapi perilaku kognitif (CBT).
Dokter biasanya akan memberikan Anda obat antidepresan jika depresi Anda lebih parah atau perawatan lain tidak membantu. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat yang aman dikonsumsi saat menyusui.
Jika tidak ditangani dengan optimal, dapat menyebabkan komplikasi depresi pasca-persalinan:
Selain itu, komplikasi depresi pasca-persalinan juga bisa terjadi pada bayi, yaitu kesulitan tidur dan makan, menangis berlebihan, dan keterlambatan perkembangan bahasa.
Cara mencegah depresi pasca-persalinan yang bisa dilakukan meliputi:
Bila Anda memiliki riwayat depresi, beri tahu gejalanya pada dokter. Bila perlu, dokter akan memberikan obat antidepresan selama hamil.
Konsultasikan dengan dokter dan ahli kesehatan lainnya ketika Anda mengalami tanda-tanda depresi, merasa kesulitan untuk merawat bayi, susah menyelesaikan aktivitas sehari-hari, dan berpikiran untuk menyakiti diri maupun bayi sendiri.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis depresi pasca-persalinan agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved