1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ruam, rasa gatal dan nyeri adalah gejala umum dari cacar api attau herpes zoster
Cacar api atau herpes zoster adalah infeksi virus varicella zoster dengan gejala berupa ruam kemerahan pada kulit dan dapat terasa nyeri. Ruam ini dapat berubah menjadi lepuhan pada satu sisi tubuh, biasanya di badan, leher, dan wajah.
Virus penyebab cacar api sama dengan pemicu cacar air. Virus ini dapat hidup dalam sistem saraf selama bertahun-tahun, bahkan setelah infeksi cacar air sembuh.
Pada kondisi tertentu, virus dapat kembali aktif dan menyebabkan cacar api alias herpes zoster. Penyakit ini juga disebut cacar ular di Indonesia.
Sebagian besar kasus cacar api dapat sembuh dalam 2-3 minggu dan tidak berbahaya. Namun infeksi ini bisa menular dan menimbulkan komplikasi, terutama pada kelompok orang yang rentan.
Penanganan cacar api terdiri dari pemberian obat antivirus, obat pereda nyeri, dan perawatan mandiri di rumah.
Secara umum, gejala cacar api meliputi:
Sebelum timbul ruam kulit, pengidap cacar api biasa akan mengalami sensasi terbakar dan kesemutan pada kulit, sakit kepala, serta perasaan tidak enak badan (malaise).
Ruam kulit kemudian muncul pada beberapa hari setelah gejala tersebut. Biasanya, ruam cacar api muncul pada area dada dan perut, tapi bisa juga timbul di area wajah, mata, serta kelamin.
Penyebab cacar api adalah virus varicella zoster, yang juga menjadi pemicu cacar air. Saat cacar air telah sembuh, virus varicella zoster tidak menghilang begitu saja. Virus ini akan berdiam di dalam sel saraf.
Virus varicella zoster dapat kembali aktif dalam beberapa tahun berikutnya ketika sistem imun penderita melemah dan terjadilah cacar api.
Cacar api tidak akan menular dari satu orang ke orang lain. Yang dapat menular adalah cacar air.
Namun penderita cacar api dapat menularkan virus varicella zoster pada orang lain, yang belum pernah mengalami cacar air.
Virus varicella zoster dapat menyebar lewat kontak erat atau menyentuh lepuhan pada kulit. Tapi apabila lepuh ini ditutup atau telah membentuk koreng, virus tidak akan menular lagi.
Perlu diketahui bahwa penyakit ini tidak berkaitan dengan virus yang menyebabkan herpes kelamin meski nama virusnya mirip.
Beberapa faktor risiko terjadinya cacar api atau cacar ular meliputi:
Diagnosis cacar api dapat dipastikan melalui:
Dokter akan menanyakan mengenai gejala dan faktor risiko cacar api yang dimiliki oleh pasien.
Dokter kemudian memeriksa kulit pasien untuk mencari tanda dan gejala cacar api, terutama ruam kulit.
Pada beberapa kasus, dokter bisa mengambil sampel jaringan atau cairan dari ruam. sampel ini kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
Advertisement
Cara mengobati cacar api atau cacar ular umumnya akan tergantung dari tingkat keparahannya dan seberapa lama Anda sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa metode penanganan cacar api antara lain:
Pilihan obat-obatan yang biasanya diberikan oleh dokter untuk mengatasi cacar api meliputi:
Obat antivirus paling efektif apabila dikonsumsi dalam tiga hari sejak ruam kulit muncul. Contoh obat ini meliputi acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir.
Dokter juga bisa meresepkan sederet obat di bawah ini guna mengatasi nyeri kronis akibat cacar ular gabapentin, amitriptilin, paracetamol, ibuprofen, kodein, kortikosteroid, bius lokal, dan capsaicin.
Pasien juga bisa melakukan langkah-langkah berikut untuk mempercepat penyembuhan cacar api:
Jika tidak ditangani dengan benar, cacar api dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Nyeri akibat infeksi virus herpes zoster dapat berlangsung lama, yakni dalam hitungan bulan hingga tahun. Komplikasi ini paling sering dialami oleh penderita lanjut usia.
Komplikasi nyeri dapat sangat mengganggu. Pada beberapa kasus, nyeri bahkan bisa menghalangi pengidap untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Infeksi bakteri bisa terjadi ketika ruam pecah. Pasalnya, luka ini dapat menjadi pintu masuknya bakteri.
Ruam yang muncul di sekitar mata dapat memicu gangguan saraf mata, sehingga berisiko menyebabkan kebutaan.
Meski jarang, virus cacara api bisa saja menyerang saraf telinga dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Jika mengenai saraf otot, penurunan kekuatan otot akan terjadi.
Pneumonia, peradangan otak atau ensefalitis, serta kematian pun bisa terjadi.
Orang-orang yang rentan mengalami cacar api dan komplikasinya meliputi:
Cara mencegah cacar api yang utama adalah menjalani imunisasi. Terdapat vaksin yang dapat mencegah cacar api atau mengurangi efeknya.
Vaksin cacar api tidak menjamin perlindungan
Orang dewasa berusia 50 tahun ke bawah dianjurkan untuk menjalani vaksin sebanyak dua kali, yang diberikan dengan jarak 2-6 bulan di antara vaksin.
Jika sedang mengalami cacar api, beberapa cara berikut bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus pada orang lain:
Berkonsultasilah dengan dokter bila apabila Anda mengalami gejala-gejala berikut:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis cacar api agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved