8 Mar 2023
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Demam, ruam pada kulit, maupun sakit tenggorokan merupakan gejala umum dari penyakit campak.
Campak adalah penyakit menular yang mempunyai ciri khas munculnya ruam merah datar di seluruh tubuh penderitanya. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan bahkan fatal, terutama pada bayi dan anak kecil.
Penularan virus campak bisa terjadi melalui kontak langsung dengan penderita dan lewat udara. Virus campak pertama akan masuk ke saluran pernapasan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Gejala pertama penyakit ini biasanya dimulai dengan demam selama 4-7 hari, diikuti dengan batuk serta hidung meler. Ruam merah datar kemudian mulai muncul di leher dan wajah, dan menyebar ke seluruh tubuh.
Sebelum ditemukan vaksin campak pada tahun 1963, epidemik terjadi di seluruh dunia tiap 2-3 tahun sekali. Diperkirakan terdapat 2,6 juta kematian setiap tahunnya akibat campak.
Saat ini, penyakit campak bisa dicegah dengan menjalani vaksinasi. Meskipun angka penyakit sudah turun drastis, jumlah kematian akibat campak diperkirakan 100.000 jiwa per tahun, dengan angka kematian tertinggi pada anak berusia di bawah lima tahun (balita).
Baca juga: Mengenal Pentingnya Imunisasi Campak pada Bayi
Gejala campak dapat berbeda-beda sesuai usia penderita dan penyebabnya. Namun secara umum, gejalanya berupa:
Mungkin saja ada tanda dan gejala campak yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu yang mendera Anda, konsultasikanlah dengan dokter.
Infeksi virus yang menyebabkan penyakit campak memiliki beberapa tahap yang berkembang dalam 2-3 minggu. Tahap-tahap tersebut meliputi:
Pada 10-14 hari pertama setelah infeksi virus campak terjadi, penderita akan mengalami masa inkubasi (durasi dari penularan penyakit hingga muncul gejala). Pada saat inkubasi ini, tidak ada gejala yang dirasakan penderita.
Campak dimulai dengan gejala demam ringan yang sering disertai oleh batuk, hidung berair, mata merah, dan sakit tenggorokan. Gejala ini biasanya muncul selama 2-3 hari.
Ruam terdiri dari bintik-bintik merah kecil, dan sebagian terlihat seperti bercak. Titik dan bercak ini mengelompok dan menyebabkan kulit tampak berwarna merah.
Campak akan muncul pertama kali pada wajah. Dalam beberapa hari, ruam akan menyebar ke tangan dan tubuh, lalu ke paha, betis serta telapak kaki.
Di saat yang sama, penderita akan mengalami demam yang naik secara drastis sekitar 40-41 derajat Celcius.
Ruam campak lalu mulai menghilang dari wajah, dan yang terakhir di paha dan telapak kaki.
Penderita dapat menularkan virus campak pada orang lain dalam waktu delapan hari. Penyebaran ini dimulai empat hari sebelum ruam muncul dan berakhir pada empat hari setelahnya.
Baca juga: Sekilas Mirip, Ini Perbedaan Gejala Tipes, DBD, dan Campak
Penyebab utama campak adalah infeksi virus rubeola yang berasal dari family paramyxovirus. Virus ini hidup di lendir hidung dan tenggorokan anak atau orang dewasa yang terinfeksi.
Ketika penderita campak batuk, bersin, atau berbicara, percikan air liur atau ingusnya akan muncrat ke udara. Orang lain bisa tak sengaja menghirup percikan tersebut dan tertular.
Percikan cairan juga bisa hinggap dan menempel di permukaan benda-benda, dan dapat bertahan hingga beberapa jam.
Apabila Anda menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus campak tersebut dan memegang mata, hidung, atau mulut, Anda dapat terinfeksi.
Di samping mewaspadai proses penularan tersebut, beberapa faktor risiko campak di bawah ini juga perlu diwaspadai:
Baca juga: 7 Pantangan Penyakit Campak pada Anak, Jangan Sampai Kecolongan!
Diagnosis campak dipastikan oleh dokter dengan cara:
Advertisement
Cara mengobati campak umumnya tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien mengalami kondisi tersebut.
Sama seperti infeksi virus lainnya, tidak ada penanganan spesifik untuk mengatasi penyakit campak. Pengobatan yang diberikan bertujuan meredakan gejala.
Dokter dapat menganjurkan penderita untuk beristirahat yang cukup dan memenuhi kebutuhan cairan. Kondisi penderita biasanya akan membaik dalam waktu 7–10 hari.
Bila diperlukan, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan untuk mengatasi campak sekaligus mencegah komplikasi. Obat ini meliputi:
Campak yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan beberapa komplikasi di bawah ini:
Baca juga: Terbuat Dari Bahan Alami, Ini Obat Tradisional Campak yang Bisa Anda Coba
Cara mencegah campak yang paling efektif adalah vaksinasi. Vaksin ini diberikan pada:
Dosis vaksin campak pertama biasanya diberikan saat bayi berusia 12-15 bulan, dan dosis kedua pada anak berusia 4-6 tahun.
Bayi pada usia ini hanya boleh menerima vaksin bila kedua orangtuanya berencana membawa sang bayi bepergian ke negeri lain dengan tingkat kasus campak yang tinggi.
Anak dan remaja yang belum pernah mendapatkan vaksin campak sebaiknya menjalaninya dua kali, dengan jarak pemberian empat minggu di antara dosis pertama dan kedua.
Orang dewasa yang berencana melancong ke luar negeri dengan angka kasus campak yang tinggi maupun yang bekerja di rumah sakit, membutuhkan vaksinasi campak.
Selain menghindari penyakit campak dengan vaksinasi, pencegahan penularan juga perlu dilakukan. Bagi penderita campak yang tinggal serumah dengan orang lain, cegahlah penyebaran penyakit ini dengan melakukan isolasi diri.
Campak sangat menular pada emat hari sebelum hingga empat hari setelah ruam timbul. Karena itu, penderita membatasi kontak dengan orang lain selama masa-masa ini.
Baca jawaban dokter: Kenapa sudah imunisasi masih kena campak?
Segera periksakan diri ke dokter bila Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala campak yang meliputi demam, batuk, mata merah, serta ruam merah di kulit.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis campak agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved