Bradipnea adalah kondisi yang menggambarkan melambatnya laju pernapasan, sehingga total napas dalam satu menit kurang dari jumlah pernapasan normal.
Jumlah atau tingkat pernapasan normal pada masing-masing individu bisa berbeda tergantung pada usia dan aktivitas yang sedang dijalankan.
Pada orang dewasa, tingkat pernapasan normal biasanya berada di rata-rata 12-20 tarikan napas per menit (menarik dan mengembuskan napas). Saat mengalami bradipnea, frekuensi pernapasan bisa menurun hingga di bawah 12 tarikan napas per menit (bpm) yang berlangsung lebih dari 2 menit.
Sementara pada anak-anak dan remaja, laju pernapasan yang normal berkisar di angka berikut:
Ketika laju pernapasan melambat, penderitanya dapat merasa pusing, kelelahan, hingga bermasalah dengan ingatan. Bradipnea dapat terjadi saat seseorang sedang terjaga atau ketika tertidur.
Meski begitu, bradipnea berbeda dengan sleep apnea yang menyebabkan henti napas sejenak saat tidur. Jika terjadi saat terjaga, kondisi ini bisa menandakan adanya gangguan pernapasan.
Secara umum, melambatnya laju pernapasan pada bradipnea mirip saat tubuh kekurangan oksigen, yaitu:
Baca jawaban dokter: Kondisi apa saja yang bisa menyebabkan sesak napas?
Bradipnea sebetulnya bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang ditimbulkan oleh masalah fisik atau kondisi kesehatan tertentu.
Berikut sejumlah penyebab Anda mengalami bradipnea, antara lain:
Gangguan yang terjadi pada otak dapat merusak kemampuan otak untuk mengatur laju pernapasan. Pasalnya, pusat pernapasan terletak di batang otak bagian bawah dan sumsum tulang belakang.
Beberapa gangguan otak yang bisa memicu bradipnea di antaranya adalah pembekuan darah otak, tumor, cedera akibat terjatuh, benturan benda tajam, atau kecelakaan.
Kerja irama jantung saling berhubungan dengan laju pernapasan. Oleh karena itu, jika terdapat gangguan pada fungsi jantung, laju pernafasan pun akan ikut terpengaruh.
Gangguan jantung yang umum ditandai dengan bradipnea adalah gagal jantung dan infeksi jantung.
Proses pernapasan secara langsung melibatkan peranan paru-paru dalam tubuh sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Adanya gangguan yang menimpa paru-paru dapat menyebabkan berbagai masalah atau penyakit pernapasan, termasuk bradipnea.
Beberapa kondisi paru yang sering menyebabkan bradipnea di antaranya emfisema, bronkitis kronis, asma berat, pneumonia, dan edema paru.
Hipotiroidisme dapat menyebabkan kelenjar tiroid jadi kurang aktif dalam memproduksi hormon-hormon tubuh. Akibatnya, berbagai fungsi tubuh, termasuk pernapasan pun dapat terganggu.
Pasalnya, kekurangan hormon dapat melemahkan otot-otot yang dibutuhkan untuk bernapas dan menyebabkan berkurangnya kapasitas paru-paru. Hal tersebut dapat mengarah pada melambatnya laju pernapasan.
Paparan zat kimia, seperti natrium azida yang digunakan untuk mengisi airbag mobil atau karbon monoksida hasil pembakaran dan kendaraan dapat memperlambat pernapasan.
Zat-zat tersebut sering kali tidak sengaja terhirup dan kemudian bercampur dalam darah hingga menyebabkan kadar oksigen turun dan mengganggu pernapasan.
Opioid merupakan zat penghilang rasa sakit yang dapat menyebabkan kecanduan. Zat ini sering disalahgunakan dan berpotensi menyebabkan overdosis yang dapat memengaruhi reseptor pernapasan di otak.
Akibatnya, pernapasan dapat melambat sampai terhenti sepenuhnya. Beberapa opioid yang sering disalahgunakan, antara lain heroin, kodein, hidrokodon, morfin, oksikodon.
Dalam prosesnya, rangkaian operasi memerlukan beberapa obat yang memicu efek samping berupa bradipnea, termasuk ke dalamnya:
Elektrolit adalah mineral dengan muatan listrik yang berperan dalam menjaga keseimbangan sistem tubuh, seperti natrium, kalsium, kalium, fosfat, magnesium, dan klorida.
Jumlahnya yang tidak seimbang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh, salah satunya fungsi sistem pernapasan.
Dalam mendiagnosis bradipnea, dokter akan menganalisis gejala yang dirasakan pasien, menanyakan riwayat kesehatan dan penggunaan obat-obatan.
Dokter juga akan mengukur laju pernapasan pasien dalam hitungan napas per menit atau bpm (breaths per minute).
Proses ini diawali dengan menginstruksikan pasien untuk rileks dan beristirahat agar hasil bisa lebih akurat.
Berikut adalah langkah menghitung laju pernapasan untuk memeriksa bradipnea:
Dokter akan melakukan evaluasi secara menyeluruh dengan memeriksa tanda-tanda vital lainnya, pemeriksaan fisik dan jika diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyebab yang mendasari guna memberikan pengobatan yang paling sesuai.
Advertisement
Cara mengobati bradipnea tergantung dari penyakit yang menyebabkannya, yaitu:
Kecanduan opioid dapat ditangani dengan rehabilitasi, terapi nyeri, dan dibutuhkan obat seperti naloxone yang dapat memblokir sisi reseptor opioid dan membalikkan efek toksik dari overdosis.
Hipotiroidisme umumnya diobati dengan pemberian obat hipotiroid, misalnya levothyroxine yang dikonsumsi sesuai anjuran dokter.
Cedera kepala membutuhkan perawatan secara menyeluruh termasuk memantau tanda-tanda vital, operasi, serta perawatan suportif.
Dokter akan melakukan pemberian oksigen, pemantauan tanda–tanda vital, dan pengobatan sesuai keracunan yang terjadi.
Baca juga: Bahaya Penyalahgunaan Narkoba bagi Kesehatan
Laju pernapasan turun terlalu rendah dalam jangka waktu lama dan tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti:
Satu-satunya cara pasti untuk mencegah terjadinya bradipnea adalah dengan menjauhi berbagai penyebab yang bisa memicu kondisi ini. Misalnya dengan tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang, mengobati kondisi hipotiroidisme yang diderita, serta menjaga diri agar terhindar dari berbagai cedera.
Secara umum, Anda juga bisa melakukan langkah berikut untuk menjaga kesehatan paru agar terhindar dari berbagai gangguan medis, termasuk bradipnea, yakni:
Hubungi dokter bila anda mengalami gejala-gejala sebagai berikut :
Jika Anda memiliki tanda atau gejala yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya, segera konsultasikan dengan dokter.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis bradipnea agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved