1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyebab bau mulut bisa berupa sisa-sisa makanan yang menempel di gigi
Bau mulut adalah masalah umum yang dapat memengaruhi semua orang. Banyak yang dapat dilakukan untuk menghilangkan bau mulut. Beberapa diantaranya dengan mengunyah permen karet, memakan permen, memakai obat kumur, dan produk lain.
Hanya saja, penggunaan produk di atas hanya bersifat sementara karena tidak mengatasi penyebab utamanya. Kebanyakan, pengobatan untuk kondisi ini biasanya terkait dengan gata hidup.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menciptakan tekanan psikologis yang signifikan pada penderitanya. Untuk itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika Anda menderita penyakit dengan nama medis halitosis ini.
Bau Mulut | |
---|---|
Dokter spesialis | Dokter Gigi |
Gejala | Bau tidak sedap dari mulut |
Faktor risiko | Merokok, diet ketat, konsumsi makanan berbau |
Metode diagnosis | Penciuman dokter, halimeter, kromatografi gas |
Pengobatan | Obat kumur dan pasta gigi |
Komplikasi | Kehilangan kepercayaan diri |
Kapan harus ke dokter? | Merasa memiliki bau mulut atau berdasarkan penilaian teman atau kerabat |
Gejala bau mulut akan berbeda-beda pada setiap individu, karena sangat tergantung pada penyebab masalahnya.
Salah satu cara paling akurat adalah dengan meminta penilaian teman atau kerabat Anda. Hal ini diperlukan karena mungkin sulit untuk menilai bau mulut sendiri.
Jika merasa malu, menjilat pergelangan tangan sendiri dan mencium baunya bisa juga dijadikan ukuran. Ingat, setelah dijilat biarkan telapak tangan kering lalu ciumlah baunya. Jika muncul bau tak sedap, maka kemungkinan besar Anda menderita halitosis.
Pada kondisi tertentu, banyak orang yang juga khawatir akan bau napas yang mereka hasilkan bahkan ketika tidak punya bau mulut. Jika ini terjadi, mungkin mereka menderita halitophobia. Kondisi tersebut bisa membuat penderita punya obsesi dalam membersihkan mulut.
Penyebab bau mulut bisa berbeda pada tiap individu. Beberapa orang sadar bahwa dirinya memiliki bau mulut, namun ada pula yang tidak menyadarinya. Untuk itulah menanyakan pendapat orang lain atau dokter bisa dilakukan untuk memastikannya.
Adapun penyebab dan faktor risiko bau mulut bisa berupa:
Sisa makanan yang menempel di gigi bisa menyebabkan bau mulut. Makanan tertentu seperti bawang, bumbu masakan, dan makanan berbau menyengat lainnya juga bisa menyebabkan bau mulut.
Perokok biasanya cenderung memiliki penyakit gigi dan gusi yang salah satu gejalanya adalah bau mulut.
Sisa makanan yang tidak disikat dan tertinggal di mulut kemungkinan akan menyebabkan bau mulut. Selain itu. lidah yang jarang dibersikan juga dapat menjadi sarang bakteri penyebab bau mulut.
Mulut yang kering menyebabkan bau mulut karena produksi air liur menurun. Air liur berfungsi membersihkan rongga mulut dan menghilangkan partikel penyebab bau mulut.
Beberapa obat dapat menyebabkan bau mulut seperti obat depresi dan darah tinggi. Hal tersebut bisa terjadi karena obat-obat tersebut dapat membuat produksi air liur menurun.
Bau mulut dapat disebabkan oleh luka bedah setelah operasi, seperti pencabutan gigi, atau akibat kerusakan gigi, penyakit gusi, dan luka pada mulut.
Infeksi atau peradangan pada hidung, seperti sinus dapat juga menjadi penyebab hadirnya bau mulut.
Diet ketat seperti puasa atau makan rendah karbohidrat juga bisa menyebabkan halitosis. Kondisi ini bisa terjadi mengingat diet semacam di atas akan menghasilkan bahan kimia keton yang berbau menyengat.
Mereka yang memiliki kadar insulin rendah karena diabetes, bisa juga menderita bau mulut. Sebab, ketiadaan insulin menyebabkan pemecahan gula terhambat sehingga cadangan lemak tubuh digunakan.
Ketika cadangan lemak tubuh dipecah, maka muncullah keton. Ketiadisosis sendiri jangan dianggap enteng karena kondisi ini berpotensi mengancam jiwa.
Usus tersumbat bisa juga menyebabkan seseorang menderita bau tak sedap dari mulutnya. Penyebabnya adalah keberadaan kotoran terlalu lama dan kemudian dimuntahkan melalui mulut.
Bronkiektasis adalah kondisi jangka panjang di mana saluran udara menjadi lebih lebar dari biasanya. Kondis tersebut memungkinkan terjadinya penumpukan lendir sehingga menghasilkan bau pada mulut.
Pneumonia aspirasi merupakan pembengkakan atau infeksi di paru-paru atau saluran udara. Kondisi ini bisa terjadi karena penderita menghirup muntah, air liur, makanan, atau cairan.
Diagnosis bau mulut mungkin mudah saja dilakukan. Dokter akan memeriksa kondisi dan mencium napas dari mulut dan hidung. Jika diperlukan dokter akan melakukan pemeriksaan dengan detektor canggih yang dapat mengidentifikasi bahan kimia penyebab kondisi ini. Hanya saja, alat ini tidak selalu tersedia.
Adapun detektor canggih yang dimaksud bisa berupa:
Alat ini digunakan untuk mendeteksi kadar belerang yang rendah.
Metode ini digunakan untuk mengukur tiga senyawa belerang yang mudah menguap seperti hidrogen sulfida, metil merkaptan, dan dimetil sulfida.
Tes ini dilakukan untuk mengukur kadar enzim spesifik yang diproduksi oleh bakteri penyebab halitosis.
Pemgukuran enzim beta-galaktosidase mungkin dilakukan karena telah ditemukan korelasi keberadaannya dengan bau mulut.
Advertisement
Pengobatan bau mulut biasanya dilakukan dengan senantiasa menjaga kebersihan rongga mulut guna mencegah terbentuknya gigi berlubang dan menurunkan risiko terjadinya penyakit gusi. Perawatan untuk bau mulut dapat bervariasi tergantung dari faktor penyebabnya.
Apabila kondisi yang dialami disebabkan karena penyakit tertentu, dokter gigi umumnya akan merujuk Anda ke dokter yang sesuai dengan kondisi yang mendasarinya. Namun bila penyebab bau mulut berkaitan dengan kondisi di rongga mulut, dokter gigi umumnya akan memberikan solusi dan cara menghilangkannya.
Adapun solusi yang biasanya diberikan oleh dokter gigi antara lain:
Jika bau mulut timbul sebagai akibat menumpuknya bakteri atau plak di permukaan gigi, Anda disarankan untuk membersihkan rongga mulut menggunakan obat kumur serta pasta gigi anti bakteri.
Penyakit di rongga mulut seperti radang gusi atau bagian lain dari jaringan penyangga gigi dapat menjadi penyebab menumpuknya bakteri di rongga mulut. Selain itu, gigi palsu yang sudah tidak bagus juga sebaiknya diganti karena dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri.
Komplikasi bau mulut yang sangat mungkin adalah hadirnya masalah psikologi. Penderita kondisi ini mungkin akan mengalami penurunan kepercayaan diri.
Untuk mencegah timbulnya bau mulut, lakukan beberapa langkah di bawah ini:
Baca Juga: Manfaat Permen Karet yang Ternyata Penting untuk Tubuh
Jika anda memiliki bau mulut, cobalah untuk memperbaiki kebiasaan anda, seperti menyikat gigi dan lidah setelah makan, menggunakan benang gigi dan minum banyak air. Nila bau mulut tidak hilang setelah melakukan perubahan diatas, segera konsultasikan dengan dokter.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis bau mulut agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved