logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Mata

Astigmatisme

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Astigmatisme sering disebut juga dengan mata silinder

Astigmatisme adalah kelainan penglihatan karena lengkungan kornea yang tidak normal

Pengertian astigmatisme

Astigmatisme adalah kelainan penglihatan yang membuat mata tidak bisa memfokuskan cahaya secara merata. Astigmatisme sering terjadi sejak lahir dan kerap muncul bersamaan dengan rabun jauh atau rabun dekat.

Astigmatisme dapat terjadi karena bentuk lengkungan kornea atau lensa mata yang tidak seperti seharusnya. Normalnya, kornea dan lensa melengkung sempurna seperti bola bundar.

Namun pada penderita astigmatisme, lengkungan kornea berbentuk seperti telur. Hal ini dapat menganggu proses pembiasan cahaya di mata, sehingga menyebabkan pandangan mata menjadi kabur baik saat melihat jarak dekat atau jauh.

Astigmatisme yang sering juga disebut dengan mata silinder, dapat diatasi dengan penggunaan alat bantu seperti kacamata atau lensa kontak. Operasi mata adalah salah satu cara untuk mengatasi kondisi ini secara permanen.

Tanda dan gejala astigmatisme

Gejala yang terjadi pada pengidap astigmatisme antara lain:

  • Penglihatan kabur atau terdistorsi
  • Terjadi kelelahan atau ketidaknyamanan pada mata
  • Sakit kepala
  • Kesulitan untuk melihat di malam hari
  • Sering menyipitkan mata

Baca juga: Mata Buram Sebelah, Apakah Penyebabnya?

 

Penyebab astigmatisme

Berdasarkan penyebabnya, astigmatisme dibagi menjadi dua tipe, yakni:

  • Astigmatisme kornea, yang terjadi ketika kornea memiliki lengkungan tidak sesuai.
  • Astigmatisme lentikuler, yang terjadi saat lensa mata tidak memiliki lengkungan tepat.

Ketidaksesuaian lengkungan kornea atau lensa tersebut akan menghasilkan gangguan pada proses pembiasan mata yang disebut refraksi. Pada penglihatan normal, cahaya yang masuk ke mata akan terfokus dibiaskan ke arah retina (bagian mata yang sensitif cahaya).

Lain halnya pada penderita astigmatisme. Sebagian cahaya yang masuk ke mata akan dibengkokan ke arah lain, alih alih seluruhnya terfokus pada retina. Akibatnya, pandangan yang dihasilkan akan menjadi kabur.

Adapun yang menyebabkan seseorang memiliki kelainan bentuk pada kornea atau lensa mata belum sepenuhnya diketahui. Namun, berbagai faktor berikut diketahui dapat menjadi pemicunya, antara lain sebagai berikut ini.

Faktor umum yang dapat meningkatkan kemungkinan astigmatisme:

  • Keturunan (genetik)
  • Komplikasi dari jenis operasi mata tertentu, seperti pengangkatan katarak
  • Riwayat jaringan parut atau penipisan pada kornea
  • Riwayat rabun jauh atau rabun dekat yang parah

Faktor risiko astigmatisme pada anak-anak meliputi:

  • Usia 6-12 bulan
  • Rabun jauh dan rabun dekat
  • Memiliki ibu yang merokok semasa mengandung

Diagnosis astigmatisme

Astigmatisme didiagnosis dengan pemeriksaan mata dasar, yang meliputi:

  • Tes penilaian ketajaman visual

Pada pemeriksaan ini, dokter akan meminta pasien untuk membaca huruf yang disediakan pada jarak tertentu untuk menentukan kemampuannya dapat melihat huruf tersebut.

  • Penilaian refraksi

Pemeriksaan ini dapat mendeteksi masalah penglihatan seperti astigmatisme, rabun dekat, rabun jauh, atau presbiopia. Dokter akan menggunakan berbagai instrumen dan meminta pasien melihat melalui beberapa lensa untuk menguji jarak dan penglihatan jarak dekat.

  • Keratometri

Keratometri adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur kelengkungan kornea mata. Dokter akan melakukan tes ini dengan melihat mata pasien melalui alat yang dinamakan keratometer.

Advertisement

Cara mengobati astigmatisme

Tujuan pengobatan astigmatisme adalah untuk memperbaiki penglihatan dengan membantu memfokuskan cahaya pada retina melalui beberapa pilihan berikut ini.

  • Kacamata

Hampir semua kasus astigmatisme dapat diperbaiki dengan menggunakan kacamata. Lensa korektif pada kacamata dapat mengobati astigmatisme dengan mengkompensasi lengkungan kornea. Dokter akan meresepkan lensa yang memiliki tambahan silinder khusus agar dapat memberikan penglihatan yang jelas di semua jarak. Pasien yang berusia di atas usia 40 atau anak-anak mungkin diperlukan lensa tambahan bifokal atau progresif.

  • Lensa kontak.

Bagi beberapa individu, lensa kontak menawarkan penglihatan yang lebih jelas dan bidang pandang yang lebih luas daripada kacamata. Namun karena lensa kontak langsung dikenakan pada mata, penggunaanya memerlukan evaluasi dan perawatan khusus sesuai standar kesehatan mata.

  • Orthokeratology (Ortho-k)

Pilihan lain untuk mengobati mata silinder adalah ortokeratologi yang juga dikenal sebagai terapi bias kornea. Dalam prosedur non-bedah ini, pasien akan mengenakan serangkaian lensa kontak kaku (rigid) yang dirancang khusus untuk membentuk kembali lengkungan kornea secara bertahap.

Lensa tersebut akan memberi tekanan pada kornea untuk meratakannya. Hal ini dapat mengubah fokus cahaya yang masuk ke mata. Pasien akan diminta memakai lensa kontak untuk waktu yang terbatas, misalnya selama semalaman atau hingga waktunya untuk dilepas.  

Tindakan medis yang melibatkan sinar laser seperti laser in situ keratomileusis (LASIK) atau photorefractive keratectomy (PRK) juga dapat menjadi pilihan pengobatan astigmatisme pada orang dewasa. Melalui prosedur ini, sinar laser akan membentuk kembali kornea dengan menghilangkan sejumlah kecil jaringan kornea.

Baca juga: 7 Jenis Olahraga Mata yang Bermanfaat untuk Jaga Kesehatannya

Komplikasi

Apabila tidak ditangani, astigmatisme dapat menimbulkan komplikasi seperti ambliopia (mata malas). Kondisi ini dapat membuat sebelah mata penderitanya tidak bisa memokuskan penglihatan.

Baca jawaban dokter: Mengapa terasa pusing setelah menggunakan kacamata pada mata silinder?

Cara mencegah astigmatisme

Astigmatisme tidak dapat dicegah. Namun, perkembangan penyakitnya dapat diperlambat dengan:

  • Sering mengontrol kesehatan mata walaupun masih dapat melihat dengan jelas
  • Melindungi mata dari sinar matahari
  • Menggunakan pelindung mata seperti kacamata untuk menghindari trauma mata pada kegiatan tertentu yang berisiko seperti olahraga atau saat menggunakan zat kimia berbahaya untuk mata
  • Mengonsumsi makanan sehat
  • Tidak merokok
  • Memakai kacamata atau lensa kontak dengan ukuran yang tepat
  • Menggunakan penerangan yang cukup
  • Tidak berlebihan dalam menggunakan komputer, televisi dan perangkat berlayar lainnya.

Baca juga: Ini 8 Makanan untuk Kesehatan Mata Jangka Panjang

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika pernah mengalami berbagai gejala astigmatisme.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum menjalani pemeriksaan dokter, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter biasanya akan memberi beberapa pertanyaan, seperti:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan Anda pertama kali mengalami gejala-gejala tersebut?
  • Apakah ada anggota keluarga Anda yang menggunakan kacamata atau lensa kontak?
  • Apakah Anda tahu berapa usia mereka ketika mereka mulai mengalami gangguan penglihatan?
  • Kapan pertama kali Anda mulai memakai kacamata atau lensa kontak?
  • Sudahkah Anda mulai mengonsumsi obat baru, suplemen, atau obat herbal?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis astigmatisme agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

Advertisement

penyakit matapenglihatan kaburastigmatisme

Bagikan

Dokter Terkait

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved