8 Mar 2023
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Demam tifoid atau tipes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi
Tipes atau demam tifoid adalah penyakit akibat infeksi bakteri Salmonella typhi dan paratyphi, Kondisi ini dapat mengganggu banyak organ.
Bakteri penyebab tipes terutama ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kotoran maupun urine dari penderita.
Meski terdengar umum dan tidak berbahaya, demam tifoid yang tidak ditangani bisa menyebabkan komplikasi serius. Contohnya, perdarahan saluran cerna dan robekan pada usus.
Oleh karena itu, tipes sebaiknya segera diatasi dengan saksama. Penanganan utama demam tifoid adalah dengan mengonsumsi obat antibiotik.
Sementara pencegahan penyakit ini bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri maupun lingkungan. Selain itu, vaksinasi tipes telah tersedia dan bisa dijalani untuk melindungi diri dari penularan tipes.
Gejala tipes tergantung pada durasi seseorang mengalaminya. Secara umum, tanda-tandanya meliputi:
Pada tahap lanjut, tipes yang tidak ditangani bisa menyebabkan gejala berupa:
Mungkin saja ada tanda dan gejala tipes yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Baca juga: Warna Feses Bisa Menandakan Kondisi Tubuh Anda
Penyebab tipes adalah infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, serta kontak langsung dengan penderita.
Ada pula beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terkena penyakit ini. Faktor-faktor risiko tipes ini meliputi:
Diagnosis tipes dapat dipastikan dengan cara-cara di bawah ini:
Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami dan faktor risiko tipes yang dimiliki oleh pasien.
Dokter akan mencari tanda-tanda tipes pada tubuh pasien. Misalnya, ruam berwarna kemerahan pada leher dan perut.
Pada kebanyakan penderita tipes, tes darah akan menunjukkan hasil berupa:
Penderita tipes juga dapat mengalami kenaikan kadar enzim hati dan kadar bilirubin, serta ketidakseimbangan elektrolit darah.
Tes widal merupakan pemeriksaan yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis demam tifoid selama beberapa dekade. Pemeriksaan bertujuan mendeteksi antibodi terhadap antigen H dan O dari bakteri S.typhi.
Penggunaan tes widal sebenarnya tidak lagi dianjurkan di negara-negara maju. Pasalnya, banyak faktor yang mempengaruhi tes ini, sehingga hasilnya sering tidak akurat.
Namun di negara berkembang (misalnya Indonesia), tes widal masih digunakan untuk membantu dokter dalam memastikan diagnosis tipes. Alasannya adalah fasilitas kesehatan yang masih terbatas.
Hasil positif pemeriksaan Widal akan meningkatkan kecurigaan adanya tipes apabila titer aglutinin sebesar ≥ 1/320.
Tes tubex adalah pemeriksaan yang mendeteksi antibodi imunoglobulin M (IgM) terhadap antigen O9 dari bakteri S.typhi. Tes ini lebih akurat daripada tes widal.
Pemeriksaan baku emas alias gold standard untuk mendiagnosis demam tifoid adalah kultur cairan aspirasi sumsum tulang. Namun prosedur ini dapat menyebabkan rasa nyeri hebat.
Hasil kultur juga biasanya memakan waktu lama. Karena itu, pemeriksaan ini jarang dianjurkan oleh dokter.
Selain dari cairan aspirasi sumsum tulang, kultur juga bisa dilakukan dari darah, muntah, atau sampel tinja.
Tes PCR tergolong cukup efektif dalam mendiagnosis tipes. Pemeriksaan ini menggunakan sampel darah dan urine dari pasien.
Advertisement
Cara mengobati demam tifoid umumnya akan tergantung pada tingkat keparahan dan seberapa lama pasien mengalami kondisi ini. Beberapa metode penanganan tipes ini meliputi:
Pilihan obat tipes yang biasa diresepkan oleh dokter dapat berupa:
Obat antibiotik merupakan pengobatan tipes yang paling efektif. Pasalnya, penyakit ini disebabkan oleh bakteri.
Umumnya, gejala tipes akan membaik setelah penderita mengonsumsi antibiotik selama 2-3 hari. Tapi bukan berarti konsumsinya boleh dihentikan.
Obat antibiotik harus dihabiskan sesuai dengan durasi konsumsi dari dokter, yakni sekitar 7-14 hari. Langkah ini bertujuan mencegah kondisi resistensi bakteri terhadap antibiotik serta komplikasi.
Jenis antibiotik yang paling umum diberikan untuk mengatasi demam tifoid meliputi doxycycline, ciprofloxacin, dan chloramphenicol.
Contoh obat ini meliputi paracetamol dan ibuprofen.
Pasien juga bisa melakukan hal-hal berikut untuk mempercepat penyembuhan demam tifoid:
Jika tidak ditangani dengan benar, demam tifoid dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Gejala perdarahan ini meliputi cepat lelah, sesak napas, kulit yang pucat, detak jantung tidak teratur, muntah darah, serta tinja berwarna hitam.
Perforasi usus adalah munculnya robekan pada usus. Kondisi ini dapat menyebabkan peritonitis, yakni radang pada selaput pembungkus organ dalam perut.
Perforasi maupun peritonitis termasuk kondisi medis darurat yang memerlukan penanganan secepat mungkin untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Baca juga: Hati-hati! Minum Obat Sembarangan Bisa Picu Resistensi Antibiotik
Cara mencegah demam tifoid yang dapat Anda lakukan meliputi:
Sementara penderita bisa mencegah penularan penyakit ini pada orang lain dengan cara:
Segera cari pertolongan medis apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala berikut:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis tipes agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved