1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kelumpuhan sementara pada wajah dapat terjadi karena terjadinya peradangan setelah mengalami pilek, infeksi telinga, atau infeksi pada mata.
Bell’s palsy adalah kelemahan atau kelumpuhan sementara yang memengaruhi salah satu sisi wajah. Kondisi ini dapat terjadi ketika saraf pengendali otot wajah mengalami peradangan, pembengkakan, atau tertekan.
Penderita akan sulit untuk tersenyum dan susah untuk menutup mata pada area yang terkena. Pada banyak kasus, bell’s palsy hanyalah sementara dan gejala biasanya dapat menghilang setelah beberapa minggu dan sembuh total dalam 3–9 bulan.
Namun, pada beberapa pasien mungkin akan tetap muncul seumur hidupnya. Meski jarang, kondisi ini juga bisa kambuh kembali. Bell’s Palsy dapat terjadi pada semua usia, tetapi kondisi ini lebih umum ditemui ketika seseorang menginjak usia antara 16 hingga 60 tahun.
Gejala dari Bell’s Palsy dapat timbul satu atau dua minggu setelah mengalami pilek, infeksi telinga atau infeksi pada mata. Gejala biasanya muncul secara tiba–tiba, dan biasanya hanya memengaruhi satu sisi wajah. Tetapi walaupun jarang, bell’s palsy dapat terjadi pada kedua sisi wajah. Gejala bell’s palsy antara lain:
Bell’s palsy terjadi ketika saraf kranial ketujuh menjadi bengkak atau terkompres, menyebabkan kelemahan wajah atau kelumpuhan. Penyebab pasti dari kerusakan ini tidak diketahui, tetapi banyak ilmuwan percaya hal ini dipicu oleh infeksi virus.
Virus atau bakteri yang berhubungan dengan perkembangan bell’s palsy termasuk:
Risiko untuk terkena Bell’s palsy meningkat pada:
Diagnosis Bell’s Palsy tidak dilakukan dengan cara spesifik. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan beratnya kelemahan dari otot wajah. Hal ini dilakukan dengan cara melihat wajah dan meminta pasien untuk melakukan beberapa hal.
Tindakan yang diminta dokter antara lain menggerakkan otot wajah dengan menutup mata, mengangkat alis mata, tersenyum dengan memperlihatkan gigi, mengerutkan kening, dan gerakan lainnya.
Dokter juga akan menanyakan kapan gejala terjadi atau kapan mulai merasakannya. Kondisi lain, seperti stroke, infeksi, penyakit Lyme dan tumor dapat menyebabkan kelemahan pada otot wajah, sehingga menyerupai gejala Bell’s Palsy.
Jika penyebab dari gejala tidaklah jelas, maka dokter akan menggunakan beberapa pemeriksaan untuk membuat diagnosa bell’s palsy.
Tes ini dilakukan untuk memastikan adanya kerusakan saraf dan menentukan tingkat keparahannya. EMG mengukur aktivitas listrik otot sebagai respons terhadap rangsangan dan sifat serta kecepatan konduksi impuls listrik di sepanjang saraf.
Magnetic resonance imaging (MRI) atau CT scan terkadang diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan sumber tekanan lain pada saraf wajah, seperti tumor atau fraktur tengkorak.
Terkadang tes darah dilakukan guna menentukan apakah pasien memiliki penyakit lainnya seperti diabetes atau infeksi tertentu.
Advertisement
Sebagian besar penderita Bell’s palsy akan sembuh total, dengan atau tanpa perawatan. Namun, memerlukan beberapa minggu atau bulan supaya kekuatan otot wajah dapat kembali seperti semula. Tidak ada satu pengobatan Bell’s palsy yang sudah pasti.
Beberapa obat diberikan untuk mengobati kondisi ini, antara lain:
Jenis obat ini merupakan antiinflamasi yang kuat sehingga bisa mengurangi pembengkakan saraf wajah. Saraf yang bengkak akan kembali masuk kembali ke koridor tulang yang mengelilinginya. Salah satu contoh dari obat jenis ini adalah prednison.
Antivirus yang ditambahkan ke dalam steroid mungkin bermanfaat bagi penderita gangguan ini. Hanya saja, hal ini masih belum memiliki bukti kuat. Namun valasiklovir atau asiklovir terkadang dikombinasikan dengan prednison untuk penderita Bell’s palsy.
Obat tanpa resep yang bisa diberikan adalah ibuprofen dan acetaminophen guna meredakan nyeri.
Untuk menjaga mata tetap lembap dan terlindung dari kotoran dan cedera, memberikan tetes mata bisa membantu. Selain itu, salep, gel mata, dan penutup mata juga bisa digunakan dengan tujuan yang sama.
Kelumpuhan pada otot bisa membuat bagian ini menyusut dan memendek sehingga menimbulkan kontraktur permanen. Terapi fisik (fisioterapi) dilakukan dengan mengajarkan cara memijat dan melatih otot wajah. Dengan ini, kontraktur permanen bisa dicegah.
Saat ini, operasi dekompresi memang tidak disarankan. Sebab, risiko dari prosedur ini adalah munculnya cedera saraf wajah dan gangguan pendengaran permanen. Meski jarang, operasi plastik mungkin diperlukan guna memperbaiki masalah saraf wajah.
Operasi plastik yang dilakukan diantaranya pengencangan alis, pengencangan kelopak mata, implant wajah, dan cangkok saraf. Dari berbagai prosedur di atas, beberapa diantaranya mungkin perlu dilakukan lebih dari sekali. Contohnya adalah prosedur pengencangan alis.
Bell’s Palsy sangat jarang terjadi pada anak, dan kebanyakan anak yang terpengaruh akan sembuh sepenuhnya tanpa perawatan.
Kasus ringan dari bell’s palsy biasanya menghilang dalam sebulan. Penyembuhan dari kasus yang lebih berat melibatkan berbagai kelumpuhan total. Komplikasi termasuk:
Cara mencegah Bell’s palsy belum tersedua, mengingat penyebabnya juga belum diketahui dengan pasti. Namun Anda bisa menurunkan kemungkinannya dengan menghindari faktor risikonya, seperti infeksi terkait virus herpes.
Seseorang hanya bisa menderita Bell’s palsy sekali seumur hidupnya. Namun kekambuhan bisa saja terjadi. Kondisi ini lebih mungkin muncul jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan Bell’s palsy.
Hubungilah dokter jika mengalami beberapa gejala berikut:
Hubungilah dokter sesegera mungkin sebab pengobatan akan efektif jika lebih awal dilakukan terutama 72 jam pertama. Jika mengalami masalah saat menutup mata, sebaiknya lakukan perawatan tambahan agar mata terjaga dari cedera atau kerusakan penglihatan.
Jika kondisi yang terjadi adalah seperti gejala di bawah ini, segera hubungi layanan gawat darurat sebab bisa jadi pasien terkena stroke:
Tidak seperti Bell’s Palsy, stroke biasanya menyerang secara tiba-tiba.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis Bell’s Palsy agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved