1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Atresia bilier menyerang organ hati dan saluran empedu pada bayi.
Atresia bilier adalah penyakit langka yang menyerang organ hati dan saluran empedu pada bayi. Kondisi ini menyebabkan saluran empedu (baik yang berada di dalam maupun di luar organ hati) menjadi rusak dan tersumbat.
Akibatnya, fungsi hati dapat terganggu dan menimbulkan berbagai komplikasi seperti sirosis atau gagal hati. Jika tidak segera ditangani, angka keberhasilan hidup bayi yang mengalami atresia bilier sangat kecil. Hanya sekitar 10% yang berhasil hidup selama 3 tahun, dan rata-rata pasien meninggal pada usia 12 bulan.
Berdasarkan usia penderitanya, terdapat dua macam atresia bilier, antara lain:
Deteksi dini terhadap atresia bilier sangat penting untuk keberhasilan perawatan penyakit ini. Atresia bilier tidak dapat disembuhkan. Namun, perawatan yang tepat dapat memperpanjang harapan hidup dan kualitas hidup yang lebih baik bagi penderitanya. Penanganan untuk atresia bilier dilakukan melalui pembedahan atau transplantasi hati, diikuti dengan terapi nutrisi.
Bayi dengan atresia biasanya terlahir normal. Gejala atresia bilier mulai muncul antara 2-6 minggu setelah kelahiran, yang meliputi:
Baca juga: Bayi Tampak Kuning saat Lahir, Apakah Keadaan Ini Normal?
Atresia bilier terjadi ketika aliran empedu tersumbat. Berikut ini penjelasannya.
Sel-sel di dalam hati menghasilkan cairan yang disebut empedu dan berfungsi untuk mencerna lemak serta membawa produk limbah dari hati ke usus. Limbah tersebut yang merupakan sisa metabolisme tubuh kemudian diekskresikan (proses pembuangan).
Pada bayi yang mengalami atresia bilier, aliran empedu dari hati ke kantung empedu tersumbat. Hal ini menyebabkan cairan empedu terperangkap di dalam hati sehingga menyebabkan kerusakan dan jaringan parut pada sel-sel hati (sirosis), dan akhirnya berkembang menjadi gagal hati.
Penyebab tersumbatnya aliran empedu pada pasien atresia bilier masih belum diketahui secara pasti.
Namun, beberapa faktor berikut ini diyakini dapat memicu terjadinya atresia bilier:
Atresia bilier bukan penyakit menular dan tidak diturunkan dari satu anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya. Kasus atresia bilier dilaporkan lebih sering terjadi pada anak perempuan yang lahir prematur. Selain itu, bayi dengan ras Asia dan Afrika-Amerika juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.
Untuk mendiagnosis atresia bilier, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengetahui riwayat medis pasien. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis atresia bilier yaitu:
Pemeriksaan darah pada pasien atresia bilier dilakukan untuk mengukur:
Dengan mengambil sampel jaringan hati anak dan diperiksa kelainannya. Operasi diagnostik juga mungkin dilakukan. Dokter bedah melihat hati dan saluran empedu dengan membuat luka di perut. Jika atresia bilier terdiagnosis, dokter bedah dapat mengobatinya pada waktu yang bersamaan.
Advertisement
Atresia bilier adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Tidak ada obat yang dapat membuka sumbatan saluran empedu. Namun, ada dua operasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan harapan hidup anak dengan atresia bilier dan meningkatkan kualitas kehidupannya.
Operasi yang dapat menjadi pilihan perawatan adalah kasai portoenterostomi dan transplantasi hati.
Operasi ini dilakukan dengan menghubungkan saluran empedu dari hati langsung ke saluran usus. Operasi ini baik dilakukan pada bayi sebelum berusia 3 bulan. Prosedur ini bermanfaat karena memungkinkan anak untuk tumbuh dan tetap dalam kesehatan yang cukup baik selama beberapa tahun. Meski pada akhirnya, kerusakan hati umumnya akan tetap terjadi.
Prosedur Kasai dapat berhasil tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
Operasi transplantasi hati dengan mengangkat hati yang rusak dan menggantinya dengan organ hati dari pendonor. Transplantasi hati bisa berupa:
Setelah operasi, hati baru mulai berfungsi dan kesehatan anak semakin membaik dengan cepat. Setelah menjalani transplantasi hati, anak-anak perlu minum obat untuk mencegah tubuh menolak organ baru. Penolakan berisiko terjadi sebagai salah satu mekanisme perlindungan normal tubuh yang membantu melawan invasi virus, tumor, dan zat asing lainnya.
Dokter akan meresepkan obat-obatan dari golongan imunosupresan seperti:
Meskipun telah menjalani operasi dengan prosedur Kasai, anak dengan atresia bilier masih dapat mengalami rendahnya aliran empedu dan kerusakan hati yang dapat menyebabkan masalah dalam mencerna lemak dan penyerapan vitamin, kehilangan selera makan, peningkatan metabolisme,dan penurunan kadar protein, vitamin serta mineral.
Oleh karena itu, agar anak dengan atresia bilier mendapat nutrisi yang cukup, dokter akan menyarankan:
Tanpa terapi dini, atresia bilier dapat menyebabkan sirosis hepar dalam waktu 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Pada usia 2 tahun, pasien akan membutuhkan transplantasi hati agar bisa bertahan.
Berikut ini beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada atresia bilier:
Baca juga: Perawatan Bayi Baru Lahir, Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?
Tidak ada cara untuk mencegah atresia bilier, karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, mencegah infeksi sejak dini dapat menjadi cara untuk meminimalkan risiko terjadinya atresia bilier.
Ibu yang sedang mengandung harus menghindari berbagai penyakit dengan menjaga kebersihan yang baik dan mengusahakan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama.
Selain itu, imunisasi dapat menjadi pilihan pencegahan infeksi dalam beberapa kasus. Misalnya dengan mendapatkan vaksin rotavirus untuk mencegah infeksi rotavirus.
Sementara itu, tidak ada yang dapat dilakukan jika bayi sudah mengalami penyumbatan atau kerusakan saluran empedu saat masih dalam kandungan.
Baca jawaban dokter: Makanan sehat untuk ibu hamil, apa saja?
Segera berkonsultasi dengan dokter jika anak Anda mengalami gejala dan tanda penyakit hati seperti kulit dan mata menguning, tinja pucat, urine gelap, dan sulit meningkatkan berat badan.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis atresia bilier agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved