1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Brachial plexus dapat menimpa orang dewasa hingga bayi.
Cedera brachial plexus adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan saraf brachial plexus, akibat saraf yang tertekan, tertarik, robek, atau putus.
Brachial plexus merupakan sekelompok jaringan saraf yang saling bertautan dan berada di leher, dada bagian atas, dan ketiak. Kelompok jaringan tersebut tersusun atas lima saraf yang memiliki fungsi berbeda-beda.
Fungsi saraf tersebut berperan dalam pergerakan dan sensor tangan, lengan, serta bahu. Cedera pada suatu saraf akan menghasilkan efek yang berbeda dengan cedera pada saraf lainya.
Cedera brachial plexus tingkat ringan, umum terjadi pada atlet olahraga yang banyak melibatkan adu badan antarpemain, seperti gulat atau bisbol. Namun brachial plexus pada bayi juga dapat terjadi saat proses kelahiran.
Sementara itu, cedera brachial plexus tingkat berat biasanya dialami oleh korban kecelakaan kendaraan bermotor. Lebih lanjut, ada beberapa jenis cedera brachial plexus, yaitu:
Kondisi ini terjadi saat saraf meregang hingga menimbulkan cedera. Ada dua penyebab utama kondisi ini terjadi, yaitu karena tekanan dan tarikan. Brachial plexus karena tekanan biasa terjadi pada orang yang lebih tua, sedangkan yang disebabkan oleh tarikan, sering dialami anak muda.
Kondisi ini terjadi saat saraf meregang sampai robek. Robekan tersebut dapat terjadi pada sebagian atau seluruh saraf. Kondisi ini lebih parah dibanding brachial plexus neuropraxia, karena sobeknya jaringan saraf dapat menyebabkan otot-otot tertentu tak dapat digunakan. Kondisi ini lebih sering diobati melalui operasi.
Kadang-kadang saat jaringan saraf cedera, misalnya saat luka karena operasi, jaringan luka dapat terbentuk ketika saraf sedang dalam proses penyembuhan. Jaringan luka tadi disebut neuroma, dan dapat menyebabkan saraf kusut yang menghasilkan rasa sakit pada salah satu jaringan saraf brachial plexus. Kondisi ini sering ditangani lewat operasi, ketika jaringan saraf yang luka akan diangkat.
Kondisi ini disebut juga sindrom Parsonage Turner. Brachial neuritis merupakan kondisi yang langka terjadi dan dapat mengakibatkan munculnya rasa sakit pada bahu dan lengan bagian atas. Rasa sakit ini kemudian akan membuat otot melemah dan kehilangan massa otot, Sindrom ini biasanya juga menyebar pada kaki dan diafragma (rongga dada). Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tapi kemungkinan berkaitan dengan respons autoimun yang dipicu oleh infeksi, cedera, kelahiran, atau faktor lain.
Kondisi ini terjadi saat urat saraf terpisah secara utuh dari saraf tulang belakang. Cedera ini biasanya disebabkan oleh benturan karena kecelakaan. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit yang amat sangat. Terpisahnya urat saraf dari saraf tulang belakang merupakan hal yang amat sangat sulit disembuhkan. Kondisi ini biasanya berujung pada kelumpuhan atau hilangnya sensasi pada otot secara permanen.
Baca juga: Mengenal Sistem Saraf pada Manusia dan Cara Kerjanya
Cedera Brachial Plexus | |
---|---|
Dokter spesialis | Dokter Saraf, Dokter Ortopedi |
Gejala | Kelemahan pada bahu, tidak dapat mengangkat lengan, sensasi mati rasa pada bahu |
Faktor risiko | Olahraga kontak, kecelakaan kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi |
Metode diagnosis | Pemeriksaan fisik, elektromiografi (EMG), MRI |
Pengobatan | Fisioterapi, operasi |
Obat | Kortikostreoid, antinyeri |
Komplikasi | Sendi kaku, mati rasa, atrofi otot |
Kapan harus ke dokter? | Jika mengalami gejala cedera brachial plexus |
Gejala cedera brachial plexus bervariasi. Perbedaan ini tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan cedera. Mari simak pejelasannya di bawah ini.
Keluhan pada tipe ini meliputi kelemahan pada bahu untuk mengangkat lengan. Penderita tidak dapat mengangkat lengan dan muncul sensasi mati rasa pada bahu.
Gejala cedera ini bisa berupa penderita yang tidak bisa menggerakkan tangannya. Sementara itu fungsi lengan dan sikunya masih normal, tapi akan berangsur-angsur menurun.
Jari tangan penderita juga sulit untuk digerakkan, dengan jari manis dan kelingkingnya yang akan mati rasa. Lama-kelamaan, jari-jari tangan penderita akan membentuk posisi seperti mencakar.
Kerusakan pada saraf ini tergolong sangat parah. Akibatnya, penderita sama sekali tidak mampu menggerakkan lengan maupun tangannya.
Baca jawaban dokter: Kenapa bahu saya nyeri dan mati rasa sampai dengan jari tangan?
Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab sekaligus faktor risiko dari cedera brachial plexus meliputi:
Olahraga jenis ini disebut contact sport. Contohnya, gulat, basket, sepak bola, football, dan banyak lagi.
Cedera brachial plexus juga umum disebabkan oleh trauma fisik, mulai dari kecelakaan bermotor, terjatuh, hingga luka tembak.
Brachial plexus bisa pula terjadi pada bayi saat proses kelahiran yang sulit. Misalnya, bayi sungsang atau ukuran bayi yang besar dan pinggul ibu yang sempit.
Apabila ada tumor yang tumbuh di dekat brachial plexus, bukan tidak mungkin tumor ini akan menekan saraf-saraf di sekitarnya. Selain itu, pengobatan untuk mengatasi kanker juga bisa memiliki efek samping terhadap brachial plexus berupa kerusakan saraf.
Sama seperti penyakit lainnya, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami secara mendetail pada awal pemeriksaan. Demikian pula dengan faktor risiko dari cedera brachial plexus yang mungkin Anda miliki.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat fungsi saraf. Serangkaian pemeriksaan penunjang berikut ini juga mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosis cedera brachial plexus:
Electromyography dilakukan dengan menusukkan jarum elektroda ke otot-otot yang akan diperiksa. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat meninjau aktivitas listrik yang dihasilkan ketika otot bergerak dalam fase kontraksi dan relaksasi.
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan struktur saraf dan tingkat kerusakan yang dialami oleh saraf.
Ketika hasil MRI kurang jelas, CT myelography akan dilakukan. Sebab, fungsi pemeriksaan ini sama dengan MRI, tapi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan saraf Anda.
Sebelum melakukan CT myelography, dokter akan menyuntikkan cairan kontras ke saraf tulang belakang pasien. Cairan ini akan tampak pada serangkaian foto X-ray yang akan diambil.
Advertisement
Pengobatan cedera brachial plexus tergantung pada tingkat keparahan cedera. Secara umum, penanganannya dibagi menjadi dua kategori, yakni dengan operasi dan tanpa operasi.
Cedera brachial plexus ringan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak memerlukan operasi. Sebagai gantinya, pasien dapat menjalani fisioterapi untuk mencegah otot menjadi kaku.
Fisioterapi harus dilakukan dengan bimbingan fisioterapis profesional dan berlisensi, serta pengawasan dokter. Dengan ini, proses penyembuhan bisa berjalan dengan lancar.
Selain itu, ada juga beberapa cara pengobatan yang dapat membantu pada proses penyembuhan, antara lain:
Cedera brachial plexus yang berat akan membutuhkan operasi. Beberapa jenis operasi yang bisa disarankan oleh dokter meliputi:
Dalam prosedur ini, ahli bedah memasang kembali dua tepi saraf yang terputus. Perbaikan saraf biasanya dilakukan segera, seperti pada cedera akibat luka tusuk.
Sebagian saraf yang rusak akan diambil dan diganti dengan saraf yang sehat dari bagian tubuh lain penderita.
Operasi ini dilakukan bila ada saraf yang terputus dari saraf tulang belakang. Saraf ini akan diangkat dan diganti dengan saraf lain. Saraf pengganti yang masih berfungsi akan disambungkan ke saraf yang bermasalah.
Operasi ini dilakukan dengan mencangkokkan otot maupun tendon dari bagian lain tubuh, lalu menyambungkannya ke saraf dan pembuluh darah di lengan Anda yang bermasalah. Dengan ini, fungsi lengan pun bisa diselamatkan.
Jika tidak diobati dengan baik, brachial plexus dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Apabila terjadi kelumpuhan pada lengan atau tangan, sendi-sendi pada bagian tubuh tersebut dapat menjadi kaku. Hal ini akan menyulitkan pergerakan, bahkan saat lengan atau tangan sudah sembuh. Untuk menghindari hal ini terjadi, dokter kemungkinan akan menyarankan terapi fisik selama proses penyembuhan.
Rasa nyeri dapat timbul karena kerusakan saraf, dan dapat berujung kronis.
Jika lengan atau tangan kebas, ada risiko mengalami luka tanpa disadari.
Saraf yang tumbuh dengan lambat, bisa mencapai beberapa tahun dalam penyembuhannya. Selama itu, kurangnya penggunaan saraf pada anggota tubuh yang terluka dapat menyebabkan otot anggota tubuh tersebut mengalami kerusakan.
Proses penyembuhan setelah cedera pada brachial plexus bergantung pada beberapa faktor pada pasien seperti umur serta tipe, lokasi, dan tingkat keparahan pada cedera. Bahkan setelah operasi, kejadian seperti melemahnya otot atau kelumpuhan otot secara permanen berisiko dialami beberapa pasien.
Cedera brachial plexus seringkali terjadi karena kecelakaan. Oleh karena itu, pencegahan cedera brachial plexus yang bisa Anda lakukan hanyalah meningkatkan kewaspadaan ketika berolahraga maupun berkendara.
Pastikan Anda menggunakan alat pelindung yang diperlukan. Misalnya, helm saat mengendarai motor.
Sementara itu untuk mencegah komplikasi kekakuan otot akibat cedera ini, Anda disarankan untuk menjalani fisioterapi dan latihan otot di bawah bimbingan fisioterapis profesional dan pengawasan dokter.
Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala cedera brachial plexus maupun cedera pada umumnya.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bisa menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis cedera brachial plexus. Dengan ini, penanganan yang tepat pun bisa dilakukan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved