1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Cedera kepala ringan tetap dapat memengaruhi fungsi otak
Trauma kepala ringan atau cedera kepala ringan adalah cedera atau trauma pada kepala dan otak yang dapat memberikan dampak pada fungsi otak. Dampak kondisi ini biasanya hanya sementara dan disertai dengan sakit kepala serta gangguan pada memori, keseimbangan, koordinasi, serta konsentrasi seseorang.
Cedera kepala ringan didefinisikan sebagai kerusakan otak yang minimal karena ditandai dengan hilangnya kesadaran dalam waktu singkat maupun tidak terdapat kehilangan kesadaran sama sekali.
Umumnya, penderita cedera kepala ringan dapat pulih kembali dalam jangka waktu sekitar dua minggu. Tapi masa pemulihan tersebut harus tetap dipantau agar komplikasi tidak terjadi di kemudian hari. Cedera kepala ringan juga dikenal dengan istilah cedera otak ringan dan gegar otak.
Gejala yang terjadi pada penderita cedera kepala ringan mungkin tidak langsung terlihat tepat pada saat cedera. Pada umumnya, gejala baru terlihat beberapa hari atau beberapa minggu setelah cedera terjadi.
Selain itu, gejala juga seringkali tidak disadari baik oleh orang yang mengalami cedera, keluarga, maupun dokter yang menangani.
Pasalnya, penderita kerap terlihat normal meskipun sering merasa tidak dapat berpikir dengan normal.
Secara umum, tanda dan gejala cedera kepala ringan meliputi:
Penyebab utama cedera kepala ringan adalah robeknya serabut saraf dan pecahnya pembuluh darah di bawah tengkorak yang menyebabkan penumpukan darah.
Otak manusia merupakan organ lunak yang dikelilingi oleh cairan dari tulang belakang serta dilindungi oleh tulang tengkorak. Cairan ini berfungsi sebagai bantalan agar otak tidak langsung membentur tulang tengkorak bila terjadi guncangan. Tapi otak tetap dapat membentur tulang tengkorak jika muncul guncangan yang cukup keras.
Akan tetapi, otak tetap dapat membentur tulang tengkorak apabila terjadi guncangan yang cukup keras. Adanya guncangan atau gerakan yang cepat ini dapat menyebabkan jaringan otak berubah bentuk, meregangkan dan merusak sel-sel otak, serta menyebabkan perubahan kimia maupun metabolisme dalam sel-sel otak sehingga timbul gejala-gejala cedera kepala.
Cedera kepala ringan dapat memberikan dampak pada fungsi otak meskipun biasanya dalam periode yang singkat. Secara umum, cedera ini bisa terjadi akibat:
Beberapa faktor risiko cedera kepala ringan meliputi:
Diagnosis cedera kepala ringan dilakukan dengan cara tanya jawab, pemeriksaan neurologis, tes kognitif, tes pencitraan, pengamatan, dan pemeriksaan glasgow coma scale. Berikut penjelasannya.
Hal pertama yang dilakukan dokter adalah melihat tanda dan gejala serta meninjau riwayat kesehatan Anda.
Setelah dokter Anda menanyakan pertanyaan rinci tentang cedera Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis. Evaluasi ini dilakukan dokter untuk memeriksa beberapa hal berikut ini:
Dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk mengevaluasi kemampuan berpikir (kognitif) Anda selama pemeriksaan neurologis. Tes dilakukan mengukur beberapa faktor, yaitu:
Tes pencitraan otak mungkin direkomendasikan untuk beberapa orang dengan tanda dan gejala seperti sakit kepala parah, kejang, muntah berulang atau gejala yang semakin parah. Tes pencitraan otak dapat bermanfaat menentukan apakah cedera parah dan telah menyebabkan pendarahan atau pembengkakan di tengkorak.
Beberapa tes pencitraan yang mungkin disarankan dokter, yaitu:
CT scan tengkorak adalah tes standar pada orang dewasa untuk menilai otak tepat setelah cedera.
Untuk anak-anak dengan dugaan gegar otak, CT scan hanya digunakan jika ada kriteria tertentu yang terpenuhi, seperti jenis cedera atau tanda-tanda patah tulang tengkorak. Hal ini untuk menghindari paparan radiasi pada anak.
Prosedur MRI dapat digunakan untuk mengidentifikasi perubahan di otak Anda atau untuk mendiagnosis komplikasi yang mungkin terjadi setelah gegar otak.
Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit semalaman untuk observasi setelah gegar otak. Jika dokter setuju bahwa Anda dapat diamati di rumah, seseorang harus tinggal bersama Anda dan memeriksa Anda setidaknya selama 24 jam untuk memastikan bahwa gejala tidak memburuk.
Pendamping mungkin perlu membangunkan Anda secara teratur untuk memastikan Anda dapat bangun secara normal.
Pemeriksaan glasgow coma scale dilakukan untuk mengukur tingkat kesadaran. Seseorang dengan hasil glasgow coma scale 13 hingga 15 diklasifikasikan sebagai cedera kepala ringan.
Advertisement
Cara mengobati cedera kepala ringan umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut.
Beberapa pilihan cara mengobati cedera kepala ringan yang biasanya disarankan dokter, yaitu:
Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu pemulihan pada otak.
Obat pereda nyeri bisa membantu dalam meredakan sakit kepala. Contohnya adalah paracetamol.
Namun harap diingat bahwa pasien harus menghindari pengunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti aspirin, ibuprofen, dan lainnya. Pasalnya, obat jenis ini dapat mengencerkan darah, memperburuk kondisi, dan meningkatkan potensi perdarahan pada kepala.
Meski jarang, cedera kepala ringan juga bisa saja memerlukan operasi.
Selama masa penyembuhan cedera kepala ringan, Anda sebaiknya tidak langsung kembali melakukan aktivitas cukup berat yang menuntut kekuatan fisik. Misalnya, olahraga, maupun berpikir terlalu keras.
Jika tidak ditangani dengan optimal, dapat menyebabkan komplikasi cedera kepala ringan:
Cara mencegah cedera kepala ringan yang bisa dilakukan meliputi:
Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis cedera kepala ringan agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved