1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Aneurisma otak pembuluh darah otak yang menggembung
Aneurisma otak adalah area lemah di pembuluh darah otak yang membengkak hingga membentuk gelembung berisi darah. Aneurisma otak dapat dibayangkan sebagai balon kecil yang menonjol di arteri otak.
Sebagian besar kasus aneurisma otak, atau brain aneurysm muncul tanpa gejala dan tidak menimbulkan masalah kesehatan. Seseorang dapat mengalami aneurisma otak tanpa pernah menyadarinya.
Akan tetapi dalam kasus lain, aneurisma dapat semakin membesar, bocor, atau bahkan pecah. Kondisi tersebut termasuk kondisi kritis karena dapat menyebabkan stroke, kerusakan otak, hingga kematian.
Perawatan brain aneurysm dapat bervariasi tergantung ukuran, lokasi serta tingkat keparahannya. Obat-obatan dan operasi merupakan pilihan pengobatan aneurisma otak.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Arteri dan Vena, Dua Pembuluh Darah di Tubuh
Aneurisma pada pembuluh darah otak tidak selalu menunjukkan gejala, kecuali jika aneurisma tersebut semakin membesar, bocor atau bahkan hingga pecah sehingga menyebabkan perdarahan di dalam kepala.
Pada beberapa kasus aneurisma otak yang membesar, gejala yang ditunjukkan adalah:
Sementara itu, gejala aneurisma yang pecah, meliputi:
Aneurisma serebral terbentuk ketika dinding arteri di otak menjadi tipis dan melemah. Arteri otak yang terpengaruh biasanya berada di titik arteri yang bercabang. Kondisi ini kemudian akan menyebabkan aliran darah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akibatnya, darah akan mulai mengisi ruang di arteri dan membentuk gumpalan.
Penyebab arteri otak dapat menipis atau melemah masih belum jelas. Namun, beberapa faktor berikut ini diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma:
Sebagian besar aneurisma otak tidak terdeteksi sampai aneurisma tersebut pecah, atau baru diketahui pada saat pasien menjalani tes kesehatan untuk kondisi lain.
Beberapa tes untuk mendiagnosis aneurisma otak meliputi:
Dokter akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien dan keluarga, faktor risiko, penyakit bawaan, atau masalah kesehatan terkait aneurisma.
CT Scan digunakan untuk mendeteksi kebocoran aneurisma ke otak. Prosedur ini menggunakan sinar-X untuk membuat gambar dua dimensi, atau irisan antara otak dan tengkorak. Terkadang, dokter akan mengunakan zat pewarna yang disebut pewarna kontras. Zat ini akan disuntikkan ke aliran darah sebelum pemindaian untuk menandai arteri, dan mencari kemungkinan aneurisma. Proses ini, yang disebut CT angiography (CTA), dapat menghasilkan gambar aliran darah lebih tajam dan detail di arteri otak. CTA dapat menunjukkan ukuran, lokasi, dan bentuk aneurisma.
MRI menggunakan gelombang radio yang dihasilkan komputer dan medan magnet untuk membuat gambar detail otak dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi. Prosedur ini dilakukan untuk mendeteksi perdarahan ke otak.
Teknik pencitraan ini dilakukan untuk menemukan penyumbatan di arteri di otak atau leher. Angiografi serebral dapat mengidentifikasi titik lemah di arteri yang mengakibatkan aneurisma. Melalui tes ini, dokter dapat mengetahui penyebab, lokasi, ukuran, dan bentuk perdarahan di otak.
Tes ini digunakan untuk mengukur cairan serebrospinal, yakni cairan otak yang menjadi bantalan dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Pada prosedur ini, dokter akan mengambil CSF melalui proses spinal tap (tusukan lumbal) dengan jarum tipis ke punggung bawah (tulang belakang lumbar) pasien. Cairan serebrospinal tersebut kemudian akan diuji di laboratorium. Hasilnya dapat membantu mendeteksi perdarahan di sekitar otak. Jika pendarahan terdeteksi, tes tambahan diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari perdarahan tersebut.
Baca jawaban dokter: Didiagnosis Pecah Pembuluh Darah di Otak, Apakah Bisa Sembuh?
Advertisement
Dokter akan merekomendasikan terapi tergantung dari lokasi aneurisma pada otak, ukuran, dan jumlah aneurisma, serta status perdarahan akibat robeknya aneurisma. Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan rutin untuk memantau aneurisma. Pengobatan untuk mengatasi gejala yang dialami pasien juga akan diberikan. Apabila lokasi aneurisma memungkinkan untuk dioperasi, maka pembedahan dapat dilakukan untuk memperbaiki aneurisma sebelum pecah.
Prosedur medis yang umum dilakukan untuk menangani aneurisma, di antaranya adalah:
Selain pengobatan di atas, dokter juga akan merekomendasikan beberapa hal yang diharapkan dapat menurunkan risiko aneurisma pecah, seperti menghentikan kebiasaan merokok, menjalani diet sehat (yang terdiri atas sayur, buah, daging tanpa lemak, serta produk susu rendah lemak), berolahraga teratur yang tidak berlebihan, hingga mengendalikan tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol darah.
Tanpa perawatan yang tepat, aneurisma dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Baca juga: Obat Antikoagulan Bisa Memperparah Pendarahan Otak, Benarkah?
Pencegahan terbaik aneurisma otak adalah dengan menghindari kegiatan yang dapat merusak pembuluh darah, seperti:
Aneurisma otak umumnya muncul di arteri (pembuluh darah) pada otak bagian bawah. Jika Anda atau orang terdekat mengalami sakit kepala yang sangat parah secara tiba-tiba, segera cari pertolongan medis terdekat.
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
Spesialis saraf atau ahli bedah saraf akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Anda sebelum menentukan tindakan terbaik. Pertanyaan tersebut antara lain:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis aneurisma otak agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved