logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Bruxism (Gigi Gemeretak)

1 Jun 2021

| Popy Hervi Putri

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Efek bruxism adalah resesi gusi, enamel gigi terkikis, dan gigi retak, patah, somplak atau longgar

Kebiasaan menggemeretakkan, menggesekkan, atau mengatupkan gigi dapat merusak gigi

Pengertian bruxism (gigi gemeretak)

Bruxism merupakan suatu kondisi ketika seseorang menggertakan, menggesekkan, atau mengatupkan gigi secara tidak sadar dan menjadi suatu kebiasaan. Kondisi ini tidak berbahaya, tetapi jika dilakukan setiap hari, dapat merusak gigi dan menimbulkan komplikasi kesehatan mulut lainnya. Kondisi ini biasanya dipicu oleh perasaan cemas dan stres.

Bruxism biasanya terjadi pada malam hari (saat tidur) atau di siang hari dan dilakukan secara tidak sadar. 

 

Jenis-jenis bruxism

Berdasarkan penyebab, bruxism terbagi menjadi dua yaitu:

  • Bruxism primer, bruxism yang muncul bukan karena suatu kondisi medis tertentu.
  • Bruxism sekunder, bruxism yang muncul karena suatu kondisi medis tertentu.

Sementara berdasarkan waktu kemunculan, bruxism juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Bruxism saat terjaga (awake bruxism), terjadi saat sedang terjaga dan tidak disadari serta biasanya pada siang hari.
  • Bruxism saat tidur (sleep bruxism), terjadi saat sedang tidur dan biasanya terjadi pada malam hari.

Terkadang individu yang mengalami bruxism juga memiliki gangguan tidur, berupa mendengkursleep apnea, dan sebagainya. Penderita bruxism biasanya baru akan menyadari gangguan yang terjadi ketika sudah terjadi efek pada fisiknya, seperti sakit kepala, gangguan rahang, kerusakan gigi, dan sebagainya. 

 

Tanda dan gejala bruxism (gigi gemeretak)

Beberapa tanda seseorang mengalami bruxism, antara lain:

  • Gigi yang retak, patah, somplak atau longgar
  • Enamel gigi yang terkikis sampai memperlihatkan lapisan bagian dalam gigi
  • Rasa sakit pada gigi dan sensitivitas gigi yang meningkat
  • Terasa nyeri dan sakit di sekitar leher, rahang, dan wajah
  • Rasa sakit yang terasa seperti sakit telinga walaupun bukan berasal dari telinga
  • Gangguan tidur
  • Menggesekkan atau mengatupkan gigi yang cukup keras, sehingga menbangunkan orang lain
  • Otot-otot rahang yang kaku atau lelah sehingga sulit membuka atau menutup mulut
  • Kerusakan karena mengunyah bagian dalam pipi
  • Sakit kepala yang bermula dari pelipis

 

Penyebab bruxism (gigi gemeretak)

Sampai sekarang, penyebab bruxism belum diketahui. Namun beberapa faktor diduga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya.

Faktor-faktor risiko bruxism tersebut meliputi:

  • Emosi

Kebanyakan penderita bruxism mengalami stres, kecemasan, kemarahan, rasa frustrasi dan kemarahan.

  • Gangguan tidur

Individu dengan gangguan tidur obstructive sleep apnea, berbicara saat tidur, agresif saat tidur (menendang-nendang atau memukul-mukul), halusinasi (psikosis) saat tidur, atau sleep paralysis, lebih mungkin untuk mengalami bruxism.

  • Obat-obatan

Efek samping obat tertentu dapat menyebabkan bruxism, seperti obat antidepresan jenis SSRI (contohnya, paroxetine, fluoxetinesertraline).

  • Gaya hidup

Pola hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko bruxism atau memperberat gejala menggeretakkan gigi. Misalnya, konsumsi alkohol, merokok, menggunakan narkoba, dan terlalu banyak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein.

  • Usia

Bruxism lebih sering terjadi pada anak-anak, tapi akan ghilang ketika mereka beranjak dewasa.

  • Riwayat keluarga

Bruxism dalam tidur cenderung meningkat jika ada anggota keluarga dekat yang juga mengalami bruxism.

  • Kepribadian

Tipe kepribadian yang agresif, kompetitif, atau hiperaktif dapat meningkatkan risiko akan bruxism.

  • Kondisi medis lain

Gangguan mental maupun fisik, seperti penyakit Parkinsondemensia, GERD, epilepsi, dan ADHD dapat meningkatkan risiko bruxism.

 

Diagnosis bruxism (gigi gemeretak)

Diagnosis bruxism dilakukan dengan cara pemeriksaan gigi dan rahang pasien untuk melihat tingkat kerusakan atau pengikisan pada gigi.

Jika pasien memiliki tanda atau gejala bruxism, evaluasi pada kunjungan selanjutnya akan dilakukan. Langkah ini bertujuan menentukan progresivitas dan perawatannya. 

Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan gigi, pengobatan, rutinitas sehari-hari dan kebiasaan tidur untuk mencari penyebab atau faktor risikonya.

Sementara itu, untuk mengevaluasi tingkat keparahan bruxism, dokter akan memeriksa nyeri pada otot rahang, kerusakan pada gigi seperti patah atau ompong, kerusakan lain pada gigi, gusi, maupun pipi bagian dalam yang biasanya menggunakanXx-ray.

Pasien yang menderita bruxism akibat kondisi psikologis, akan dirujuk ke psikolog, psikiater, atau ahli kesehatan mental lainnya untuk terapi atau konseling.

 

Advertisement

Cara mengobati bruxism (gigi gemeretak)

Cara mengobati bruxism (gertakan gigi) umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut. 

Namun, biasanya bruxism tidak memerlukan perawatan medis. Bruxism pada anak-anak akan hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Sementara itu, bruxism pada orang dewasa pun bukan kondisi yang berat, sehingga tidak membutuhkan perawatan.

Namun dalam beberapa kasus yang berat, diperlukan perawatan yang meliputi perawatan gigi, terapi, dan obat-obatan. Tujuannya, untuk mencegah kerusakan gigi lebih jauh dan meringankan sakit atau nyeri pada rahang serta menanggulangi stres atau kecemasan yang menyebabkan bruxism.

Beberapa cara mengobati yang biasanya disarankan dokter, yaitu:

  • Dokter gigi dapat membuatkan pelindung gigi yang mencegah gigi saling beradu dan bergesek pada saat tidur.
  • Pada kasus-kasus yang parah, dokter gigi mungkin akan melakukan koreksi gigi, seperti membentuk ulang permukaan gigi dan sebagainya.
  • Jika bruxism disebabkan oleh kondisi psikologis seperti stres, cemas, marah dan frustrasi, maka berkonsultasilah dengan psikolog, psikiater, atau ahli kesehatan mental lainnya untuk mencari cara mengurangi gangguan psikologis tersebut.

Biasanya terapi yang dapat diberikan berupa terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral theraphy). Psikiater bisa memberikan obat seperti muscle relaxant, serta obat-obatan antidepresan atau anticemas.

Bruxism yang disebabkan oleh gangguan tidur harus segera diatasi sesuai dengan penyebab gangguan tidur tersebut.

Cara-cara lain yang juga bisa digunakan untuk menghentikan kebiasaan menggemeratakkan gigi adalah:

  • Menghindari alkohol, karena alkohol meningkatkan intensitas bruxism
  • Menghindari atau mengurangi makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti cokelat, kopi, soda
  • Melatih diri untuk tidak mengatupkan atau menggertakkan gigi. Jika Anda mulai menyadari  bahwa Anda menggertakkan gigi pada siang hari, letakkanlah ujung lidah Anda di antara gigi.

Kebiasaan ini akan melatih otot-otot rahang untuk rileks. Anda juga dapat membuat rahang Anda lebih rileks dengan menaruh kain yang dibasahkan dengan air hangat di pipi bagian depan telinga pada malam hari. 

  • Menghindari kebiasaan mengunyah, baik yang bukan makanan seperti pulpen atau pensil maupun makanan, seperti permen karet. Kebiasaan ini akan memperkuat otot-otot rahang dalam mengunyah dan akan memicu gigi untuk beradu.
  • Mempraktikkan teknik-teknik untuk mengatasi stres, seperti teknik relaksasi dan sebagainya. 
  • Memberitahukan orang yang tidur bersama Anda untuk menginformasikan Anda ketika Anda mulai menggertakkan gigi saat tidur agar Anda dapat memberitahukannya kepada dokter atau ahli kesehatan mental yang ditemui.
  • Selalu membuat jadwal untuk pemeriksaan gigi secara rutin.
  • Menjaga pola tidur yang baik untuk dapat mengatasi gangguan tidur Anda. 
  • Mencari cara lain untuk menyalurkan stres Anda, seperti mendengarkan music atau mandi air hangat.

Jika anak Anda mengalami bruxism, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Pastikan anak mengonsumsi banyak air putih
  • Tenangkan anak sebelum tidur untuk mengurangi stres dan kecemasan anak.
  • Melakukan latihan perenggangan ataupun pijat untuk membuat otot-otot anak menjadi rileks.
  • Berkomunikasi dengan dokter gigi untuk dapat mengawasi bruxism pada anak.
  • Jika anak diberikan pelindung gigi oleh dokter, ingatkan anak untuk memakainya sebelum tidur.

 

Komplikasi bruxism

Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi berupa: 

  • Kerusakan pada gigi, restorasi, mahkota atau rahang Anda
  • Sakit kepala tegang
  • Nyeri wajah atau rahang yang parah
  • Gangguan pada sendi temporomandibular (TMJ) yang mungkin terdengar seperti klik saat pasien membuka dan menutup mulut

 

Cara mencegah bruxism (gigi gemeretak)

Cara mencegah bruxism tidak diketahui hingga saat ini. Pasalnya, penyebabnya juga belum diketahui secara pasti.

Namun Anda bisa mengurangi risiko penyakit ini dengan cara:

  • Hindari rokok, obat-obatan dan alkohol, yang dapat memperburuk bruxism tidur
  • Lakukan pemeriksaan gigi secara teratur
  • Atasi masalah gigi lain yang mungkin Anda miliki, termasuk gigi yang tidak sejajar atau tanggal

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala yang mengarah pada bruxism (gertakan gigi). Demikian pula jika Anda memiliki tanda atau gejala lain yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait bruxism?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis bruxism agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

kesehatan gigigertakan gigibruxismgangguan tidursakit gigisleep apnea

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved