1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Arthritis atau radang sendi bisa ditandai dengan nyeri sendi
Arthritis adalah peradangan pada sendi dengan gejala utama berupa nyeri dan kaku pada sendi. Kondisi ini juga disebut radang sendi dan umumnya memberat seiring bertambahnya usia penderita.
Arthritis memiliki banyak jenis, tetapi yang paling sering terjadi adalah osteoarthritis dan rheumatoid arthritis (rematik).
Gejala arthritis biasanya terasa memberat seiring waktu. Namun ada juga kondisi yang muncul secara mendadak.
Arthritis paling sering terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit ini juga dapat diderita oleh anak-anak, remaja, dan kalangan dewasa muda.
Selain usia, jenis kelamin perempuan dan berat badan berlebih juga bisa menjadi faktor risiko dari arthritis.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, diperkirakan ada sekitar 7,3 persen orang Indonesia yang mengidap radang sendi.
Penanganan arthritis tergantung pada jenisnya. Tujuan utama pengobatan adalah mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Radang Sendi (Arthritis) | |
---|---|
Dokter spesialis | Dokter Penyakit Dalam |
Gejala | Nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi |
Faktor risiko | Faktor keturunan, penuaan, jenis kelamin |
Metode diagnosis | Tanya jawab, pemeriksaan laboratorium, pencitraan |
Pengobatan | Obat-obatan, fisioterapi, operasi |
Obat | Analgesik, NSAID, NMARD |
Komplikasi | Patah tulang, osteoporosis, gangguan neurologis |
Kapan harus ke dokter? | Nyeri dan kaku memberat, demam, penderita anak-anak |
Gejala arthritis yang muncul akan tergantung dari tipenya. Namun secara umum, keluhannya bisa berupa:
Nyeri sendi dapat terjadi terus menerus atau hilang timbul. Nyeri juga dapat dirasakan oleh satu atau lebih sendi.
Pada beberapa jenis arthritis, kaku dirasakan saat bangun tidur di pagi hari atau setelah duduk dalam waktu yang lama. Pada jenis arthritis yang lain, kaku dapat terjadi setelah berolahraga. Kaku juga dapat dirasakan terus menerus.
Pada beberapa jenis arthritis, kulit di sekitar persendian mengalami bengkak, kemerahan, dan terasa hangat bila disentuh.
Bila pasien mengalami kesulitan dalam menggerakkan sendi atau bahkan berdiri dari kursi saja sudah terasa sulit maupun nyeri, hal ini dapat menandakan pasien mengalami arthritis atau kelainan sendi lainnya.
Pada beberapa kasus, arthritis juga dapat menyebabkan kekuatan di sekitar persendian menurun.
Keluhan-keluhan tersebut dapat hilang timbul atau menetap dan berkembang makin parah, tergantung pada jenis arthritis yang dialami oleh penderita.
Penyebab arthritis akan tergantung pada masing-masing jenis yang dialami oleh penderita. Berikut penjelasannya:
Sendi normal memiliki lapisan jaringan yang licin dan berguna melindungi sendi. Pada OA lapisan tersebut mengalami pengikisan.
OA adalah penipisan tulang rawan sendi seiring dengan bertambahnya usia. Oleh sebab itu, OA lebih sering diderita oleh kelompok usia 50 tahun ke atas. Faktor yang meningkatkan risiko OA adalah usia, genetik dan obesitas.
RA disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang synovium (jaringan yang melapisi sendi). Faktor–faktor yang meningkatkan risiko RA adalah jenis kelamin wanita, umur (umumnya antara 30-60 tahun) dan genetik.
Gout arthritis merupakan suatu jenis arthritis yang disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi di dalam tubuh. Asam urat ini bisa menumpuk pada sendi manapun, namun paling sering pada ibu jari kaki.
Psoriasis arthritis adalah kondisi radang sendi yang dapat dialami oleh pasien yang menderita penyakit psoriasis.
Ankylosing spondylitis adalah kondisi peradangan jangka panjang ada tulang, otot, dan ligamen (jaringan penghubung tulang) pada tulang belakang yang menyebabkan kaku dan sendi menyatu.
Kondisi yang dikenal juga dengan nama osteoarthritis degeneratif ini menyerang sendi dan tulang di bagian leher.
Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pada otot, ligamen, dan tendon (jaringan pengubung tulang dan otot).
Lupus merupakan penyakit autoimun yang dapat menyerang berbagai organ dan jaringan tubuh, termasuk sendi.
Enteropathic arthritis adalah suatu jenis arthritis yang terkait dengan inflammatory bowel disease (IBD). IBD terdiri atas dua tipe, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.
Satu dari lima pasien dengan IBD dapat mengalami enteropathic arthritis. Area sendi yang paling sering terkena adalah sendi tungkai dan tulang belakang.
Arthritis reaktif menyebabkan peradangan pada sendi, mata, dan saluran kencing. Kondisi ini dapat terjadi setelah infeksi saluran kemih, infeksi pada organ genital, dan infeksi tenggorokan.
Kondisi yang disebabkan oleh kondisi autoimun ini paling sering menyerang pasien berusia 50 tahun ke atas. Polymyalgia rheumatica ditandai dengan nyeri dan kaku pada otot bahu dan paha. Polymyalgia rheumatica juga dapat menyebabkan radang sendi.
JIA atau juvenile rheumatoid arthritis (JRA) merupakan arthritis yang terjadi pada anak-anak. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan sistem imun.
Bila tidak ditangani, JIA dapat memicu kerusakan permanen pada sendi.
Faktor risiko arthritis antara lain:
Pasien yang memiliki keluarga dengan arthritis lebih berisiko mengalami kondisi ini. Terdapat beberapa gen yang membuat seseorang lebih rentan terhadap hal-hal yang dapat memicu terjadinya arthritis.
Semakin bertambahnya usia, semakin tinggi risiko seseorang mengalami arthritis jenis tertentu, seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dan gout arthritis.
Wanita lebih rentan mengalami rheumatoid arthritis, sementara gout arthritis lebih sering dialami oleh laki-laki.
Cedera pada sendi misalnya karena berolahraga juga dapat memicu terjadinya arthritis.
Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban pada sendi lutut, pinggang, dan tulang belakang. Oleh karena itu, pasien dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami arthritis.
Diagnosis arthritis biasanya ditentukan dengan cara-cara di bawah ini:
Dokter akan menanyakan gejala serta faktor risiko pasien
Dokter akan memeriksa area sendi yang terada nyeri dan kaku.
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan meliputi tes darah, urine, dan cairan sendi.
Beberapa jenis pemeriksaan radiologi dapat mendeteksi kelainan sendi yang dapat menyebabkan gejala pada pasien. Beberapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi:
Rontgen dapat membantu dokter untuk melihat ada tidaknya kerusakan atau kelainan tulang, maupun terkikisnya tulang rawan.
Pemindaian ini memang kurang efektif untuk mendeteksi kerusakan sendi di stadium awal. Namun rontgen sering digunakan untuk menilai perkembangan penyakit.
CT scan digunakan untuk memeriksa struktur tulang dan jaringan lunak di sekitarnya.
MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan energi gelombang radio dengan medan magnet yang kuat untuk menghasilkan gambar struktur jaringan lunak seperti tulang lunak, tendon, dan ligamen dengan lebih mendetail.
USG menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar jaringan lunak, kartilago, dan bursa (struktur berisi cairan di sekitar sendi).
Prosedur ini juga digunakan untuk membantu dokter dalam mengarahkan jarum saat melakukan biopsi cairan sendi dan penyuntikan obat pada sendi.
Advertisement
Cara mengobati arthritis tergantung pada tipe yang menyerang penderita. Pasalnya, tiap jenis penyakit ini memiliki penyebab yang berbeda-beda.
Dokter dapat meresepkan beberapa obat berikut:
Obat pereda rasa sakit dapat digunakan untuk membantu meredakan nyeri, namun tidak dapat mengurangi peradangan. Obat pereda rasa nyeri yang dijual bebas antara lain parasetamol. Bagi pasien dengan nyeri yang lebih berat, dokter dapat meresepkan obat golongan opioid seperti tramadol.
Obat OAINS dapat mengurangi rasa nyeri dan peradangan pada sendi. Contohnya, ibuprofen.
Namun efek samping OAINS perlu diperhatikan. Misalnya, iritasi lambung dan meningkatnya risiko serangan jantung atau stroke.
Obat kortikosteroid dapat meredakan peradangan dan menekan sistem imun tubuh. Beberapa jenis kortikosteroid dapat berupa tablet atau suntik yang dapat langsung disuntikkan ke sendi yang mengalami arthritis.
DMARD sering digunakan untuk mengatasi rheumatoid arthritis. Obat ini bekerja dengan menghambat sistem imun tubuh agar tidak menyerang sendi. Contohnya meliputi methotrexate dan hydroxychloroquine.
Biologic response modifiers dapat menargetkan berbagai molekul protein yang berperan dalam sistem imun, sehingga berperan dalam mengurangi peradangan. Obat jenis ini biasanya diberikan bersama dengan DMARD.
Mengoleskan salep atau krim yang mengandung mentol, salisilat, atau capsaicin, juga bisa membantu dalam mengurangi nyeri.
Selain obat-obatan, fisioterapi dapat dianjurkan untuk mengatasi beberapa jenis arthritis. Latihan fisik bisa meningkatkan lingkup gerak sendi dan menguatkan otot-otot di sekitar sendi.
Pada beberapa kasus, alat penyokong sendi juga dapat disarankan. Misalnya, splint dan brace.
Jika penanganan dengan obat dan fisioterapi tidak cukup, dokter akan menyarankan operasi. Beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan meliputi:
Pada beberapa kasus, permukaan sendi dapat diperhalus atau diluruskan untuk mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi gerak. Operasi perbaikan sendi dilakukan dengan metode arthroscopy, yakni melalui sayatan kecil pada sendi.
Pada prosedur ini, dokter akan mengganti sendi yang rusak dengan sendi buatan. Sendi yang paling sering diganti adalah sendi pinggang dan lutut.
Operasi joint fusion melibatkan pengangkatan ujung-ujung tulang yang membentuk sendi dan menyatukan kedua tulang tersebut. Prosedur ini lebih sering dilakukan pada sendi-sendi kecil, seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, atau jari-jari tangan dan kaki.
Cara mencegah arthritis dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko semaksimal mungkin. Beberapa upaya pencegahan yang disarankan meliputi:
Ikan yang mengandung omega-3, dapat mengurangi peradangan pada tubuh. Wanita yang mengonsumsi ikan secara rutin dikatakan memiliki risiko rheumatoid arthritis yang lebih rendah.
Wanita dengan berat badan berlebih empat kali lebih rentan mengalami osteoarthritis. Pola makan yang baik dan olahraga rutin dapat membantu menurunkan berat badan.
Olahraga jenis areobik seperti berjalan atau berenang disarankan untuk mencegah arthritis. Tambahkan dengan stretching (pergangan) untuk menjaga fleksibilitas dan lingkup gerak sendi. Olahraga dapat memperkuat otot di sekitar sendi sehingga melindungi sendi dari arthritis.
Praktikkan postur tubuh yang benar ketika berdiri, duduk, atau mengangkat beban. Misalnya, tekuk lutut dan gunakan sebagai tumpuan saat mengangkat barang berat dari lantai.
Cedera pada sendi akibat olahraga atau kecelakaan, dapat merusak tulang rawan di sekitar sendi. Jadi senantiasa lakukan pemanasan sebelum olahraga dan berolahragalah dengan teknik yang benar.
Anda juga dianjurkan untuk memakai alat pelindung dan pengaman sendi sesuai dengan jenis olahraganya.
Anda perlu menghubungi dokter apabila mengalami gejala-gejala berikut:
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis arthritis. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved