1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Cat scratch disease adalah infeksi yang ditularkan dari kucing ke manusia
Cat scratch disease adalah penyakit akibat infeksi bakteri Bartonella henselae yang dibawa oleh kucing. Bakteri ini dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan dan cakaran kucing, atau jilatan kucing pada luka terbuka.
Infeksi bakteri tersebut dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening yang disertai dengan demam, rasa lelah yang sangat dan menurunnya nafsu makan. Pada pasien yang mengalami gangguan kekebalan tubuh, penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang lebih serius pada sendi, otak, jantung, dan organ-organ lainnya.
Gejala penyakit yang disebut juga dengan nama cat scratch fever ini akan muncul dalam 3 hinnga 14 hari. Pada kebanyakan orang, penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam dua sampai empat bulan. Namun untuk kasus tertentu, obat-obatan seperti antibiotik dan antinyeri dapat digunakan.
Cat Scratch Disease | |
---|---|
Dokter spesialis | Dokter Umum |
Gejala | Kulit membengkak dan memerah, kelenjar getah bening membengkak seperti benjolan, demam, kelelahan, tidak nafsu makan |
Faktor risiko | Memelihara kucing, tidak membersihkan area cakaran atau gigitan kucing, berada di lingkungan berkutu |
Metode diagnosis | Tanya jawab, pemeriksaan fisik, tes darah, biopsi |
Pengobatan | Obat-obatan |
Obat | Ibuprofen, ciprofloxacin, clarithromycin |
Komplikasi | Demam tinggi berhari-hari, infeksi yang menyebar ke tulang, sendi, hati, paru atau limpa |
Kapan harus ke dokter? | Jika mengalami gejala yang tidak membaik dalam beberapa hari setelah digigit atau dicakar kucing |
Gejala cat scratch disease biasanya terjadi beberapa hari setelah Anda mengalami gigitan, cakaran, atau jilatan kucing. Indikasi penyakit ini umumnya berupa:
Cat scratch disease umumnya tidak memicu keluhan yang parah. Namun sebagian orang bisa mengalami gejala yang parah. Misalnya pada anak-anak di bawah usia lima tahun (balita) dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah (seperti penderita HIV dan AIDS maupun orang yang menjalani kemoterapi untuk mengatasi kanker).
Pada kelompok orang tersebut, cat scratch disease dapat menyebabkan gangguan pada sendi, mata, otak, jantung, tulang dan organ-organ lainnya.
Bakteri penyebab cat scratch disease adalah Bartonella henselae. Bakteri ini dapat menginfeksi tubuh kucing melalui kutu atau ketika terjadi kontak dengan kucing lain yang sudah terinfeksi bakteri ini. Bakteri Bartonella henselae dapat menempel di bawah kuku dan air liur kucing.
Bakteri tersebut dapat menyebar ke manusia saat kucing yang terinfeksi menggigit atau mencakar seseorang dengan cukup keras hingga kulit robek. Pada kulit yang luka tersebut, bakteri masuk ke jaringan tubuh manusia. Selain itu, bakteri dapat menyebar saat kucing yang terinfeksi menjilat luka pada manusia.
Mayoritas kucing pembawa bakteri tidak menunjukkan gejala. Namun sebagian di antaranya mungkin mengalami infeksi pada mata, mulut, atau saluran kemih.
Kondisi berikut ini dapat meningkatkan risiko terkena cat scratch.
Baca juga: Cara Menghilangkan Kutu Kucing yang Membandel
Dokter umumnya memastikan diagnosis cat scratch disease berdasarkan proses tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dokter akan menanyakan keluhan yang Anda alami serta riwayat gigitan, cakaran, dan jilatan kucing.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memeriksa bekas gigitan, cakaran, atau jilatan kucing. Dokter juga akan mencari serta memeriksa pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Sistem kekebalan tubuh pasien yang terinfeksi B. henselae, akan membentuk protein yang disebut antibodi untuk melawan infeksi. Salah satu cara untuk mendiagnosis penyakit ini adalah dengan memeriksa darah pasien untuk mendeteksi keberadaan antibodi ini.
Pada kasus yang jarang terjadi, dokter mungkin memerlukan sampel jaringan dari kelenjar getah bening yang diambil melalui prosedur biopsi. Sampel tersebut kemudian akan diperiksa di bawah di laboratorium untuk mencari keberadaan bakteri B. henselae.
Advertisement
Kebanyakan kasus cat scratch disease tidak memerlukan antibiotik. Penderita dapat sembuh tanpa obat dalam 2-8 minggu. Namun, untuk kasus yang menyebar ke organ hati, limpa, mata, dan sistem saraf pusat, obat antibiotik diperlukan.
Pengobatan cat scratch disease bertujuan mengurangi keluhan yang dirasakan oleh pasien. Beberapa contoh obat yang bisa diresepkan oleh dokter meliputi:
Baca juga: Ini Pertolongan Pertama akibat Digigit Kucing untuk Menghindari Infeksi, Apa Saja?
Komplikasi
Cat scratch disease biasanya tidak menimbulkan komplikasi, Namun beberapa orang dapat mengalami berbagai kondisi berikut ini.
Baca jawaban dokter: Apakah kucing bisa terinfeksi virus corona?
Beberapa hal di bawah ini dapat Anda lakukan untuk mencegah cat scratch disease.
Anda sebaiknya segera menghubungi dokter jika mengalami gejala cat scratch disease, terutama apabila:
Sebelum menemui dokter, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis cat scratch disease. Pengobatan pun bisa diberikan dengan tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved