logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Arteriovenous Malformation

1 Jun 2021

| Dedi Irawan

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Arteriovenous malformation berupa munculnya jalur pintas antara arteri dan vena

Arteriovenous malformation adalah munculnya jalur pintas antara arteri dan vena

Pengertian arteriovenous malformation

Arteriovenous malformation (AVM) adalah istilah medis untuk terdapatnya jalur pintas yang menghubungkan arteri dan vena. Akibatnya, aliran darah menjadi terganggu.

Normalnya, darah dipompa dari jantung ke seluruh tubuh lewat pembuluh darah arteri besar. Pembuluh darah ini memiliki cabang-cabang yang lebih kecil sampai menjadi pembuluh darah kapiler yang sangat kecil.

Pembuluh darah kapiler tersebut bertugas membawa darah kaya oksigen dan nutrisi ke seluruh organ tubuh, serta mengangkut zat sisa-sisa metabolisme di jaringan dan organ tubuh.

Pada arteriovenous malformation, terdapat jalur pintas antara pembuluh darah arteri dan vena yang seharusnya tidak ada. Hal ini akan menyebabkan masalah karena pembuluh darah vena tidak dapat menampung darah yang banyak dari arteri.

Pembuluh darah yang melemah tersebut juga bisa mengalami pelebaran (aneurisma) yang sewaktu-waktu dapat pecah dan mengakibatkan perdarahan. Bila ini terjadi, kerusakan jaringan atau organ akan muncul karena tidak ada pasokan darah yang memadai.

Arteriovenous malformation dapat muncul di bagian tubuh mana saja. Namun bagian tubuh yang paling sering mengalaminya adalah otak dan tulang belakang (medula spinalis).

 

Tanda dan gejala arteriovenous malformation

Pada kebanyakan kasus, gejala arteriovenous malformation tidak menyebabkan gejala apapun sampai perdarahan muncul. Ketika terjadi perdarahan, keluhan yang dirasakan oleh pengidap bisa bervariasi, sesuai dengan bagian tubuh mana yang mengalaminya.

AVM otak

Bila terjadi pada otak, gejala AVM yang umumnya dialami oleh penderita meliputi:

  • Sakit kepala hebat yang tiba-tiba. Penderita seringkali menggambarkannya sebagai sakit kepala terhebat yang pernah dia alami
  • Muntah
  • Leher yang kaku dan sulit digerakkan
  • Kejang-kejang
  • Migrain
  • Adanya bunyi aliran darah atau sensasi seperti berdenging di telinga. Gejala ini disebabkan oleh aliran darah yang melewati kumparan pembuluh darah arteri dan vena

AVM sumsum tulang belakang

Jika AVM terjadi pada sumsum tulang belakang, gejalanya bisa berupa:

  • Nyeri punggung yang berat dan muncul tiba-tiba
  • Kelemahan pada kaki serta tangan
  • Kelumpuhan

Risiko perdarahan pada penderita arteriovenous malformation adalah sekitar 2-3 persen per tahun. Sementara kasus kematian akibat perdarahan AVM yang pertama kali terjadi, berkisar antara 10 hingga 30 persen.

Ketika perdarahan arteriovenous malformation telah terjadi, penderita lebih berisiko untuk kembali mengalami perdarahan pada rentang satu tahun pertama setelahnya.

Defek Galen

Tipe lain dari arteriovenous malformation adalah defek Galen. Kondisi ini biasanya memicu gejala tak lama setelah bayi lahir. Gejalanya meliputi:

  • Penimbunan cairan di otak yang menyebabkan pembesaran lingkar kepala (hidrosefalus)
  • Pembengkakan pembuluh darah vena di kulit kepala
  • Tumbuh kembang yang terhambat
  • Kejang-kejang
  • Gagal jantung

 

Penyebab arteriovenous malformation

Penyebab arteriovenous malformation belum diketahui hingga saat ini. Namun pada pakar memperkirakan faktor genetik berperan sebagai pemicu munculnya hubungan pintas antara vena dengan arteri ini.

Sebagian besar peneliti setuju bahwa arteriovenous malformation sudah terjadi sejak perkembangan janin. AVM lebih umum terjadi pada pria daripada wanita.

 

Diagnosis arteriovenous malformation

Dokter akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pengidap. Setelahnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan serangkaian pemeriksaan penunjang di bawah ini untuk menentukan diagnosis arteriovenous malformation:

  • CT scan

Pemeriksaan in bertujuan menilai struktur bagian tubuh yang diperkirakan mengalami AVM. Misalnya, mendeteksi ada tidaknya perdarahan dalam otak.

Ada pula teknologi terbaru bernama CT scan angiografi yang dapat membantu dokter untuk meliihat kondisi pembuluh darah arteri di dalam otak.

  • MRI

MRI digunakan untuk melihat jaringan lunak otak secara lebih mendetail.

  • Angiogram

Angiogram menggunakan kateter yang dimasukkan ke pembuluh darah arteri Anda. Ketika kateter sudah dimasukkan, cairan kontras akan disuntikkan ke pembuluh darah. Dokter kemudian mengambil gambarnya lewat X-ray.

 

Advertisement

Cara mengobati arteriovenous malformation

Penanganan arteriovenous malformation tergantung pada seberapa parah gejala yang dialami oleh penderita. Berikut penjelasannya:

Pemantauan

Bila penderita belum pernah mengalami perdarahan, dokter akan menganjurkan pemantauan kondisi (observasi). Dokter juga akan memberikan obat antikejang dan obat penurun tekanan darah untuk mencegah perdarahan.

Operasi

Operasi dilakukan hanya bila seseorang berisiko tinggi untuk mengalami perdarahan dan memiliki ukuran arteriovenous malformation yang kecil dengan lokasi yang mudah dijangkau melalui operasi.

Sebelum operasi, Anda akan menerima pembiusan umum atau bius total. Ini berarti, Anda takkan sadar selama operasi berlangsung.

Dokter bedah saraf kemudian membuat lubang di tulang tengkorak dan dokter akan mencari letak arteriovenous malformation. Setelah ditemukan, dokter akan mengecilkan dan mengangkat kumparan pembuluh darah arteri dan vena yang terbentuk dengan teknik laser atau elektrokauter.

Setelah operasi selesai, Anda biasanya perlu menjalani rawat inap selama lima hingga tujuh hari. Durasi opname ini bisa lebih lama bila terdapat komplikasi.

Pembedahan dapat menghilangkan arteriovenous malformation secara tuntas.

Jenis prosedur medis lain yang mungkin disarankan oleh dokter untuk menangani arteriovenous malformation adalah endovascular embolization dan stereotactic radiosurgery.

Endovascular embolization bertujuan mengurangi aliran darah dan menurunkan risiko komplikasi arteriovenous malformation. Karena itu, prosedur ini umumnya dilakukan sebelum operasi lainnya.

Sementara stereotactic radiosurgery menggunakan sinar radiasi energi tinggi untuk menghancurkan pembuluh darah agar suplai darah ke AVM bisa terhenti. Prosedur ini umumnya dilakukan pada AVM ukuran kecil yang belum pecah.

 

Komplikasi arteriovenous malformation

Bila tidak ditangani dengan baik, arteriovenous malformation dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Kerusakan otak
  • Perdarahan intraserebral yang terjadi di dalam otak
  • Gangguan bicara
  • Rasa kebas pada area muka atau tubuh
  • Sakit kepala yang persisten
  • Kejang-kejang
  • Perdarahan subaraknoid yang terjadi pada ruang di antara otak dan tulang tengkorak
  • Gangguan penglihatan
  • Hidrosefalus
  • Kelemahan pada anggota gerak tubuh

 

Cara mencegah arteriovenous malformation

Karena arteriovenous malformation bisa terjadi sejak dalam penderita berada kandungan dan penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, belum ada tindakan pencegahan yang dapat dilakukan hingga sekarang.

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segeralah berkonsultasi ke dokter bila Anda mengalami gejala arteriovenous malformation dan ke unit gawat darurat rumah sakit bila Anda mengalami:

  • Kebas pada area tubuh manapun
  • Kejang-kejang
  • Sakit kepala yang sangat berat
  • Muntah-muntah
  • Kelemahan pada anggota gerak tubuh

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:

  • Apa saja gejala yang Anda alami?
  • Sejak kapan gejala tersebut muncul?
  • Apakah gejala yang Anda alami berlangsung terus-menerus atau hilang dan timbul?
  • Seberapa berat gejala yang Anda alami?
  • Apa saja hal yang memperparah dan mengurangi gejala Anda?
  • Apakah Anda sudah mencari pertolongan medis sebelumnya? Bila iya, bagaimana efektivitas dari pengobatan tersebut?

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bisa menganjurkan beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis arteriovenous malformation sekaligus tingkat keparahannya.

 

Advertisement

penyakit otakpembuluh darahperdarahanpenyakit genetik

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved