1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Cedera kepala berat biasanya disebabkan oleh pukulan keras ke kepala atau tubuh
Cedera kepala berat adalah kondisi yang membutuhkan perhatian medis secepat mungkin. Pasalnya, kondisi ini berisiko tinggi menyebabkan kerusakan otak yang serius.
Trauma kepala berat biasanya disebabkan oleh benturan atau sentakan keras ke kepala maupun tubuh. Cedera kepala bisa meliputi gegar otak, retak atau patah tengkorak kepala, atau luka pada kulit kepala.
Pada tingkat yang parah, cedera kepala bisa mengakibatkan penderita mengalami kehilangan kesadaran (pingsan), serta mata tidak bisa terbuka bahkan dengan stimulasi (rangsangan).
Gejala cedera kepala berat umumya meliputi:
Penyebab cedera kepala berat yang paling umum adalah benturan kasar pada kepala atau tubuh. Derajat kerusakan akan tergantung dari jenis cedera dan kekuatan dari benturan.
Beberapa kejadian umum yang dapat menyebabkan cedera parah pada kepala dan otak berat meliputi:
Selain kasus-kasus di atas, ada pula sekelompok orang yang memilki risiko lebih tinggi untuk mengalami cedera kepala berat. Siapa sajakah mereka?
Diagnosis cedera kepala berat harus segera dipastikan. Karena itu, dokter umumnya akan langsung melakukan beberapa pemeriksaan penunjang di bawah ini:
Proses pemindaian ini biasanya dilakukan langsung di unit gawat darurat untuk pasien yang dicurigai menderita cedera kepala. Tujuan CT scan adalah mendeteksi adanya fraktur, perdarahan, memar, gegar otak, serta pembengkakan dari jaringan otak.
GCS adalah skala untuk menilai tingkat kesadaran seseorang setelah mengalami cedera kepala, dengan skor tertinggi adalah 15.
Semakin tinggi nilai seseorang, berarti tingkat kesadarannya akan semakin baik dan cedera tergolong semakin ringan. Sebagai contoh, skor 3 menunjukkan tingkat kesadaran terendah.
Pemeriksaan MRI dapat dilakukan jika kondisi pasien telah stabil.
Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat yang menyebabkan cedera kepala. Umumnya, langkah ini dilakukan dengan meminta keterangan dari orang yang mendampingi pasien serta orang yang menyaksikan kejadian. Dengan ini, dokter bisa menentukan penyebab pingsan dan durasinya.
Pemeriksaan fisik pun bisa dilakukan untuk mencari tanda-tanda trauma. Misalnya, memar dan pembengkakan.
Pemeriksaan neurologis dapat pula dijalani oleh pasien guna mengecek fungsi saraf. Tes ini dilakukan dengan menilai kendali dan kekuatan otot, gerakan mata, serta sensasi dan pemeriksaan neurologis lainnya.
Advertisement
Penanganan cedera kepala berat harus dilakukan secepat mungkin. Pasalnya, cedera ini bisa berakibat fatal
Pengobatan cedera kepala berat yang utama adalah untuk menstabilkan kondisi penderita. Langkah-langkahnya meliputi:
Ketika keadaan penderita sudah stabil, dokter akan tetap melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi pasien. Apa sajakah yang perlu dipantau?
Tindakan penanganan selanjutnya akan didasarkan pada hasil pemeriksaan CT scan kepala. Dokter mungkin bisa menganjurkan operasi otak bila terjadi perdarahan dalam otak atau patah tulang tengkorak.
Prosedur kraniotomi merupakan salah satu tipe operasi yang dilakukan untuk menangani cedera kepala berat. Pada prosedur ini, dokter bedah saraf akan membuat lubang kecil di tulang tengkorak penderita, sehingga dokter dapat menilai kondisinya.
Kraniotomi dilakukan dengan pemberian bius total. Ini berarti, penderita tidak akan sadar maupun merasa sakit selama pembedahan.
Setelah mengetahui keadaan otak Anda secara pasti, dokter akan mengangkat bekuan darah yang mungkin terbentuk di otak. Dokter kemudian akan memperbaiki kerusakan pembuluh darah otak.
Bila hasil pemeriksaan CT scan kepala menunjukkan adanya patah tulang tengkorak, dokter akan memutuskan apakah perlu dilakukan tindakan operasi atau tidak.
Kebanyakan patah tulang tengkorak linear dapat pulih dan menyatu kembali dalam waktu beberapa bulan, tanpa tindakan operasi. Namun bila terjadi patah tulang tipe depresi (depressed fracture) dan bila patah tulangnya bersifat parah, operasi biasanya diperlukan.
Selama operasi, dokter bedah saraf akan mengangkat serpihan tulang yang menekan otak dan mengembalikan posisi tulang tengkorak ke tempat seharusnya. Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan menyambung patahan tulang dengan kawat logam.
Bila terdapat luka terbuka yang menyebabkan patahan tulang tengkorak terlihat dari luar, dokter akan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Setelah menjalani operasi, kondisi penderita akan dipantau di ruangan intensif (ICU). Selama perawatan di ICU, dokter akan memasang ventilator ke tubuh penderita.
Bila keadaan penderita semakin membaik, penderita kemudian dipindahkan secara bertahap ke ruangan yang tidak terlalu membutuhkan observasi ketat. Misalnya, ruangan high care unit (HCU) hingga ke ke ruang perawatan biasa.
Bila telah pulih dan diizinkan pulang, penderita disarankan untuk kembali melakukan pemeriksaan medis ke dokter bedah saraf atau dokter saraf pada seminggu setelah perawatan selesai.
Berdasarkan tingkat keparahan cedera kepala, mungkin dibutuhkan beberapa jenis penanganan berikut untuk mempercepat pemulihan:
Apabila tidak ditangani dengan saksama, cedera kepala berat dapat mengakibatkan komplikasi serius yang berupa:
Koma adalah kondisi di mana penderita tidak menyadari apapun di sekitarnya dan tidak berespons terhadap rangsangan. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan meluas ke semua bagian otak.
Kondisi ini mengakibatkan penderita tergantung selamanya dengan alat bantu pernapasan. Penderita akan terus koma dan hanya hidup karena bantuan mesin. Ketika mesin dilepas, napas dan detak jantung penderita ajab terhenti.
Pada penderita cedera kepala berat, dapat terjadi kejang pada fase-fase awal. Bila penderita selamat dan bertahan hidup, kejang juga bisa muncul pada beberapa tahun setelah cedera kepala berat. Kondisi ini disebut epilepsi pascatrauma.
Kondisi ini akan mengakibatkan peningkatan tekanan dalam kepala dan pembengkakan otak dapat berakibat fatal.
Kondisi ini akan memudahkan bakteri masuk ke dalam otak dan menyebabkan infeksi.
Kerusakan ini bisa menyebabkan komplikasi berupa stroke, sumbatan pada pembuluh darah, dan masalah lainnya.
Pada orang yang bertahan hidup setelah cedera kepala berat, dapat terjadi efek jangka panjang yang berupa:
Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko cedera serius, termasuk cedera kepala berat. Apa sajakah itu?
Cedera kepala berat biasanya disebabkan oleh benturan pada kepala maupun tubuh. Tingkat kerusakan dapat bergantung pada beberapa faktor, termasuk kerasnya benturan.
Segera temui dokter apabila Anda atau ada orang di sekitar yang mengalami benturan di kepala atau tubuh, yang tampak mengkhawatirkan.
Cedera kepala berat umumnya menyebabkan korbannya tidak sadarkan diri. Karena itu, dokter umumnya akan meminta keterangan pada orang yang menemani pasien.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menstabilkan kondisi korban. Jika kondisi pasien sudah stabil, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang untuk mengetahui tingkat keparahan cedera.
Dengan begitu, dokter bisa menentukan penanganan cedera kepala berat yang sesuai untuk pasien.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved