1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Pneumonia bakteri disebabkan oleh infeksi bakteri
Pneumonia bakteri adalah peradangan pada alveoli yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Alveoli merupakan kantong kecil berisi udara pada paru-paru.
Pada dasarnya, pneumonia tak hanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini juga juga bisa terjadi karena infeksi virus maupun jamur.
Jenis pneumonia ini bisa dialami oleh bagian tertentu, salah satu, maupun kedua paru-paru. Bakteri jenis streptokokus merupakan penyebab utama dari pneumonia bakteri.
Pneumonia akan membuat alveoli terisi oleh nanah. Akibatnya, penderita akan mengalami ganguan pernapasan.
Penyakit ini umumnya menyerang balita (bayi di bawah lima tahun), lansia (lanjut usia), dan orang dengan sistem imun lemah seperti penderita HIV/AIDS.
Secara global, pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi pada anak. Pada tahun 2017, WHO mencatat bahwa penyakit ini diperkirakan telah membunuh lebih dari 800 ribu balita di seluruh dunia.
Gejala pneumonia bakteri tergantung pada tingkat keparahan infeksi yang terjadi. Tingkat keparahan ini bisa dipengaruhi oleh usia dan daya tahan tubuh penderita, serta ada tidaknya penyakit pernapasan tertentu
Gejala pneumonia bakteri pada anak-anak bisa saja tidak khas. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya memperhatikan ciri-ciri di bawah ini:
Penyebab utama pneumonia bakteri adalah infeksi bakteri. Streptococcus pneumoniae merupakan jenis bakteri yang paling sering menyebabkan penyakit ini.
Bakteri Streptococcus pneumoniae sebenarnya hidup dalam saluran pernapasan atas (hidung dan tengorokan). Pada orang yang sehat, bakteri ini tidak berbahaya.
Namun saat kekebalan tubuh menurun, bakteri S.pneumoniae dapat menyebabkan masalah berupa pneumonia bakteri. Pneumonia akibat bakteri ini disebut typical pneumonia, yakni pneumonia yang umum terjadi.
Selain Streptococcus pneumonia, beberapa jenis bakteri yang bisa memicu pneumonia bakteri meliputi:
Pneumonia bakteri akibat infeksi bakteri-bakteri tersebut dinamakan atypical pneumoniaI atau pneumonia yang tidak umum.
Istilah umum dan tidak umum tersebut muncul karena bakteri memberikan gejala dan tampilan di pemeriksaan X-ray yang sedikit berbeda dan tidak khas daripada pneumonia pada umumnya.
Terdapat beberapa faktor yang diperkirakan bisa meningkatkan risiko pneumonia bakteri. Faktor-faktor risiko ini meliputi:
Diagnosis pneumonia bakteri dapat dipastikan dengan cara-cara berikut:
Dokter akan menanyakan gejala, riwayat penyakit pasien dan keluarga, serta faktor risiko pneumonia bakteri.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari tanda napas cepat.
Dokter akan mencsari ada tidaknya pelebaran cuping hidung dan dada yang cekung saat pasien bernapas.
Dokter akan mendengarkan suara paru dengan alat stetoskop untuk mendeteksi bunyi abnormal pada paru.
Prosedur pulse oxymetry bertujuan mengecek kadar oksigen dalam darah atau saturasi oksigen.
Tes darah biasanya meliputi hidung darah lengkap, laju endap darah (LED), C-reactive protein (CRP), serta kultur darah
Rontgen dada dari pengidap pneumonia akan memperlihatkan adanya bercak putih di paru-paru.
Kultur dahak bertujuan menentukan bakteri penyebab pneumonia.
Dokter akan mengambil cairan dari pleura untuk mengetahui penyebab infeksi.
CT scan diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya penyebab lain jika pneumonia sudah ditangani, tapi tidak kunjung sembuh.
Seorang balita dikatakan mengalami napas cepat bila terdapat anga-angka berikut:
Advertisement
Cara mengobati pneumonia bakteri umumnya akan tergantung pada tingkat keparahannya dan seberapa lama Anda sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa metode penanganan pneumoni bakteri antara lain:
Pilihan obat-obatan yang biasanya diberikan untuk mengobati pneumonia bakteri adalah:
Apabila Anda tidak rawat inap di rumah sakit, tindakan berikut dapat Anda lakukan di rumah untuk membantu mempercepat pemulihan:
Apabila pneumonia bakteri yang dialami berat, dokter akan menganjurkan rawat inap dan perawatan berikut:
Jika tidak ditangani dengan saksama, pneumonia bakteri dapat menyebabkan komplikasi seperti:
Meski berbahaya, untungnya saat ini telah ditemukan vaksin yang dapat mencegah Bacterial Pneumonia yaitu vaksin pneumokokus. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) vaksin Pneumokokus dan vaksin HIB dapat menurunkan angka kematian bayi akibat Pneumonia sebanyak 50%.
Vaksin ini dianjurkan untuk diberikan pada bayi di bawah satu tahun dan orang tua di atas 65 tahun. Pada bayi, vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali usia 2, 3 dan 4 bulan sedangkan pada orang dewasa vaksin ini diberikan sebanyak dua kali.
Hindari merokok karena selain dapat membahayakan diri sendiri, dapat pula membahayakan orang di sekitar termasuk bayi dan anak-anak. Selalu menjaga kesehatan dengan konsumsi makanan bergizi, olah raga teratur, cukup beristirahat, cuci tangan dengan teratur.
Konsultasikan ke dokter apabila Anda atau anak Anda mengalami gejala pneumonia bakteri berikut:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis pneumonia bakteri agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved