1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Amiloidosis terjadi karena penumpukan amiloid
Amiloidosis adalah kondisi ketika protein abnormal bernama amiloid menumpuk di jaringan organ tubuh. Penumpukan ini mengakibatkan perubahan bentuk dan kerja organ.
Organ yang mengalami dampak akibat penumpukan amiloid ini bisa berbeda-beda pada tiap penderita. Amilioidosis paling sering berdampak pada jantung, ginjal, hati, limpa, sistem saraf pusat, dan sistem pencernaan.
Walaupun termasuk langka, amiloidosis merupakan masalah kesehatan serius. Pasalnya, penyakit ini dapat mengakibatkan gagal fungsi organ yang mengancam jiwa.
Sayangnya, gejala amiloidosis biasanya baru tampak pada tahap lanjut. Bila adapun, gejalanya tidak khas. Inilah menyebabkan amiloidosis sering tidak terdiagnosis hingga akhirnya berujung pada penanganan yang terlambat.
Sampai saat ini, belum ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan amiloidosis. Tujuan penanganan penyakit ini adalah mengendalikan gejala dan membatasi produksi protein amiloid dalam tubuh penderita.
Amiloidosis | |
---|---|
Dokter spesialis | Dokter Umum |
Gejala amiloidosis tergantung dari organ tubuh mana yang terlibat. Biasanya, gejala baru muncul ketika penyakit ini sudah mencapai tahap lanjut.
Tanda dan gejala amiloidosis dapat berupa:
Seperti disebutkan sebelumnya, amiloidosis disebabkan oleh penumpukan protein abnormal bernama amiloid. Amiloid sendiri dihasilkan oleh sumsum tulang.
Penyebab spesifik dari amiloidosis tergantung dari tipe amiloidosis yang Anda alami. Berikut penjelasannya:
Tipe ini merupakan amiloidosis yang paling sering terjadi, dan umumnya dialami oleh orang berusia 60-70 tahun. Jenis kelamin laki-laki juga lebih rentan terkena penyakit yang biasanya berdampak pada organ jantung, ginjal, kulit, saraf, dan hati.
Penyebab amiloidosis tipe AL adalah sumsum tulang yang menghasilkan antibodi abnormal, yang tidak dapat dihancurkan. Antibodi ini tersimpan di organ-organ tubuh sebagai amiloid.
Tipe amiloidosis ini paling sering mengenai organ ginjal. Namun penyakit ini bisa juga menyerang sistem pencernaan, hati, dan jantung.
Amiloidosis tipe AA terjadi karena penyakit lain. Misalnya, infeksi dan peradangan kronis, seperti penyakit sendi rematik (rheumatoid arthritis) atau inflammatory bowel syndrome (IBS).
Sesuai namanya, penyebab amiloidosis ini adalah faktor genetik. Amiloidosis keturunan paling sering menyerang hati, saraf, hati, dan ginjal.
Tipe amiloidosis ini terjadi ketika protein di darah tersimpan dalam persendian dan tendon. Sebagai akibatnya, terjadi nyeri, kaku, dan penumpukan cairan di sendi, serta menyebabkan carpal tunnel syndrome.
Amiloidosis karena dialisis dapat dialami oleh orang-orang yang menjalani dialisis atau cuci darah untuk jangka panjang.
Seperti biasa, dokter akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan keluhan dan gejala yang Anda rasakan. Dokter kemudian melanjutkan proses diagnosis dengan pemeriksaan fisik.
Bila mencurigai kondisi yang Anda sebagai amiloidosis, dokter akan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikannya. Serangkaian pemeriksaan penunjang di bawah ini bisa disarankan:
Tes darah dan tes urin merupakan pemeriksaan laboratorium yang umumnya dianjurkan. Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi ada tidaknya protein abnormal yang menandakan amiloidosis.
Tergantung dari kondisi Anda, dokter juga mungkin menganjurkan pemeriksaan fungsi kelenjar tiroid dan fungsi hati.
Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan dari bagian yang mengalami gejala amiloidosis. Sampel jaringan yang diambil biasanya berasal dari jaringan lemak perut, sumsum tulang, atau langsung dari hati dan ginjal.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan seberapa luas penumpukan amiloid pada organ-organ tubuh penderita. Ekokardiografi (USG jantung) juga dapat dilakukan untuk menentukan ukuran dan fungsi jantung.
Advertisement
Sampai sekarang, belum ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan amiloidosis. Namun langkah-langkah pengobatan berikut ini bisa diberikan guna mengendalikan gejala amiloidosis secara umum:
Sementara penanganan amiloidosis secara spesifik akan disesuaikan dengan tipenya. Mari simak penjelasannya di bawah ini:
Pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi untuk menghentikan pertumbuhan sel abnormal yang menghasilkan amiloid. Transplantasi sel punca autologus (autologous blood stem cell transplant/ASCT) juga dapat menjadi pilihan pengobatan pada amiloidosis tipe ini.
Meski begitu, ASCT hanya cocok untuk penderita amiloidosis tipe AL stadium awal, dan tidak memengaruhi kondisi jantung.
Penanganan amiloidosis tipe AA adalah dengan mengobati penyakit dasar yang memicunya. Misalnya, pemberian obat antiinflamasi pada penderita penyakit radang sendi.
Pilihan pengobatan amiloidosis karena keturunan adalah transplantasi hati.
Penanganan untuk amiloidosis ini adalah dengan mengubah mode dialisis atau menjalani transplantasi ginjal.
Amiloidosis tipe sekunder dapat Anda cegah dengan mengobati atau mencegah terjadinya penyakit inflamasi yang mendasari munculnya amiloidosis sekunder. Sementara amiloidosis tipe lain belum bisa dicegah.
Segera berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gejala amiloidosis yang tidak kunjung membaik atau malah memburuk. Jangan menunggu hingga kondisi Anda semakin parah.
Saat gejala pertama kali terasa, Anda mungkin ke dokter umum dulu. Bila mencurigai kondisi yang Anda alami sebagai amiloidosis, dokter akan merujuk Anda ke dokter spesialis.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis dan tipe amiloidosis yang Anda derita agar bisa memperoleh penanganan yang tepat guna.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved