1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Barrett’s esophagus berisiko dialami para penderita GERD
Barrett’s esophagus adalah suatu penyakit yang menyebabkan rusaknya lapisan jaringan di esofagus (kerongkongan). Secara alami, kerongkongan memiliki jaringan kuat sehingga dapat menahan gesekan dari makanan yang masuk dari mulut.
Namun pada penderita Barret’s esophagus, sel pada kerongkongan rusak akibat reflux asam yang menebal hingga menyerupai jaringan pada usus. Kondisi ini membuat saluran esofagus mudah terluka sehingga menyebabkan penderitanya sulit menelan makanan dan sering merasakan sensasi panas dan perih di dada. Apabila tidak ditangani dengan segera, kondisi ini dapat berpotensi menjadi jaringan kanker.
Barrett’s esophagus biasanya terjadi sebagai komplikasi dari gastroesophageal reflux disease (GERD) yang telah dialami bertahun-tahun. Perawatan Barrett’s esophagus dapat dilakukan dengan tindakan medis dan obat-obatan.
Barrett’s esophagus tidak menimbulkan gejala khusus. Namun kondisi ini umumnya disebabkan oleh GERD. Oleh karena itu para penderita GERD yang berkepanjangan memiliki risiko besar mengidap kondisi ini.
Karena itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri kondisi GERD dalam mendeteksi Barret’s Esophagus sedini mungkin. Keluhan GERD di antaranya adalah:
Gastroesophageal reflux disease dalam kurun waktu yang lama bisa menjadi penyebab timbulnya Barret’s esophagus. GERD sendiri merupakan suatu penyakit saluran pencernaan yang membuat cairan asam dari lambung naik ke saluran esofagus (kerongkongan).
Cairan asam lambung ini akan melukai kerongkongan. Kemunculannya selama 10 tahun kemungkinan besar akan mengakibatkan kondisi Barret’s Esophagus. Sekitar 5-10% penderita GERD dapat memiliki penyakit Barret’s esophagus.
Selain itu, pria memiliki risiko dua kali lebih besar daripada wanita, terlebih pada usia di atas 50 tahun.
Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan Barret’s asophageus adalah:
Baca juga: Mengenal Perbedaan Maag dan Asam Lambung Kronis akibat GERD
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang diperlukan dalam untuk mendiagnosis Barrett’s Esofagus:
EGD adakah suatu pemeriksaan yang bertujuan melihat keadaan di dalam kerongkongan. Tindakan ini biasanya dilakukan menggunakan kamera selang yang dimasukkan melalui mulut. Kerongkongan yang tampak merah dan seperti beludru menandakan Barrett’s Esofagus.
The Practice Parameters Committee of the American College of Gastroenterology merekomendasikan pemeriksaan ini bagi pasien dengan penyakit GERD kronis (di atas 5 tahun), terutama yang berumur di atas 50 tahun.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan metode suara untuk mendapatkan gambaran di dalam kerongkongan. Ultrasonografi akan dilakukan bila dokter mencurigai adanya kanker.
Biopsi adalah suatu pemeriksaan untuk memastikan perubahan jaringan yang terjadi pada Barret’s Esophagus, dengan pengambilan sampel dari dalam kerongkongan.
Dokter akan memeriksa sampel jaringan untuk mencari sel atau jaringan abnormal yang dinamakan displasia. Tingkat keparahan Barret’s Esophagus diklasifikasikan berdasarkan keberadaan displasia tersebut, yang dibagi menjadi tiga kategori berikut ini.
Advertisement
Pengobatan untuk Barrett’s Esophagus tergantung dari tingkat keparahan penyakit. Tingkat keparahannya ditentukan dari kondisi pertumbuhan sel tidak normal pada esophagus.
Ada beberapa cara yang biasa dilakukan oleh dokter untuk menangani kondisi seperti ini. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut ini.
Jika pasien tidak memiliki displasia atau displasia yang terdeteksi masih di tingkat rendah, dokter kemungkinan akan merekomendasikan perawatan untuk meredakan gejala GERD, melalui:
Dokter akan menyarankan tindakan medis lain berikut ini apabila status Barret’s Esophagus pasien disertai dengan displasia tingkat tinggi.
Baca juga: Makanan untuk Asam Lambung Tinggi agar Tak Menjadi GERD
Apabila tidak ditangani dengan segera, Barret’s Esophagus dapat berkembang menjadi kanker esofagus.
Baca jawaban dokter: Apa bedanya antara sesak nafas karena COVID dan GERD?
Barett’s Esophagus dapat dicegah melalui antisipasi terhadap munculnya keluhan GERD, dengan cara:
Setiap kali makan, terjadi peningkatan jumlah cairan asam lambung. Jika jarak antara makan dan tidur tidak jauh, maka asam lambung yang tinggi akan mudah untuk naik ke esofagus (kerongkongan) ketika penderita berbaring.
Kebiasaan merokok membuat katup yang memisahkan esofagus dan lambung menjadi longgar, sehingga cairan asam lambung mudah masuk kedalam esofagus.
Obesitas terbukti memiliki kaitan dengan timbulnya GERD.
Alkohol membuat katup pemisah esofagus dan lambung menjadi longgar. Alkohol juga mengurangi pergerakan lambung. Akibatnya, lambung menjadi penuh dengan asam lambung.
Anda sebaiknya baru berbaring 3-4 jam setelah makan.
Jalanilah pola makan sehat dengan:
Jika sering mengalami GERD selama 5 tahun atau lebih, konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui potensi Barrett’s Esophagus. Anda juga harus segera menemui dokter jika ada gejala yang menandakan perdarahan pada kerongkongan, berupa:
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis Barrets' esophagus agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved