logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Bradipnea

22 Des 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Pengertian bradipnea

Bradipnea adalah kondisi yang menggambarkan melambatnya laju pernapasan, sehingga total napas dalam satu menit kurang dari jumlah pernapasan normal. 

Jumlah atau tingkat pernapasan normal pada masing-masing individu bisa berbeda tergantung pada usia dan aktivitas yang sedang dijalankan.

Pada orang dewasa, tingkat pernapasan normal biasanya berada di rata-rata 12-20 tarikan napas per menit (menarik dan mengembuskan napas). Saat mengalami bradipnea, frekuensi pernapasan bisa menurun hingga di bawah 12 tarikan napas per menit (bpm) yang berlangsung lebih dari 2 menit.

Sementara pada anak-anak dan remaja, laju pernapasan yang normal berkisar di angka berikut:

  • Bayi di bawah 1 tahun: 30-60 bpm
  • 1-3 tahun: 24-40 bpm
  • 6-12 tahun: 22-34 bpm
  • 12-18 tahun: 12-20 bpm

Ketika laju pernapasan melambat, penderitanya dapat merasa pusing, kelelahan, hingga bermasalah dengan ingatan. Bradipnea dapat terjadi saat seseorang sedang terjaga atau ketika tertidur.

Meski begitu, bradipnea berbeda dengan sleep apnea yang menyebabkan henti napas sejenak saat tidur. Jika terjadi saat terjaga, kondisi ini bisa menandakan adanya gangguan pernapasan. 

Tanda dan gejala bradipnea

Secara umum, melambatnya laju pernapasan pada bradipnea mirip saat tubuh kekurangan oksigen, yaitu:

  • Pusing dan pening
  • Merasa lemas
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Kebingungan
  • Tubuh tidak seimbang
  • Bermasalah dalam memori atau ingatan
  • Kehilangan kesadaran

Baca jawaban dokter: Kondisi apa saja yang bisa menyebabkan sesak napas?

Penyebab bradipnea

Bradipnea sebetulnya bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang ditimbulkan oleh masalah fisik atau kondisi kesehatan tertentu.

Berikut sejumlah penyebab Anda mengalami bradipnea, antara lain:

1. Gangguan pada otak

Gangguan yang terjadi pada otak dapat merusak kemampuan otak untuk mengatur laju pernapasan. Pasalnya, pusat pernapasan terletak di batang otak bagian bawah dan sumsum tulang belakang.

Beberapa gangguan otak yang bisa memicu bradipnea di antaranya adalah pembekuan darah otak, tumor, cedera akibat terjatuh, benturan benda tajam, atau kecelakaan.

2. Gangguan jantung

Kerja irama jantung saling berhubungan dengan laju pernapasan. Oleh karena itu, jika terdapat gangguan pada fungsi jantung, laju pernafasan pun akan ikut terpengaruh.

Gangguan jantung yang umum ditandai dengan bradipnea adalah gagal jantung dan infeksi jantung.

3. Gangguan paru-paru

Proses pernapasan secara langsung melibatkan peranan paru-paru dalam tubuh sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Adanya gangguan yang menimpa paru-paru dapat menyebabkan berbagai masalah atau penyakit pernapasan, termasuk bradipnea.

Beberapa kondisi paru yang sering menyebabkan bradipnea di antaranya emfisema, bronkitis kronis, asma berat, pneumonia, dan edema paru.

4. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme dapat menyebabkan kelenjar tiroid jadi kurang aktif dalam memproduksi hormon-hormon tubuh. Akibatnya, berbagai fungsi tubuh, termasuk pernapasan pun dapat terganggu.  

Pasalnya, kekurangan hormon dapat melemahkan otot-otot yang dibutuhkan untuk bernapas dan menyebabkan berkurangnya kapasitas paru-paru. Hal tersebut dapat mengarah pada melambatnya laju pernapasan.

5. Keracunan

Paparan zat kimia, seperti natrium azida yang digunakan untuk mengisi airbag mobil atau karbon monoksida hasil pembakaran dan kendaraan dapat memperlambat pernapasan.

Zat-zat tersebut sering kali tidak sengaja terhirup dan kemudian bercampur dalam darah hingga menyebabkan kadar oksigen turun dan mengganggu pernapasan.

6. Penyalahgunaan opioid

Opioid merupakan zat penghilang rasa sakit yang dapat menyebabkan kecanduan. Zat ini sering disalahgunakan dan berpotensi menyebabkan overdosis yang dapat memengaruhi reseptor pernapasan di otak.

Akibatnya, pernapasan dapat melambat sampai terhenti sepenuhnya. Beberapa opioid yang sering disalahgunakan, antara lain heroin, kodein, hidrokodon, morfin, oksikodon.

7. Obat-obatan yang diperlukan saat pembedahan

Dalam prosesnya, rangkaian operasi memerlukan beberapa obat yang memicu efek samping berupa bradipnea, termasuk ke dalamnya:

  • Obat bius
  • Relaksan otot
  • Obat antinyeri pasca operasi

8. Ketidakseimbangan elektrolit

Elektrolit adalah mineral dengan muatan listrik yang berperan dalam menjaga keseimbangan sistem tubuh, seperti natrium, kalsium, kalium, fosfat, magnesium, dan klorida.

Jumlahnya yang tidak seimbang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh, salah satunya  fungsi sistem pernapasan.

Diagnosis bradipnea

Dalam mendiagnosis bradipnea, dokter akan menganalisis gejala yang dirasakan pasien, menanyakan riwayat kesehatan dan penggunaan obat-obatan. 

Dokter juga akan mengukur laju pernapasan pasien dalam hitungan napas per menit atau bpm (breaths per minute).

Proses ini diawali dengan menginstruksikan pasien untuk rileks dan beristirahat agar hasil bisa lebih akurat.

Berikut adalah langkah menghitung laju pernapasan untuk memeriksa bradipnea:

  • Pasien akan diminta duduk tegak atau berbaring telentang pada permukaan datar.
  • Dokter kemudian akan menghitung berapa kali dada pasien naik dan turun selama 1 menit menggunakan stopwatch
  • Pada saat dokter menghitung, pasien diminta bernapas seperti biasanya. Pasien juga bisa ikut menghitung untuk dicocokkan dengan hasil dokter.
  • Untuk mempersingkat waktu dapat dilakukan perhitungan selama 15 detik, lalu hasil perhitungan jumlah napas dikalikan 4. Angka tersebut dianggap mendekati hasil yang paling nyata. Biasanya, dokter menggunakan metode ini dalam keadaan darurat. 

Dokter akan melakukan evaluasi secara menyeluruh dengan memeriksa tanda-tanda vital lainnya, pemeriksaan fisik dan jika diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyebab yang mendasari guna memberikan pengobatan yang paling sesuai. 

Advertisement

Cara mengobati bradipnea

Cara mengobati bradipnea tergantung dari penyakit yang menyebabkannya, yaitu:

1. Kecanduan opioid

Kecanduan opioid dapat ditangani dengan rehabilitasi, terapi nyeri, dan dibutuhkan obat seperti naloxone yang dapat memblokir sisi reseptor opioid dan membalikkan efek toksik dari overdosis.

 2. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme umumnya diobati dengan pemberian obat hipotiroid, misalnya levothyroxine yang dikonsumsi sesuai anjuran dokter.

3.  Cedera kepala

Cedera kepala membutuhkan perawatan secara menyeluruh termasuk memantau tanda-tanda vital, operasi, serta perawatan suportif.

4. Keracunan

Dokter akan melakukan pemberian oksigen, pemantauan tanda–tanda vital, dan pengobatan sesuai keracunan yang terjadi.

Baca juga: Bahaya Penyalahgunaan Narkoba bagi Kesehatan

Komplikasi

Laju pernapasan turun terlalu rendah dalam jangka waktu lama dan tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti:

  • Hipoksemia, yakni kadar oksigen dalam darah berkurang.
  • Asidosis respiratorik, yaitu saat kondisi darah di tubuh terlalu asam
  • Gagal napas total 

Cara mencegah bradipnea

Satu-satunya cara pasti untuk mencegah terjadinya bradipnea adalah dengan menjauhi berbagai penyebab yang bisa memicu kondisi ini. Misalnya dengan tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang, mengobati kondisi hipotiroidisme yang diderita, serta menjaga diri agar terhindar dari berbagai cedera.

Secara umum, Anda juga bisa melakukan langkah berikut untuk menjaga kesehatan paru agar terhindar dari berbagai gangguan medis, termasuk bradipnea, yakni:

  • Rutin berolahraga
  • Mengonsumsi makanan bergizi
  • Minum banyak air putih
  • Rajin mencuci tangan
  • Tidak merokok
  • Menghindari paparan polusi
  • Menjaga kebersihan rumah

Baca juga: 7 Olahraga yang Membantu Meningkatkan Pernapasan

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Hubungi dokter bila anda mengalami gejala-gejala sebagai berikut :

  • Sesak napas
  • Kebingungan atau linglung
  • Rasa kantuk berlebihan

Jika Anda memiliki tanda atau gejala yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya, segera konsultasikan dengan dokter. 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter. 
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait bradipnea?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis bradipnea agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

Advertisement

sleep apneagangguan pernapasansaluran pernapasan

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved