1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kekhawatiran berlebihan akan bertambahnya berat badan bisa menjadi salah satu ciri penderita bulimia.
Bulimia adalah gangguan makan serius yang berpotensi mengancam nyawa. Penderita dengan kondisi bulimia mengalami dua periode.
Pertama, periode saat penderita mengonsumsi makanan dalam porsi yang banyak dengan waktu yang sangat singkat serta tidak terkontrol (binge). Periode berikutnya adalah kompensasi atas konsumsi berlebihan tersebut (purging).
Konsumsi makanan yang tidak terkontrol dalam jumlah banyak biasanya dilakukan karena penderita merasa sedih, lapar, dan stres. Sementara itu, kompensasi biasanya dilakukan karena penderita merasa bersalah, malu, dan takut mengalami kenaikan berat badan, maupun perubahan bentuk badan.
Beberapa kompensasi yang biasa dilakukan adalah memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi, menggunakan obat pencahar, melakukan olahraga berlebihan, atau kombinasi lainnya.
Pada akhirnya perilaku binge dan purging tersebut menjadi suatu siklus yang terus-menerus dilakukan oleh penderita.
Penderita bulimia seringkali memiliki citra tubuh yang tidak realistis. Sehingga, muncul obsesi terhadap berat badan dan sangat kritis terhadap diri sendiri.
Banyak pasien bulimia sebenarnya memiliki berat badan normal atau mungkin memang kelebihan berat badan. Hal tersebut membuat bulimia sulit diperhatikan dan didiagnosis.
Gangguan ini sering terjadi pada wanita muda usia remaja hingga awal dewasa. Penderita bulimia biasanya merasa malu dan rendah diri terhadap dirinya, dan pada akhirnya tidak memberitahukan masalah yang dialaminya.
Oleh karenanya, penting bagi orang-orang di sekitar untuk menyadari gangguan yang dialami penderita dan mendukungnya menjadi terbuka.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5) yang menjadi panduan untuk Asosiasi Psikiater Amerika (American Psychiatrist Association), beberapa kriteria dari gangguan bulimia adalah:
Tanda-tanda lain yang dapat terlihat adalah:
Penyebab dari penyakit bulimia tidak dapat diketahui secara pasti. Namun banyak faktor yang dapat berperan dalam terjadinya gangguan makan seperti bulimia.
Beberapa faktor risiko bulimia meliputi:
Orang dengan anggota keluarga yang mengidao gangguan makan, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami bulimia. Individu dengan gangguan kecemasan, merasa rendah diri, atau perfeksionis juga lebih berisiko untuk mengalami bulimia.
Sebagai contoh, risiko bulimia bisa meningkat bagi orang yang menerima kritik mengenai bentuk badan dari orang-orang di sekitarnya atau tuntutan pekerjaan (contoh, model).
Dokter dan ahli kesehatan mental lainnya dapat mendiagnosis penderita bulimia melalui:
Tingkat keparahan bulimia dapat ditentukan oleh frekuensi pasien menunjukkan episode binge eating dan purging atau keduanya. DSM-5 mengkategorikan bulimia dari tingkat yang ringan hingga ekstrem, sebagai berikut ini:
Jika pasien telah mengidap bulimia untuk jangka waktu yang lama, diagnosisnya mungkin akan mencakup reaksi komplikasi akibat oleh bulimia. Dokter akan melakukan pemeriksaan jantung atau organ lain.
Advertisement
Cara mengobati bulimia umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya. Perawatan bulimia berfokus pada edukasi pasien tentang makanan dan gizi.
Namun, perawatan kesehatan mental juga penting untuk membangun kepercayaan pasien terhadap makanan dan obat yang akan direkomendasikan dokter.
Penderita di atas 18 tahun dapat menggunakan program bantuan mandiri yang dipandu seperti membuat catatan harian, rencana makan, dan buku panduan. Selain itu, perawatan juga dapat dibantu dengan terapi kognitif perilaku
Sementara itu, penderita bulimia nervosa di bawah 18 tahun dapat menjalani terapi dengan melibatkan keluarga.
Beberapa penanganan yang dapat diberikan adalah:
Psikoterapi bisa berupa terapi keluarga, psikoterapi interpersonal, dan terapi perilaku kognitif.
Terapi keluarga membantu orangtua untuk menghentikan anaknya untuk melakukan perilaku makan secara tidak sehat, membantu anak untuk dapat mengontrol pola makannya, serta membantu keluarga untuk menghadapi masalah pada perkembangan anak dan keluarga karena bulimia. Anak-anak di bawah 18 tahun dapat dibantu menggunakan terapi ini.
Psikoterapi interpersonal meliputi mendiskusikan masalah-masalah dalam hubungan penderita dengan orang-orang terdekat, meningkatkan komunikasi, dan kemampuan menyelesaikan masalah penderita.
CBT membantu membuat pola makan penderita menjadi normal kembali, serta membantu mengidentifikasi perilaku dan keyakinan negatif dan tidak sehat yang dimiliki dan menggantinya menjadi lebih positif dan sehat.
Obat-obatan bisa meliputi antidepresan seperti fluoxetine. Obat ini dapat mengurangi gejala dari bulimia
Bagi penderita yang sudah mengalami efek parah hingga memengaruhi fisiknya, seperti malnutrisi, dan sebagainya
Bantuan dokter spesialis gizi klinis dapat membantu dalam membentuk pola makan yang benar.
Jika Anda mengalami bulimia, beberapa hal yang dapat Anda lakukan adalah:
Perawatan bulimia yang berhasil biasanya melibatkan antidepresan, psikoterapi, dan pendekatan kolaboratif antara dokter, penyedia layanan kesehatan mental, dan keluarga dan teman-teman.
Jika tidak ditagani dengan tepat, bulimia dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan dapat mengancam jiwa. Komplikasi tersebut adalah:
Tidak ada cara pasti untuk mencegah bulimia. Namun, terdapat beberapa cara untuk mencegah kambuhnya bulimia, yaitu:
Jika Anda atau orang-orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala di atas dan merasa gejala tersebut menganggu kehidupan sehari-hari, bahkan sampai menimbulkan keinginan untuk bunuh diri atau melakukan percobaan diri, segera hubungi dokter dan ahli kesehatan mental lainnya.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini:
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis bulimia nervosa agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved