logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Barrett's Esophagus

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Barrett’s esophagus menyerang saluran cerna bagian atas

Barrett’s esophagus berisiko dialami para penderita GERD

Pengertian barrett's esophagus

Barrett’s esophagus adalah suatu penyakit yang menyebabkan rusaknya lapisan jaringan di esofagus (kerongkongan). Secara alami, kerongkongan memiliki jaringan kuat sehingga dapat menahan gesekan dari makanan yang masuk dari mulut.

Namun pada penderita Barret’s esophagus, sel pada kerongkongan rusak akibat reflux asam yang menebal hingga menyerupai jaringan pada usus. Kondisi ini membuat saluran esofagus mudah terluka sehingga menyebabkan penderitanya sulit menelan makanan dan sering merasakan sensasi panas dan perih di dada. Apabila tidak ditangani dengan segera, kondisi ini dapat berpotensi menjadi jaringan kanker.

Barrett’s esophagus biasanya terjadi sebagai komplikasi dari gastroesophageal reflux disease (GERD) yang telah dialami bertahun-tahun. Perawatan Barrett’s esophagus dapat dilakukan dengan tindakan medis dan obat-obatan.

 

 

Tanda dan gejala barrett's esophagus

Barrett’s esophagus tidak menimbulkan gejala khusus. Namun kondisi ini umumnya disebabkan oleh GERD. Oleh karena itu para penderita GERD yang berkepanjangan memiliki risiko besar mengidap kondisi ini.

Karena itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri kondisi GERD dalam mendeteksi Barret’s Esophagus sedini mungkin. Keluhan GERD di antaranya adalah:

  • Rasa panas di dada
  • Nyeri di ulu hati
  • Nyeri di dada
  • Mual dan muntah

 

 

 

 

Penyebab barrett's esophagus

Gastroesophageal reflux disease dalam kurun waktu yang lama bisa menjadi penyebab timbulnya Barret’s esophagus. GERD sendiri merupakan suatu penyakit saluran pencernaan yang membuat cairan asam dari lambung naik ke saluran esofagus (kerongkongan).

Cairan asam lambung ini akan melukai kerongkongan. Kemunculannya selama 10 tahun kemungkinan besar akan mengakibatkan kondisi Barret’s Esophagus. Sekitar 5-10% penderita GERD dapat memiliki penyakit Barret’s esophagus.

Selain itu, pria memiliki risiko dua kali lebih besar daripada wanita, terlebih pada usia di atas 50 tahun.
Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan Barret’s asophageus adalah:

  • Ras Kaukasia
  • Kebiasaan merokok
  • Riwayat gastritis
  • Obesitas
  • Sering mengonsumsi obat golongan OAINS dan aspirin
  • Kerap menyantap makanan dalam jumlah banyak, pedas dan tinggi lemak
  • Memiliki kebiasaan tidur setelah makan

Baca juga: Mengenal Perbedaan Maag dan Asam Lambung Kronis akibat GERD

 

Diagnosis barrett's esophagus

Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang diperlukan dalam untuk mendiagnosis Barrett’s Esofagus:

1. Esophagestrodenoscopy (EGD)

EGD adakah suatu pemeriksaan yang bertujuan melihat keadaan di dalam kerongkongan. Tindakan ini biasanya dilakukan menggunakan kamera selang yang dimasukkan melalui mulut. Kerongkongan yang tampak merah dan seperti beludru menandakan Barrett’s Esofagus.

The Practice Parameters Committee of the American College of Gastroenterology merekomendasikan pemeriksaan ini bagi pasien dengan penyakit GERD kronis (di atas 5 tahun), terutama yang berumur di atas 50 tahun.

2. Ultrasonografi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan metode suara untuk mendapatkan gambaran di dalam kerongkongan. Ultrasonografi akan dilakukan bila dokter mencurigai adanya kanker.

3. Biopsi

Biopsi adalah suatu pemeriksaan untuk memastikan perubahan jaringan yang terjadi pada Barret’s Esophagus, dengan pengambilan sampel dari dalam kerongkongan.

Dokter akan memeriksa sampel jaringan untuk mencari sel atau jaringan abnormal yang dinamakan displasia. Tingkat keparahan Barret’s Esophagus diklasifikasikan berdasarkan keberadaan displasia tersebut, yang dibagi menjadi tiga kategori berikut ini.

  • Tidak ada displasia: Tidak ada kelainan sel yang terlihat.
  • Displasia tingkat rendah: Sel atau jaringan abnormal terdeteksi dalam jumlah kecil.
  • Displasia tingkat tinggi: Sel atau jaringan abnormal terdeteksi dalam jumlah besar, dapat mengacu pada kanker.

 

Advertisement

Cara mengobati barrett's esophagus

Pengobatan untuk Barrett’s Esophagus tergantung dari tingkat keparahan penyakit. Tingkat keparahannya ditentukan dari kondisi pertumbuhan sel tidak normal pada esophagus.
Ada beberapa cara yang biasa dilakukan oleh dokter untuk menangani kondisi seperti ini. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut ini.

1. Barret’s Esophagus tanpa atau dengan displasia tingkat rendah

Jika pasien tidak memiliki displasia atau displasia yang terdeteksi masih di tingkat rendah, dokter kemungkinan akan merekomendasikan perawatan untuk meredakan gejala GERD, melalui:

  • Obat-obatan

    • Obat golongan Proton Pump Inhibitor (PPI)
      Obat jenis ini dapat menurunkan kadar asam lambung. Beberapa contoh dari obat ini adalah:
      • Omeprazole
      • Lansoprazole
      • Pantoprazole
      • Rabeprazole
      • Esomeprazole
    • Obat golongan H2 receptor blocker
      Obat jenis ini dapat membantu dalam mengurangi produksi asam lambung. Contohnya:
      • Ranitidine
      • Famotidine
      • Cimetidine
      • Nizatidine
  • Tindakan medis

    Beberapa tindakan medis ini bisa jadi pilihan.
    • Fundoplikasi
      Fundoplikasi adalah operasi untuk mengikat otot sfingter esofagus bawah. GERD berisiko melemahkan otot-otot untuk memindahkan makanan ke dalam perut, termasuk otot sfingter yang menutup celah antara kerongkongan dan perut. Fundoplikasi dapat membantu memperkuat celah ini untuk mencegah makanan dan asam naik kembali.
    • Pemasangan LINX
      LINX adalah alat khusus berupa cincin yang mengandung magnet. Alat ini akan dipasang di bagian sfingter yang melemah. Magnet pada LINX akan membantu otot sfingter menutup dan menceganaiknya isi lambung ke kerongkongan.
    • Prosedur Stretta
      Prosedur Stretta berfungsi untuk memperkuat otot-otot bagian dalam esofagus yang melemah. Prosedur ini dilakukan dengan memanfaatkan pancaran gelombang radio yang dapat membantu menurunkan refluks sisa isi lambung di kerongkongan.

2. Barret’s Esophagus dengan displasia tingkat tinggi

Dokter akan menyarankan tindakan medis lain berikut ini apabila status Barret’s Esophagus pasien disertai dengan displasia tingkat tinggi.

  • Endoscopic resection

    Endoscopic resection adalah pengambilan jaringan yang tidak normal ada esofagus melalui prosedur endoskopi.
  • Esophagectomy

    Berbeda dari endoscopic resection yang mengambil sebagian jaringan saja, esophagectomy dilakukan dengan mengambil sebagian organ.
  • Radiofrequency arlation

    Prosedur ini dilakukan untuk merusak jaringan tidak normal pada esofagus dengan mengunakan panas. Tujuannya agar jaringan yang telah dirusak tidak berkembang menjadi jaringan kanker.
  • Cryotherapy

    Prosedur ini dilakukan dengan memanfaatkan gas atau cairan dingin yang dapat membekukan sel abnormal. Sel-sel tersebut dibiarkan mencair, dan kemudian dibekukan kembali. Proses tersebut akan diulang sampai sel mati.
  • Terapi fotodinamik

    Terapi fotodinamik adalah metode yang menggunakan obat-obatan sensitif cahaya dan sumber cahaya, dengan tujuan menghancurkan sel tubuh yang abnormal.

Baca juga: Makanan untuk Asam Lambung Tinggi agar Tak Menjadi GERD


Komplikasi

Apabila tidak ditangani dengan segera, Barret’s Esophagus dapat berkembang menjadi kanker esofagus.

Baca jawaban dokter: Apa bedanya antara sesak nafas karena COVID dan GERD?

 

Cara mencegah barrett's esophagus

Barett’s Esophagus dapat dicegah melalui antisipasi terhadap munculnya keluhan GERD, dengan cara:

1. Tidak mengonsumsi makanan 4 jam sebelum tidur

Setiap kali makan, terjadi peningkatan jumlah cairan asam lambung. Jika jarak antara makan dan tidur tidak jauh, maka asam lambung yang tinggi akan mudah untuk naik ke esofagus (kerongkongan) ketika penderita berbaring.

2. Tidak merokok

Kebiasaan merokok membuat katup yang memisahkan esofagus dan lambung menjadi longgar, sehingga cairan asam lambung mudah masuk kedalam esofagus.

3. Menurunkan berat badan dan menjaga berat badan ideal

Obesitas terbukti memiliki kaitan dengan timbulnya GERD.

4. Menghindari konsumsi alkohol

Alkohol membuat katup pemisah esofagus dan lambung menjadi longgar. Alkohol juga mengurangi pergerakan lambung. Akibatnya, lambung menjadi penuh dengan asam lambung.

5. Tidak berbaring setelah makan

Anda sebaiknya baru berbaring 3-4 jam setelah makan.

6. Mengatur pola makan

Jalanilah pola makan sehat dengan:

  • Mengurangi makanan berlemak
  • Makan dalam porsi kecil tapi sering
  • Menghindari makanan dan minuman seperti cokelat, kopi, permen, yang berminyak atau pedas, tomat maupun produk tomat

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Jika sering mengalami GERD selama 5 tahun atau lebih, konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui potensi Barrett’s Esophagus. Anda juga harus segera menemui dokter jika ada gejala yang menandakan perdarahan pada kerongkongan, berupa:

  • Muntah darah
  • BAB berwarna hitam
  • Tidak bisa menelan makanan
  • Nyeri dada

 

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terhadap Barrets' esophagus?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis Barrets' esophagus agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

 

 

Advertisement

kanker tenggorokanpenyakit tenggorokangerd

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved