1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Cytomegalovirus dapat menyebar melalui kontak fisik dengan cairan dari tubuh orang yang terinfeksi
Cytomegalovirus (CMV) adalah virus yang termasuk golongan virus herpes. Infeksi virus ini sering tidak menimbulkan gejala, sehingga jarang disadari.
Kebanyakan orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Karena itu, infeksi CMV dapat dikendalikan dengan mudah.
Tetapi CMV yang menetap dalam tubuh, bisa menimbulkan gejala dan komplikasi bagi ibu hamil dan orang dengan sistem imun lemah seperti penderita HIV.
Infeksi CMV dapat menyebar lewat cairan tubuh. Ibu hamil juga bisa menularkannya pada janin.
Gejala infeksi CMV biasanya bervariasi, dari tanpa gejala, rasa lelah hingga gejala berat yang melibatkan organ seperti mata, otak, dan organ dalam lainnya. Pada penderita HIV, CMV akan menyebabkan infeksi pada mata yang disebut retinitis yang dapat menyebabkan kebutaan.
Pengobatan cytomegalovirus biasa tidak diperlukan. Namun pada pasien dengan gejala berat, dokter bisa memberikan obat antivirus.
Cytomegalovirus dapat dibagi menjadi tiga jenis berikut:
Acquired CMV atau CMV primer merupakan infeksi virus cytomegalovirus yang dialami pasien untuk pertama kalinya.
Recurring CMV adalah infeksi cytomegalovirus yang terjadi ketika pasien pernah mengalaminya. Virus yang awalnya dorman (menetap dalam tubuh tanpa bergejala), menjadi aktif ketika sistem imun tubuh penderita menurun.
CMV kongenital terjadi ketika seseorang mengalami infeksi virus ketika hamil lalu menularkannya kepada janin.
Gejala cytomegalovirus tergantung pada jenisnya di bawah ini:
Kebanyakan pasien dengan acquired CMV tidak mengetahui bahwa mereka sakit karena tidak terdapat gejala. Jika mengalami gejala, gejala tersebut berupa:
Gejala biasanya hilang setelah 2 minggu.
Gejala recurring CMV bervariasi, tergantung pada organ yang terdampak. Organ yang biasanya diserang adalah mata, paru-paru, atau saluran cerna.
Gejalanya dapat berupa:
Pasien dengan sistem kekebalan imun yang lemah dan mengalami gejala tersebut perlu mencari pengobatan segera.
Sekitar 90% bayi dengan cytomegalovirus tidak bergejala, namun 10-15% bayi yang terinfeksi dapat mengalami gangguan pendengaran dalam 6 bulan pertama. Tingkat keparahannya bervariasi dari tuli derajat ringan sampai berat.
Pada sebagian bayi, virus hanya akan mempengaruhi salah satu telinga. Namun bayi lainnya mengalami gangguan pendengaran pada kedua telinga yang dapat meningkatkan risiko kelainan bicara dan komunikasi di kemudian hari.
Gejala CMV kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa:
Sesuai namanya, penyebab cytomegalovirus adalah infeksi virus cytomegalovirus. Virus sejenis herpes ini menyebabkan cacar air, herpes simplex, dan mononukleosis.
CMV dapat berstatus dorman (tidak aktif) ketika seseorang dalam kondisi sehat. Virus lalu menjadi aktif saat sistem kekebalan tubuh penderita menurun. Saat virus ini aktif, penderita dapat menularkannya pada orang lain.
CMV menyebar melalui cairan dalam tubuh, termasuk darah, urine, air liur, ASI, air mata, sperma, serta cairan vagina. Penularannya bisa terjadi melalui:
Faktor risiko cytomegalovirus dapat berupa:
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis infeksi cytomegalovirus antara lain:
Advertisement
Pengobatan cytomegalovirus berbeda-beda tergantung jenisnya di bawah ini:
Pasien dengan acquired CMV yang mengalami infeksi virus untuk pertama kalinya dapat menggunakan obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas, seperti parasetamol, ibuprofen, atau aspirin untuk meredakan gejala. Pasien juga dianjurkan untuk minum air putih dalam jumlah banyak.
Pasien dengan recurring CMV atau CMV kongenital dapat menggunakan obat antivirus seperti ganciclovir. Obat ini akan memperlambat penyebaran virus.
Bila terdapat kerusakan organ yang luas, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan.
Pengobatan dapat membantu untuk melemahkan virus dan mengurangi risiko masalah medis serius. Namun langkah ini tidak dapat menyembuhkan infeksi CMV.
Bayi lahir dengan CMV kongenital harus dirawat di rumah sakit sampai pengobatan antivirus selesai.
Komplikasi cytomegalovirus jarang ditemui pada orang sehat. Akan tetapi, pasien cytomegalovirus dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat mengalami komplikasi berupa CMV mononukleosis, sebuah kondisi yang ditandai dengan terlalu banyaknya sel darah putih di dalam inti sel.
Gejala CMV mononukleosis dapat berupa nyeri tenggorokan, tenggorokan bengkak, rasa lelah, dan mual. Hal ini dapat menyebabkan peradangan hati atau hepatitis dan pembesaran limpa.
Selain itu, komplikasi cytomegalovirus lainnya dapat berupa:
Pasien yang berisiko mengalami komplikasi cytomegalovirus antara lain:
Beberapa cara mencegah cytomegalovirus dan komplikasinya dapat berupa:
CMV merupakan penyakit infeksi oportunistik yang berhubungan dengan HIV. Terapi antivirus dapat meningkatkan jumlah CD4 dan sistem kekebalan tubuh.
Dengan begitu, pencegahan retinitis (peradangan dari bagian retina pada mata) yang berulang dapat dicegah.
Cucilah tangan Anda, terutama setelah melakukan kontak dengan air liur atau urine seseorang.
Jika dikelilingi anak kecil, hindari menyentuh urine atau air liur dan hal-hal yang bersentuhan dengan mereka karena anak kecil lebih rentan membawa CMV melalui cairan tubuh.
Gunakan kondom saat berhubungan seksual, termasuk seks oral.
Konsultasikan pada dokter mengenai CMV jika Anda harus menjalani transfusi darah.
Cucilah mainan atau barang lain yang terkontaminasi air liur anak Anda secara teratur.
Hentikan kebiasaan berbagi makanan, peralatan makan, atau mainan agar penularan CMV bisa dicegah.
Hubungi dokter apabila Anda:
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis cytomegalovirus. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved