1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Angioedema termasuk reaksi alergi
Angioedema adalah bentuk reaksi alergi pada kulit atau membran mukosa. Kondisi ini menyebabkan pembengkakan pada lapisan kulit bagian dalam.
Pada beberapa kasus, angioedema muncul bersamaan dengan urtikaria atau biduran. Inilah mengapa angioedema juga disebut giant hives (biduran raksasa).
Kelopak mata, bibir, dan lidah merupakan bagian tubuh yang paling rentan mengalami angioedema bila dibandingkan dengan area tubuh yang lain karena bagian ini adalah jaringan yang longgar. Gangguan kulit ini dapat menjadi kondisi medis yang serius. Karena itu, segeralah cari pertolongan medis bila Anda mengalaminya.
Jenis angioedema ada beberapa macam yang berbeda penyebabnya. Adapun jenis tersebut antara lain:
Kondisi ini ketika muncul hampir selalu dengan urtikaria. Kondisi ini biasanya muncul dalam 1 hingga 2 jam setelah terpapar alergen. Pemicunya bisa berupa makanan, obat tertentu, serangga, dan bahan tertentu.
Jenis ini kemunculannya mungkin membutuhkan waktu berhari-hari hingga berbulan-bulan setelah pertama kali mengonsumsi obat.
Angioedema jenis ini merupakan kondisi kronis dan sering kambuh. Biasanya kondisi ini muncul bersamaan dengan urtikaria. Kasus ini kebanyakan tidak diketahui penyebabnya.
Ini merupakan jenis penyakit bawaan yang kemunculannya sangat jarang terjadi. Kondisi ini terjadi karena adanya gen abnormal yang membuat tubuh mengalami kekurangan protein darah.
Berbeda dengan yang diturunkan, jenis ini biasanya didapat belakangan, bukan sejak lahir. Kondisi ini mungkin terkait dengan limfoma sel B atau antibodi yang menyerang inhibitor C1.
Kondisi ini merupakan bentuk kronis dari urtikaria.
Angioedema | |
---|---|
Dokter spesialis | Dokter Umum |
Gejala | Pembengkakan dan ruam merah di kulit |
Faktor risiko | Riwayat keluarga, pernah mengalami angioedema, lupus |
Metode diagnosis | Pemeriksaan fisik dan riwayat keluarga, tes kulit, tes C1 esterase inhibitor |
Pengobatan | Menghindari alergen, obat-obatan, intubasi |
Obat | Epinefrin, antihistamin, kortikosteroid |
Komplikasi | Anafilaksis |
Kapan harus ke dokter? | Mengalami gejala angioedema dan anafilaksis |
Gejala angioedema yang paling sering muncul adalah pembengkakan disertai ruam kemerahan pada kulit. Gejala ini bisa muncul secara terbatas pada satu bagian, atau beberapa area tubuh saja.
Namun pada kasus yang berat, pembengkakan dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Bagian yang bengkak bisa terasa gatal atau tidak. Sensasi nyeri dan panas pun bisa menjadi gejala penyerta.
Apabila angioedema terjadi pada membran mukosa di saluran pencernaan, nyeri perut bisa Anda alami. Pada kasus yang jarang, angioedema bisa memicu pembengkakan mukosa tenggorokan dan menyebabkan suara serak serta gangguan pernapasan.
Angioedema terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi. Ketika Anda mengalami alergi, tubuh akan melepaskan histamin.
Pelepasan senyawa histamin akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Cairan kemudian merembes ke dalam jaringan dan menyebabkan pembengkakan.
Terdapat sejumlah pemicu alergi (alergen) yang dapat memicu angioedema. Beberapa di antaranya meliputi:
Di samping alergen tersebut, faktor-faktor risiko angioedema berikut pun bisa meningkatkan kemungkinan penyakit ini:
Pertama-tama, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar gejala yang Anda alami. Riwayat medis mengenai penyakit yang pernah atau sedang Anda derita juga akan ditanyakan.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area pembengkakan. Dokter juga akan memeriksa kondisi pernapasan Anda untuk menentukan apakah tenggorokan bengkak atau tidak.
Untuk menegakkan diagnosis angioedema dan menyelidiki penyebabnya, dokter mungkin menganjurkan serangkaian pemeriksaan penunjang berikut ini:
Advertisement
Penanganan angioedema tergantung dari seberapa berat kondisi yang dialami oleh penderita. Berikut penjelasannya:
Pada kasus yang ringan, angioedema umumnya tidak memerlukan penanganan khusus. Gejala dapat mereda sendiri dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari.
Pada kasus pembengkakan mukosa saluran napas, prioritas pengobatan utama adalah menjaga agar saluran napas tetap terbuka.
Pada kasus yang termasuk kondisi gawat darurat medis, tindakan bantuan napas buatan bisa dilakukan. Misalnya, intubasi yang akan memasukkan pipa di tenggorokan penderita agar saluran napasnya tetap terbuka.
Bila pembengkakan, rasa gatal, atau nyeri masih terjadi, dokter dapat mempertimbangkan untuk memberikan suntikan adrenalin (epinefrin), obat kortikosteroid melalui suntikan atau oral (minum), serta obat antihistamin yang diminum atau disuntikkan.
Pada penderita angioedema keturunan, serangan akut angioedema biasanya tidak membahayakan jiwa.
Namun berbeda dengan angioedema yang disebabkan hal lain, angioedema akibat keturunan biasanya tidak mempan ditangani dengan epinefrin, antihistamin, maupun kortikosteroid. Penanganan utamanya adalah dengan memberikan transfusi darah yang mengandung konsentrat C1 inhibitor.
Pada kebanyakan kasus, kondisi ini tidak membahayakan dan bahkan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa tindakan medis. Namun, komplikasi angioedema bisa terjadi ketika terjadi pembengkakan parah di dekat tenggorokan.
Jika tenggorokan dan lidah mengalami pembengkakan, jalan napas akan mengalami gangguan. Kondisi ini bisa membuat pasien mengalami kesulitan untuk bernapas.
Komplikasi angioedema yang parah mungkin dalam bentuk anafilaksis. Kondisi tersebut adalah reaksi alergi parah yang membutuhkan perawatan darurat. Jika tidak ditangani, keselamatan jiwa pasien berada dalam bahaya.
Tanda dari kondisi membahayakan jiwa ini antara lain:
Cara terbaik untuk mencegah angioedema adalah mengenali alergen yang menyebabkan reaksi alergi, dan menghindarinya.
Segera berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gejala angioedema, terutama jika:
Saat pertama kali merasakan gejala, Anda mungkin ke dokter umum dulu. Bila mencurigai kondisi Anda sebagai angioedema dan muncul kegawatdaruratan, dokter akan melakukan pertolongan pertama.
Setelah kondisi Anda stabil, dokter biasanya akan merujuk Anda ke dokter spesialis untuk mengetahui penyebab angioedema secara lebih pasti dan memberikan penanganan yang lebih komprehensif.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini akan memastikan diagnosis dan jenis alergen yang menjadi penyebab angioedema yang Anda alami.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved